#YukPahami Risiko, Gejala,
dan Penanganan Infeksi HPV

14 September 2023 | Allianz Indonesia
Human papillomavirus (HPV) adalah satu penyakit menular seksual yang paling umum. Ketahui fakta lebih lengkap tentang HPV, yuk!
Pada era informasi digital ini, berbicara tentang topik sensitif seperti kesehatan reproduksi dan penyakit menular seringkali dianggap tabu. Namun, penting untuk memahami bahwa pengetahuan adalah kekuatan, termasuk pengetahuan mengenai Human papillomavirus (HPV) yang memiliki dampak signifikan pada kesehatan wanita, terutama bagi mereka yang telah aktif secara seksual.
 
HPV merupakan penyebab infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum dan terdiri lebih dari 150 strain. Seseorang dapat terinfeksi dengan lebih dari satu strain sekaligus, walaupun sebagian besar dari strain virus ini tidak berdampak serius. Sementara itu jenis HPV lainnya dapat menyebabkan kutil di beberapa area tubuh, seperti wajah, kaki, hingga area kelamin.
 
Diketahui terdapat 14 tipe HPV yang dapat menyebabkan kanker. HPV dapat memengaruhi siapa saja yang aktif secara seksual, baik pria maupun wanita.
Kebanyakan kasus virus HPV pada pria tidak menimbulkan gejala apa pun dan infeksi dapat hilang dengan sendirinya. Namun, gejala HPV mungkin baru muncul berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah terinfeksi.
 
Melansir dari Mayo Clinic, jenis HPV yang berisiko tinggi dapat menyebabkan infeksi terus-menerus. Secara bertahap infeksi tersebut dapat berubah menjadi kanker seperti kanker penis, anus, dan orofaring (bagian belakang mulut dan bagian atas tenggorokan). Sementara pada wanita, diperkirakan sekitar 70% dari kasus kanker serviks di dunia disebabkan oleh infeksi virus ini.
 
 
Infeksi virus HPV dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit atau hubungan seks dengan penderita. Virus HPV hidup dalam sel permukaan kulit yang masuk melalui luka di kulit.
 
Sebagian besar virus HPV menimbulkan kutil di kulit dan sebagian lainnya dapat memasuki tubuh melalui hubungan seksual. Ibu hamil juga dapat menularkan virus ini pada bayinya saat persalinan.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi virus HPV antara lain:
  • Sering berganti pasangan seksual.
  • Berhubungan seksual secara anal.
  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
  • Memiliki luka terbuka di kulit.
  • Menderita penyakit menular seksual, seperti gonore atau chlamydia
Pada beberapa kasus, virus HPV dapat bertahan hingga menimbulkan gejala berupa tumbuhnya kutil di permukaan kulit seperti di area lengan, tungkai, wajah, dan kelamin dengan ciri-ciri berbeda.
 
1. Kutil di bahu, lengan, dan jari tangan
Kutil yang tumbuh di area ini berbentuk benjolan yang terasa kasar dan dapat terasa sakit serta rentan mengalami perdarahan.
 
2. Kutil di telapak kaki (plantar warts)
Kutil di telapak kaki berbentuk benjolan keras dan terasa kasar sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman saat menapak.
 
3. Kutil di daerah wajah
Kutil di wajah memiliki permukaan yang datar (flat warts). Pada anak-anak, kutil di wajah lebih sering muncul di daerah rahang bawah.
 
4. Kutil kelamin
Kutil kelamin berbentuk seperti kembang kol dan bisa tumbuh pada kelamin wanita atau laki-laki. Selain di kelamin, kutil juga bisa tumbuh di dubur dan menimbulkan rasa gatal.
 
Wanita yang telah mengalami kutil kelamin dianjurkan melakukan pemeriksaan kembali dalam waktu satu tahun. Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk mengetahui apakah penderita masih terinfeksi dan apakah terdapat perubahan sel pada serviks yang berisiko menimbulkan kanker serviks.
 
Selain itu, infeksi HPV juga dapat menyebabkan komplikasi berupa luka di mulut dan saluran pernapasan atas serta gangguan kehamilan dan persalinan.
 
Untuk kutil di kulit, dokter dapat merekomendasikan pemberian obat oles atau beberapa metode untuk pengangkatan kutil termasuk terapi sinar laser dan operasi. Namun, kutil dapat tumbuh kembali jika virus HPV masih ada dalam tubuh. Hingga saat ini belum ada pengobatan yang dapat membunuh virus HPV. 
Langkah utama untuk mencegah infeksi HPV adalah melakukan vaksinasi HPV. Vaksin HPV menjadi salah satu vaksin wajib dalam program imunisasi nasional, untuk mencegah infeksi HPV yang bisa menyebabkan kanker serviks.
 
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan, berikut ini adalah anjuran pemberian vaksin HPV:
  • Anak perempuan usia di bawah 9–13 tahun dianjurkan untuk menjalani dua kali vaksinasi HPV dengan selang waktu 12 bulan.
  • Perempuan usia di atas 13–45 tahun disarankan untuk menjalani tiga kali vaksinasi HPV, dengan jarak waktu 2 bulan antara vaksinasi pertama dan kedua, serta 6 bulan antara vaksinasi kedua dan ketiga.
Perlu diketahui, pemberian vaksin ini digratiskan khusus bagi anak perempuan usia 9–13 tahun. Pemberian vaksin dilakukan tiap bulan Agustus melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
 
Tidak hanya pada wanita, vaksinasi juga perlu dilakukan pada pria untuk mencegah penyebaran HPV. Pria dan wanita usia 27–45 tahun yang belum pernah menerima vaksin HPV juga dapat melakukan vaksinasi yang berjenis 9-valen.
 
Selain vaksinasi, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, agar jika ada infeksi HPV bisa lebih cepat terdeteksi dan ditangani. Lindungi juga diri kamu dengan produk Asuransi Kesehatan Allianz untuk memudahkan kamu mendapatkan pelayanan kesehatan yang cepat dengan layanan terbaik. 
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023