Apakah HPV Bisa Sembuh

Apakah HPV Bisa Sembuh? Begini Fakta Medisnya

19 Juli 2025 | Allianz Indonesia
Tanpa disadari, tubuh bisa menyimpan virus yang diam-diam mengancam kesehatan jangka panjang. Salah satunya adalah HPV yang sering kali tidak menimbulkan gejala berat tanda yang jelas di awal. Namun, jika dibiarkan, virus ini dapat memicu komplikasi serius seperti kutil kelamin, kanker serviks, hingga kanker tenggorokan. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah HPV bisa sembuh?

Untuk itu, penting untuk memahami bagaimana cara kerja virus ini dalam tubuh, seberapa besar kemungkinan sembuh, hingga langkah yang bisa kamu ambil sejak dini sebagai perlindungan diri.

HPV (Human Papillomavirus) terdiri dari lebih dari 100 jenis, dan sebagian besar kasus HPV akan sembuh dengan sendirinya berkat sistem kekebalan tubuh yang kuat. Menurut WebMD, sekitar 90% infeksi HPV sembuh dalam waktu 2 tahun tanpa perlu pengobatan khusus. Ini berlaku untuk sebagian besar tipe HPV berisiko rendah, yang biasanya tidak menyebabkan kanker. 

Namun, penting untuk diketahui bahwa tidak semua jenis HPV bisa sembuh dengan mudah. Beberapa tipe berisiko tinggi seperti HPV-16 dan HPV-18 dapat menetap dalam tubuh dan menyebabkan perubahan sel yang berujung pada kanker jika tidak terdeteksi sejak dini.

Jadi, apakah HPV bisa sembuh total? Jawabannya tergantung pola hidup dan tingkat kekebalan tubuh masing-masing orang. Pada sebagian besar orang, HPV bisa sembuh dengan cepat. Namun, pada sebagian lainnya, virus ini bisa menetap dan memicu komplikasi serius.

Langkah awal yang sebaiknya dilakukan adalah pemeriksaan medis ketika merasakan gejala HPV, seperti kutil, benjolan pada alat kelamin, hingga pendarahan berlebih.

Setelah pemeriksaan dan diagnosis yang tepat, jika kamu dinyatakan positif HPV, berikut beberapa langkah penting yang sebaiknya dilakukan:

Setelah dinyatakan positif HPV, lakukan konsultasi rutin dengan dokter spesialis untuk membantumu memantau perkembangan infeksi dan menentukan tindakan medis yang diperlukan.

Selanjutnya, lakukan pemeriksaan rutin seperti Pap smear atau tes HPV, sesuai anjuran dokter, terutama bagi wanita yang aktif secara seksual.

Konsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, cukup istirahat, dan kelola stres agar imunitas tubuh mampu melawan virus.

Merokok dapat melemahkan sistem imun dan mempercepat perubahan sel menjadi kanker akibat HPV. Untuk itu, jika saat ini kamu masih merokok, pertimbangkan untuk berhenti.

Contohnya adalah alat kontrasepsi untuk mencegah penyebaran virus ke pasangan. Meskipun tidak sepenuhnya melindungi, penggunaan kondom tetap dapat mengurangi risiko dari penularan HPV dan penyakit menular seksual lainnya.

Meskipun sebagian besar kasus HPV bisa sembuh sendiri, ada beberapa kondisi yang membuat virus lebih sulit hilang, dilansir dari studi National University Health System:

  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya pada penderita HIV, pasien transplantasi organ, atau mereka yang sedang menjalani pengobatan imunosupresif.
  • Infeksi tipe HPV berisiko tinggi, seperti HPV-16 dan HPV-18 yang berpotensi menyebabkan perubahan sel abnormal dan berkembang menjadi kanker.
  • Tidak adanya deteksi dan penanganan dini, sehingga virus berkembang lebih lama dalam tubuh.
  • Gaya hidup dan kebiasaan tidak sehat, seperti merokok, kurang menjaga kebersihan organ intim, atau stres berkepanjangan dapat melemahkan daya tahan tubuh dan memperburuk infeksi.

Maka dari itu, penting untuk melakukan deteksi dini dan pencegahan sebelum infeksi menjadi kronis atau berkembang menjadi kanker.

Saat ini vaksin untuk HPV sudah tersedia, namun jadi muncul pertanyaan baru, apakah vaksin saja cukup untuk mencegah terjangkit HPV? Jawaban singkatnya, vaksinasi adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah infeksi HPV.

Mengutip Mayo Clinic, vaksin HPV seperti Gardasil 9 dapat melindungi dari beberapa jenis HPV yang paling umum dan berisiko tinggi, termasuk HPV-16 dan HPV-18.

Vaksin ini disarankan diberikan sejak usia 11–12 tahun, namun tetap bisa diberikan hingga usia 26 tahun, dan dalam beberapa kasus hingga usia 45 tahun. Vaksinasi ini bisa menurunkan risiko terkena kanker serviks hingga 90% jika diberikan sebelum seseorang terpapar virus.

Salah satu tantangan utama dari HPV adalah sifatnya yang sering kali tidak menunjukkan gejala. Penularannya pun tidak harus selalu melalui hubungan seksual secara penuh, melainkan juga bisa melalui kulit yang saling bersentuhan (skin-to-skin), termasuk saat melakukan hubungan seksual.

Artinya, kamu bisa saja terinfeksi tanpa sadar dan menularkan ke orang lain. Ini yang membuat HPV berbahaya karena tidak terdeteksi hingga timbul komplikasi. Maka dari itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin, seperti Pap smear atau HPV test, terutama bagi perempuan yang aktif secara seksual, serta melakukan vaksinasi.

Jadi, apakah HPV bisa sembuh? Jawabannya adalah bisa, tetapi tidak selalu. Pada sebagian besar kasus, tubuh bisa membersihkan virus secara alami. Namun, pada kasus lain, HPV bisa bertahan dan menyebabkan gangguan serius.

Penting bagi kamu, baik pria maupun wanita, untuk melakukan pencegahan dengan menjaga gaya hidup sehat, melakukan pemeriksaan rutin, dan mempertimbangkan vaksinasi HPV. Namun, jika infeksi terjadi, jangan panik. Penanganan dini dan tepat bisa mencegah komplikasi jangka panjang.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Jul 11, 2025

Jul 10, 2025