Apa Itu Aspartam?
Ini 7 Dampaknya Bagi Kesehatan Tubuh

18 Juli 2023 | Allianz Indonesia
Aspartam adalah pemanis buatan pada makanan yang diduga menjadi salah satu penyebab kanker. Benarkah demikian?
Aspartam adalah pemanis buatan yang telah digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman yang tengah menjadi sorotan di seluruh dunia, seperti minuman bersoda, es krim, hingga permen karet.
 
Menurut hasil laporan terbaru yang diberitakan oleh The Guardians, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) sedang melakukan peninjauan terhadap keamanan aspartam. Mereka berencana untuk menyatakan pemanis ini sebagai bahan karsinogen penyebab kanker.
 
Lantas, benarkah pemanis buatan ini bisa menyebabkan kanker? Namun sebelum itu, mari kita kenali lebih jauh mengenai aspartam. 
Aspartam adalah pemanis buatan yang ditemukan pada tahun 1965 dengan rasa manis yang hampir 200 kali lebih kuat dibandingkan dengan gula biasa. Pemanis aspartam adalah kombinasi dari dua asam amino, aspartat dan fenilalanin, yang secara alami terdapat dalam makanan yang kita konsumsi.
 
Pertanyaan tentang keamanan aspartam telah menjadi topik perdebatan selama beberapa dekade. Namun, banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengevaluasi keamanan aspartam, dan hasilnya menunjukkan bahwa aspartam aman untuk dikonsumsi.
 
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui penggunaan aspartam. FDA menyatakan bahwa aspartam aman untuk dikonsumsi, termasuk untuk wanita hamil dan anak-anak.
 
Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga menyatakan bahwa aspartam aman untuk dikonsumsi, asalkan tidak melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan.
 
Batas maksimum aspartam yang diperbolehkan oleh BPOM adalah 50 mg/kg berat badan per hari. Ini berarti, misalnya, jika berat badan kamu adalah 50 kg, maka kamu diperbolehkan mengonsumsi aspartam maksimal hingga 2500 mg per hari.
 
Namun, orang dengan kondisi genetik yang dikenal dengan fenilketonuria harus menghindari makanan atau minuman yang mengandung aspartam karena tubuh mereka tidak dapat mencerna fenilalanin, yang merupakan salah satu komponen aspartam.
Aspartam adalah pemanis buatan yang memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Dilansir dari Siloam Hospitals, berikut ini adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi jika mengonsumsi aspartam dalam jumlah yang melebihi maksimum:
 
1. Meningkatkan berat badan
Meskipun aspartam sering digunakan sebagai alternatif gula untuk membantu mengurangi asupan kalori, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi aspartam justru dapat meningkatkan berat badan.
 
Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa aspartam dapat memicu rasa lapar dan meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan manis dan berkalori tinggi.
 
2. Memperburuk migrain
Untuk kamu yang rentan terkena migrain, aspartam dapat memperburuk kondisi ini. Hal ini lantaran pemanis buatan aspartam dapat menghasilkan produk sampingan berupa glutamat yang dapat memicu migrain atau sakit kepala. 
 
3. Memicu gangguan perilaku
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aspartam dapat memicu gangguan perilaku pada beberapa individu. Hal ini disebabkan oleh kandungan aspartam berupa aspartat dan fenilalanin yang dapat diubah menjadi metanol, sehingga berdampak pada fungsi kognitif seseorang.
 
4. Memicu komplikasi fenilketonuria
Fenilketonuria adalah gangguan genetik yang mengganggu tubuh dalam memproses asam amino fenilalanin. Aspartam mengandung fenilalanin, sehingga dapat memicu komplikasi bagi individu dengan kondisi ini.
 
5. Meningkatkan risiko diabetes
Konsumsi aspartam dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes. Meskipun aspartam tidak mengandung gula, penelitian menunjukkan bahwa pemanis buatan ini dapat mempengaruhi dan mengganggu produksi hormon insulin dalam tubuh.
 
 
6. Meningkatkan risiko penyakit
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi aspartam secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Menurut hasil laporan yang dipublikasikan oleh Nutrient, aspartam juga dapat dikatakan amyloidogenic.
 
Proses ini mengarah pada pembentukan fibril Aβ-amiloid, yaitu protein yang menggumpal dan membentuk plak di otak penderita Alzheimer.
 
Penumpukan plak ini dapat merusak sel-sel saraf dan mengganggu komunikasi antar sel saraf, yang berkontribusi terhadap perkembangan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
 
7. Meningkatkan risiko kanker
Meskipun penelitian masih berlangsung, beberapa studi telah menunjukkan hubungan antara konsumsi aspartam dan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker otak dan kanker darah.
 
Dilansir dari Kompas, dokter Santi dari Medical Center Kompas Gramedia mengatakan bahwa hingga saat ini, bahan pemanis buatan seperti aspartam bukan merupakan penyebab kanker.
 
Menurutnya, penelitian yang dilakukan berkaitan dengan aspartam dan kanker belum terbukti valid hingga sekarang.
 
Sejauh ini, penelitian terkait risiko aspartam terbukti meningkatkan risiko berbagai jenis kanker darah saat dilakukan kepada tikus. Sementara hasil studi kepada manusia belum menunjukkan hasil yang konsisten. 
 
 
Terlepas dari kontroversi mengenai aspartam dan potensi risikonya terhadap kesehatan, yang jelas adalah potensi risiko penyakit lain tetap ada jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
 
Untuk mengantisipasi potensi risiko kesehatan ini, memiliki perlindungan seperti asuransi kesehatan bisa menjadi solusi. Allianz Indonesia menawarkan berbagai produk asuransi kesehatan yang dirancang untuk memberikan perlindungan yang komprehensif terhadap berbagai kondisi kesehatan.
 
Salah satu produk unggulan yang bisa kamu dapatkan adalah Asuransi Tambahan CI 100, sebuah asuransi tambahan kesehatan (rider) yang memberikan perlindungan menyeluruh terhadap 100 kondisi penyakit kritis.
 
Dengan asuransi ini, kamu dapat merasa lebih tenang dan terlindungi dari berbagai risiko kesehatan yang mungkin terjadi.
 
CI 100 merupakan Pertanggungan Tambahan dari Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI). Komponen investasi dalam PAYDI mengandung risiko. Calon Pemegang Polis wajib membaca dan memahami Ringkasan Informasi Produk dan Layanan (RIPLAY) Umum dan RIPLAY Personal sebelum memutuskan untuk membeli PAYDI. Kinerja investasi masa lalu PAYDI tidak mencerminkan kinerja investasi masa datang PAYDI.
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023