Siapkan Diri untuk Transisi
dari Pandemi Menjadi Endemi

19 Mei 2023 | Allianz Indonesia
Memasuki tahun ketiga, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengharapkan status pandemi COVID-19 bisa berubah menjadi endemi.
Di awal pandemi, beberapa ahli memperkirakan bahwa gelombang demi gelombang varian virus tidak akan benar-benar dapat diatasi sampai setidaknya dua tahun kemudian.
 
Saat itu kita mungkin menganggap perkiraan itu tidak serius atau berdasarkan perhitungan yang salah. Namun, di sinilah kita berada sekarang, lebih dari tiga tahun telah berlalu sejak pandemi COVID-19 pertama kali melanda.
 
Dampak pandemi benar-benar terasa di tahun 2020, saat semua kegiatan di seluruh pelosok dunia dibatasi dan semua orang beraktivitas hanya di dalam rumah.
 
Saat itu seakan ada alat pengendali yang membuat dunia berhenti sejenak dalam mode pause. Tidak terbayangkan bagaimana kita dapat kembali ke situasi awal sebelum pandemi.
 
Istilah new normal pun lahir sebagai penyesuaian perubahan perilaku untuk menjalankan aktivitas normal disertai dengan penerapan protokol kesehatan yang tepat.
 
World Health Organization (WHO) telah mengumumkan bahwa tanda-tanda pandemi COVID telah menghilang secara perlahan, termasuk di Indonesia.
 
 
Namun, kita masih menunggu pengumuman resmi status COVID-19 dari pandemi menjadi endemi yang diharapkan dapat dideklarasikan akhir tahun ini.
 
Indikator perubahan status dapat terlihat dari meningkatnya kekebalan masyarakat melawan virus dan menurunnya angka infeksi alamiah sehingga jumlah pasien dan angka kematian akibat virus menurun.
 
Oleh karena itu, saat ini kita sedang dalam tahap persiapan untuk bertransisi dari pandemi ke endemi.
Pandemi adalah wabah penyakit yang telah menyebar di beberapa negara atau benua. Sedangkan endemi adalah penyakit yang biasanya mewabah di suau wilayah tertentu. Walau konsisten hadir, tetapi terbatas pada wilayah tertentu. Virus pun tidak hilang sepenuhnya, tetapi lebih terkendali sehingga tingkat penyebaran dan penularan yang dapat diprediksi.
 
Secara bertahap, pemerintah telah memperbarui beberapa regulasi seperti dihapuskannya syarat PCR dan antigen untuk perjalanan jarak jauh dan penurunan level PPKM dari level 3 ke level 2.
 
Namun, peralihan dari pandemi menjadi endemi tidak dapat diputuskan hanya oleh suatu negara, melainkan harus dikoordinasikan dengan WHO.
 
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa ada beberapa pertimbangan dalam memutuskan peralihan dari pandemi ke endemi, salah satunya adalah kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Pemerintah akan secara bertahap mengalihkan tanggung jawab menjaga protokol kesehatan kepada masing-masing individu. 
Melansir dari Sehat Negeriku, Indonesia mengadopsi strategi WHO menuju endemi, di antaranya:
  • Mengkomunikasikan risiko melalui sosialisasi kepada masyarakat bahwa pandemi COVID-19 masih ada dengan risikonya.
  • Melakukan vaksinasi dosis 1, dosis 2, hingga vaksinasi booster.
  • Memastikan sistem pelayanan kesehatan dari hulu ke hilir sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan kasus.
  • Upaya pengendalian secara menyeluruh dan berkesinambungan. 
 
Strategi tersebut akan tetap disertai dengan pengawasan dari tenaga kesehatan. Misalnya dengan menguatkan community-based surveillance yang terintegrasi dengan Sistem Kewaspadaan Diri dan Respons (SKDR) yang ada di puskesmas dan hospital-based surveillance, serta surveillance ILI (influenza-like illness)-SARI (severe acute respiratory infection).
 
Perubahan status ini memang sebuah kabar menggembirakan. Apalagi jika mengingat saat pandemi merajalela, kita mungkin tidak membayangkan bagaimana bisa keluar dari situasi tersebut.
 
Akan tetapi, jangan sampai lengah. Meski kasus COVID-19 telah melandai, namun bukan berarti virus tersebut juga turut menghilang. Kita dipaksakan oleh keadaan untuk hidup berdampingan bersama virus COVID-19 dengan situasi new normal. Belajar dari pandemi yang telah memasuki tahun ketiga ini, memiliki perlindungan kesehatan adalah hal yang sangat penting. Mengingat, dewasa ini beragam jenis penyakit atau virus sangat rentan menyerang fisik seseorang tanpa mengenal usia, termasuk bagi orang-orang yang rajin berolahraga, menyeimbangkan pola hidup sehat, atau produktif.
 
Dengan memiliki asuransi kesehatan, baik bagi diri sendiri maupun keluarga atau orang tersayang berarti juga memberikan proteksi dan mencegah risiko finansial yang bisa terkena dampak akibat jatuh sakit. Lebih dari itu, terdapat beberapa alasan penting lainnya untuk memiliki asuransi kesehatan.
 
  • Termasuk bagian dari perencanaan keuangan bagi masa depan
    Saat memutuskan untuk membeli dan menggunakan asuransi kesehatan, maka kamu perlu mengatur alokasi keuangan dengan baik, sehingga kamu bisa membayar premi asuransi setiap bulannya. Dengan begitu, kamu akan terbiasa untuk mengelola pemasukan dan pengeluaran menjadi lebih bijak.
  • Mengurangi risiko biaya kesehatan
    Seperti yang diketahui bahwa biaya kesehatan atau perawatan terus mengalami kenaikan setiap tahunnya karena inflasi. Dengan memiliki asuransi kesehatan, maka kemungkinan untuk mengalami kerugian finansial akibat jatuh sakit lebih rendah dibandingkan tidak memiliki instrumen tersebut.

Baca juga: 5 Langkah Mudah Memulai Gaya Hidup Sehat

  • Menghindari penggunaan dana darurat
    Seperti yang kita ketahui bahwa fungsi dana darurat sebagai cadangan apabila mengalami kondisi yang terdesak. Untuk itu, memiliki asuransi kesehatan bisa menjadi cara kamu untuk mengatasi kerugian keuangan akibat menanggung biaya pengobatan selama jatuh sakit. 

Meskipun pandemi perlahan-lahan sudah mulai melandai, namun bukan berarti tidak akan ada jenis penyakit lainnya yang bisa muncul kapan saja seperti tiga tahun sebelumnya. Maka, salah satu kunci untuk menghindari risiko tersebut adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. 

Menjaga pola makan sehat dan aktivitas fisik merupakan dua faktor penting yang sangat berdampak pada faktor risiko kesehatan seseorang. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan sebagai updaya dalam menjalani hidup sehat:

  • Mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang yang termasuk protein, karbohidrat, mineral, dan vitamin.
  • Rutin berolahraga dalam waktu yang tepat guna melancarkan peredaran darah dan menguatkan otot serta tulang.
  • Menerapkan pola hidup sehat juga harus diimbangi dengan mengelola stres secara baik.
  • Demi mendapatkan tubuh dan pikiran yang sehat, maka seseorang juga perlu beristirahat yang cukup dengan memastikan waktu tidur selalu tercukupi, menjalani aktivitas tanpa rasa beban berlebihan, menikmati hal-hal yang disukai. Hal ini dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks.

Jadi, sementara menunggu deklarasi resmi dari WHO, yuk, tetap disiplin terhadap protokol kesehatan dan terapkan gaya hidup sehat. Selain itu, minimalisir potensi penyebaran dengan mengikuti program vaksinasi COVID-19 dan segera lakukan isolasi mandiri jika mengalami gejala COVID-19.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023