Beberapa gejala HPV awal bahkan bisa tampak sepele, seperti benjolan kecil atau rasa tidak nyaman di area vital, yang kerap diabaikan. Menurut Mayo Clinic, HPV termasuk infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum di dunia saat ini.
Masih mengutip Mayo Clinic, sekitar 80% orang akan mengalami infeksi HPV, setidaknya sekali seumur hidup. Meski begitu, sebagian besar infeksi dapat sembuh sendiri dalam waktu 1 hingga 2 tahun. Namun, beberapa jenis HPV risiko tinggi dapat bertahan dan menyebabkan komplikasi serius.
Nah, untuk mencegah komplikasi tersebut, penting untuk mempelajari berbagai gejala, cara penularan, hingga langkah pencegahan HPV
Gejala HPV yang Perlu Diwaspadai
Sebagian besar infeksi HPV tidak menimbulkan gejala berat, atau bahkan tidak ada sama sekali. Namun, kamu tetap harus mewaspadai beberapa tanda dan sinyal yang menunjukkan bahwa tubuhmu terinfeksi virus ini:
- Kutil pada kelamin: Munculnya benjolan kecil, lembut, berwarna kulit atau sedikit lebih gelap di sekitar area vital atau anus.
- Kutil di bagian tubuh lain: Seperti tangan, kaki, atau wajah, terutama pada anak-anak.
- Gejala prakanker serviks: Pada wanita, infeksi HPV risiko tinggi bisa menyebabkan perubahan sel serviks. Sayangnya, perubahan ini tidak menimbulkan gejala dan hanya bisa terdeteksi melalui tes Pap smear. Melansir CDC, tes Pap smear sebaiknya dilakukan pertama kali pada usia 21 tahun atau setelah aktif secara seksual. Selanjutnya, pemeriksaan dapat dilakukan setiap 3 tahun sekali. Kamu juga bisa melakukan pemeriksanaan setiap 5 tahun sekali jika dikombinasikan dengan tes HPV.
- Nyeri saat berhubungan seksual: Bisa menjadi tanda adanya kutil kelamin yang tidak terlihat.
- Pendarahan yang abnormal: Seperti pendarahan setelah berhubungan atau di luar siklus menstruasi, yang bisa mengindikasikan masalah pada serviks.
- Perubahan keputihan, seperti meningkatnya jumlah keputihan atau keputihan dengan bau tidak sedap.
- Perubahan fisik lainnya yang diikuti dengan penurunan berat badan secara drastis, kelelahan yang berkelanjutan, kehilangan nafsu makan, hingga pembengkakan pada kaki.
Karena sering kali tidak menunjukkan gejala, deteksi dini melalui pemeriksaan rutin menjadi kunci dalam pencegahan komplikasi HPV.
Cara Penularan HPV
HPV ditularkan terutama melalui kontak skin-to-skin (kulit yang saling bersentuhan), termasuk saat melakukan hubungan seksual. Namun, virus ini juga bisa menyebar melalui:
- Kontak langsung dengan kutil HPV.
- Berbagi alat pribadi seperti handuk, pisau cukur, atau pakaian dalam dengan orang yang terinfeksi.
- Penularan dari ibu ke bayi saat proses persalinan (meskipun jarang).
Tidak diperlukan penetrasi seksual untuk memungkinkan HPV menular. Aktivitas seksual seperti seks oral atau kontak kulit genital tanpa penetrasi pun sudah cukup untuk menularkan virus ini.
Langkah Efektif untuk Mencegah HPV
Mengingat gejala HPV bisa tidak terlihat dan menimbulkan risiko serius, langkah pencegahan sangatlah penting. Berikut beberapa cara yang disarankan oleh Cleveland Clinic dan NHS:
a. Vaksinasi HPV
Vaksin HPV dipercaya sudah efektif (hampir 100%) mencegah infeksi dari jenis HPV risiko tinggi, termasuk yang menyebabkan kanker serviks dan kutil kelamin. Vaksin HPV juga sudah direkomendasikan untuk anak berusia 9–14 tahun, namun tetap bermanfaat untuk young adult berusia 15 - 26 tahun, dan bahkan hingga usia 45 tahun, terutama pada individu yang belum terinfeksi virus HPV. Vaksin ini tidak hanya untuk perempuan, namun juga untuk laki-laki.
b. Gunakan pengaman saat berhubungan seksual
Meski tidak 100% efektif, menggunakan pengaman saat berhubungan seksual tetap dapat mengurangi risiko penularan HPV secara signifikan. Hubungan seksual dengan alat pelindung juga akan mencegah berbagai penyakit kelamin.
c. Hindari berganti-ganti pasangan seksual
Semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi risiko terpapar virus ini.
d. Lakukan pemeriksaan rutin
Banyak orang mengira jika sudah melakukan vaksinasi, maka tidak perlu melakukan pemeriksaan rutin. Padahal, melakukan pemeriksaan rutin seperti pap smear dan tes HPV penting untuk mendeteksi adanya infeksi atau perubahan sel serviks sejak dini.
e. Jaga kebersihan dan kesehatan organ intim
Gunakan produk yang lembut dan hindari berbagi perlengkapan pribadi dengan orang lain.
f. Menerapkan gaya hidup sehat
Tubuh yang sehat biasanya bisa menghilangkan infeksi HPV secara alami dalam waktu 1 hingga 2 tahun. Untuk itu, hindari merokok, biasakan mengonsumsi makanan bergizi, tidur cukup, hingga berolahraga secara rutin akan sangat membantu daya tahan tubuh.
Jenis HPV dan Risiko Kesehatannya
Sebagai informasi tambahan, HPV saat ini terdiri dari lebih dari 100 jenis. Beberapa jenis tergolong HPV risiko rendah dan hanya menyebabkan kutil kelamin, sementara jenis lainnya dikategorikan sebagai HPV risiko tinggi karena dapat memicu kanker, masih melansir NHS.
Jenis HPV berisiko tinggi yang paling umum adalah HPV 16 dan HPV 18, yang bertanggung jawab atas sekitar 70% kasus kanker serviks.
Selain kanker serviks, HPV risiko tinggi juga dikaitkan dengan kanker:
- Vulva dan vagina
- Penis
- Anus
- Tenggorokan, termasuk kanker orofaring
Dengan begitu banyaknya jenis dan tingkat risiko, penting untuk selalu menjaga kewaspadaan terhadap virus ini.
Dapat disimpulkan kalau gejala HPV sering kali tidak disadari hingga terjadi komplikasi serius. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang, baik pria maupun wanita, untuk memahami bagaimana HPV menyebar, mengenali gejalanya, serta melakukan langkah pencegahan sedini mungkin. Vaksinasi, seks yang aman, serta pemeriksaan rutin merupakan kunci utama dalam mencegah penularan dan dampak jangka panjang dari infeksi HPV.