Vaksin HPV adalah vaksin untuk melindungi dari virus Human papillomavirus atau yang biasa disingkat dengan HPV. Virus ini disebarkan melalui aktivitas seksual, yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan masalah kesehatan serius lainnya yang bisa menjadi penyebab kanker.
Berikut adalah penjelasan lengkap yang perlu kamu ketahui tentang vaksin HPV.
Pengertian Vaksin HPV
Dilansir dari Cleveland Clinic, vaksin HPV adalah serangkaian suntikan yang dapat melindungi dari infeksi HPV yang menyebar melalui kontak kulit ke kulit. Ada sekitar 40 jenis (strain) HPV yang dapat menyebar melalui hubungan seks.
Karena virus ini sangat umum, disebutkan bahwa sebanyak 80% orang yang aktif secara seksual akan mengalami infeksi HPV. Saat sistem kekebalan sedang sehat, tubuh dapat melawan virus. Namun, jika infeksi tidak hilang, bisa berkembang menjadi kanker.
Itulah sebabnya mengapa mendapatkan vaksin HPV sangat penting karena ini menjadi cara yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi jika kamu terpapar virus tersebut.
Vaksin HPV untuk Melindungi, Bukan Mengobati
Hal penting yang harus dipahami adalah vaksin HPV dapat mencegah infeksi, tetapi bukan sebagai pengobatan. Jika kamu telah terpapar jenis HPV tertentu, vaksin tidak dapat menyembuhkan infeksi.
Namun, vaksin HPV dapat melindungi kamu dari jenis HPV lain yang belum masuk ke tubuh. Termasuk jenis HPV berisiko tinggi yang dapat berkembang menjadi kanker.
Disebutkan bahwa vaksin HPV mencegah infeksi yang dapat menyebabkan:
- Kanker serviks
- Kanker vagina
- Kanker vulva
- Kanker penis
- Kanker dubur
- Kanker bagian belakang tenggorokan (orofaring)
- Kutil kelamin
Meski begitu, tidak semua vaksin HPV memberikan perlindungan yang sama. Ada beberapa jenis vaksin HPV, dan Gardasil 9 adalah jenis vaksin yang paling banyak digunakan karena melindungi dari 9 tipe HPV sekaligus, termasuk jenis yang paling berisiko.
Cara Kerja Vaksin HPV
Vaksin ini terbuat dari protein kecil yang terlihat seperti bagian luar sel HPV yang asli. Ketika vaksin HPV diberikan, tubuh akan membuat antibodi atau protein kecil yang melawan penyakit.
Ini berarti ketika kamu terpapar HPV, antibodi yang sama akan mencegah kamu terkena infeksi HPV.
Namun, vaksin ini tidak mengandung virus hidup, virus yang telah dimatikan, atau DNA dari virus. Ini membuat vaksin tidak dapat menyebabkan kanker atau penyakit terkait HPV lainnya.
Siapa yang Bisa Mendapatkan Vaksin HPV?
Semua orang, apa pun jenis kelaminnya, harus mendapatkan vaksinasi sebelum terpapar HPV. Berikut adalah rekomendasi usia untuk mendapatkan vaksin, menurut dari Pusat Pengendalian Penyakit (CDC).
1. Anak Usia antara 9 – 12 Tahun
Vaksin HPV adalah bagian dari jadwal vaksinasi untuk anak-anak berusia antara 9 – 12 tahun. Tujuannya adalah untuk memvaksinasi mereka sebelum mereka menjadi aktif secara seksual dan terpapar risiko.
2. Dewasa Muda hingga Usia 26 Tahun
Vaksin ini juga direkomendasikan untuk orang dewasa hingga usia 26 tahun. Termasuk orang yang sudah memulai seri vaksin ini saat masih anak-anak, remaja, atau dewasa muda, tetapi tidak menyelesaikannya.
3. Dewasa hingga Usia 45 Tahun
Pada 2018, Badan Pengawas Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) memperluas rentang usia penerima vaksin dari 26 tahun hingga 45 tahun.
Rekomendasi ini didasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa vaksin mencegah infeksi HPV pada orang dewasa dalam rentang usia tersebut.
Bagaimana Jika Sudah Aktif Secara Seksual?
Mayo Clinic menjelaskan, kalau kamu sudah aktif secara seksual, kamu tetap bisa mendapatkan vaksin HPV. Namun, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter, karena ada kemungkinan kamu sudah terpapar HPV.
Meski begitu, vaksin masih bermanfaat karena bisa melindungi diri dari jenis HPV lain yang belum masuk ke tubuhmu, meski tidak dapat mengobati infeksi HPV yang sudah ada.
Siapa yang Tidak Boleh Mendapatkannya?
Daftar orang yang tidak boleh mendapatkan vaksin HPV adalah sebagai berikut:
1. Sedang Hamil
Belum banyak penelitian tentang keamanan vaksin selama kehamilan, jadi sebaiknya kamu mendapatkan vaksin HPV setelah melahirkan.
Namun, jika mengetahui hamil setelah mendapatkan vaksinasi, jangan khawatir karena sebenarnya vaksin ini tidak terkait dengan komplikasi kehamilan.
2. Memiliki Reaksi terhadap Dosis Sebelumnya
Beri tahu penyedia layanan kesehatan jika kamu mengalami reaksi terhadap dosis vaksin HPV sebelumnya atau terhadap bahan-bahan di dalamnya. Jelaskan tentang alergi yang kamu miliki, termasuk alergi ragi atau lateks, yang dapat meningkatkan risiko reaksi alergi.
3. Menderita Penyakit Sedang hingga Berat
Kamu mungkin perlu menunggu untuk mendapatkan vaksin HPV sampai sehat. Tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan vaksinasi.
Efek Samping Vaksin HPV
1. Jangka Panjang
Semua badan internasional terus melaporkan bahwa vaksin HPV tidak memiliki efek samping jangka panjang.
2. Jangka Pendek
Kebanyakan orang tidak mengalami masalah setelah vaksin, tetapi ada beberapa efek samping ringan yang sama seperti vaksin lainnya, yaitu:
- Nyeri, bengkak dan kemerahan di lengan tempat suntikan diberikan. Hal ini biasanya akan hilang setelah satu atau dua hari.
- Sakit kepala, sakit di perut, atau sedikit demam. Jika ini terjadi, parasetamol atau ibuprofen bisa membantu menghilangkannya. Namun, kamu bisa bertanya langsung kepada tenaga kesehatan untuk mendapatkan obat pereda yang tepat.
- Tidak enak badan dan pingsan setelah disuntik. Untuk mencegahnya, duduk dan beristirahat selama 15 menit setelah vaksinasi, sebaiknya dekat dengan tenaga kesehatan.
Sementara untuk reaksi alergi yang parah terhadap vaksin sangat jarang terjadi. Jika kamu khawatir, bicarakan dengan dokter sebelum mendapatkan vaksinasi.
Situs Ayo Sehat dari Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa kamu harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan vaksin HPV yang cocok.
Setelah itu, dokter akan mengecek riwayat kesehatan kamu, termasuk ada tidaknya alergi serta riwayat kehamilan. Barulah setelahnya dokter akan menentukan dosis yang tepat dan aman, serta melakukan penjadwalan vaksinasi HPV.