hpv pada pria

HPV pada Pria, Bisakah Menyebabkan Kanker?

17 Juli 2025 | Allianz Indonesia
Meskipun sudah dicap sebagai infeksi menular seksual yang bisa menyerang siapa pun, HPV pada pria masih sering dianggap sepele. Bahkan menurut data dari CDC, sekitar 50% pria dewasa pernah terinfeksi HPV setidaknya sekali seumur hidup.

Dilansir dari CDC, Human Papillomavirus (HPV) adalah sekelompok virus yang terdiri lebih dari 100 jenis, sebagian besar menyebar lewat kontak seksual. Padahal, infeksi ini tidak hanya berisiko menyebabkan kutil kelamin, tapi juga bisa berkembang menjadi kanker jika tidak ditangani dengan benar. 

HPV bukan hanya menyerang wanita. Siapa pun yang aktif secara seksual, termasuk pria juga berisiko terinfeksi. Selain itu, sebagian besar dari mereka juga tidak sadar karena gejala HPV pada pria sering kali tidak terlihat. Di sinilah bahayanya, tanpa gejala yang jelas, infeksi bisa menyebar atau berkembang diam-diam jadi penyakit serius.

Makanya, dalam artikel kali ini, Allianz akan memaparkan penjelasan lengkap tentang HPV pada pria, mulai dari berbagai gejala yang harus diwaspadai, cara penularannya, jenis vaksin HPV pada pria, serta langkah-langkah pencegahan hingga pengobatannya.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, HPV bisa menyerang siapa pun tanpa disadari. Gejalanya pun sangat bervariasi, tergantung jenis virus dan daya tahan tubuh seseorang. 

Melansir WebMD, beberapa pria mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, tapi sebagian lainnya bisa mengalami:

a. Kutil kelamin, berupa benjolan kecil di sekitar penis, skrotum, anus, atau paha dalam.

b. Luka atau lesi di tenggorokan atau mulut, biasanya akibat seks oral.

c. Rasa nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual, jika infeksinya sudah menyebar.

d. Dalam kasus yang lebih serius, HPV bisa memicu pertumbuhan sel tidak normal yang berisiko jadi kanker penis, anus, atau orofaring (mulut dan tenggorokan).

Menurut Medical News Today, HPV menyebar lewat kontak kulit langsung, terutama saat aktivitas seksual, baik vaginal, anal, maupun oral. Tapi bukan cuma itu, HPV juga bisa menular lewat:

  • Kontak intim tanpa penetrasi
  • Berbagi sex toys
  • Dari ibu ke bayi saat proses persalinan (walaupun jarang terjadi)

Yang perlu kamu ingat, penggunaan pengaman saat berhubungan tidak sepenuhnya mencegah penularan HPV, karena virus ini bisa menyebar dari area kulit yang tidak tertutup kondom. 

Namun, bukan berarti penggunaan pengaman tidak penting. Bagi pasangan yang sudah menikah pun, menjaga kesehatan reproduksi tetap perlu diperhatikan. Konsistensi dalam membangun hubungan yang sehat, setia pada pasangan, serta melakukan vaksinasi dan pemeriksaan berkala bisa jadi langkah pencegahan yang sangat efektif. 

Terlepas dari status hubungan, baik yang sudah menikah maupun belum, kesadaran akan HPV tetap penting, berbagi informasi seputar vaksin HPV, deteksi dini, dan gejala dapat membantu mencegah risiko penularan dan menjaga kesehatan jangka panjang bersama.

Jawaban singkatnya adalah sangat perlu. Memang selama ini vaksin HPV dikenal sebagai perlindungan untuk perempuan dari kanker serviks. Tapi, sebenarnya vaksin ini juga efektif untuk mencegah kanker dan kutil kelamin pada pria. 

Masih mengutip CDC, vaksinasi sebaiknya diberikan sejak usia 11–12 tahun, dan tetap bermanfaat hingga usia 26 tahun. Bahkan, pada pria hingga usia 45 tahun masih bisa mempertimbangkan vaksinasi setelah konsultasi dengan dokter.

Jenis vaksin HPV yang populer dan cocok untuk pria adalah vaksin Gardasil 9. Jenis vaksin tersebut melindungi dari 9 jenis HPV berisiko tinggi, termasuk tipe 16 dan 18 yang sering jadi penyebab kanker.

Menurut studi yang sama dari PubMed Central, HPV pada pria juga bisa menyebabkan kanker. Walaupun jarang dibahas, HPV bisa menyebabkan kanker anus, penis, dan orofaring (tenggorokan/mulut) pada pria.

Masih mengutip studi Epidemiology and pathology of HPV disease in males, bahkan sekitar 70% kasus kanker orofaring disebabkan oleh HPV tipe 16 dan sebagian besar penderitanya adalah pria.

Artinya, HPV bukan cuma ancaman buat perempuan. Pria juga punya risiko yang sama besar, bahkan bisa jadi pembawa virus yang tanpa sadar bisa menularkan ke pasangan.

Sampai sekarang memang belum ada obat untuk membasmi HPV sepenuhnya, tapi kamu tetap bisa mencegah penyebarannya dan menurunkan risiko komplikasi. 

Merangkum studi berjudul Epidemiology and pathology of HPV disease in males yang terbit di PubMed Central, berikut adalah beberapa langkah yang bisa kamu ambil:

  1. Dapatkan vaksinasi HPV sedini mungkin.
  2. Hindari perilaku seksual berisiko tinggi.
  3. Gunakan pengaman saat berhubungan, meski perlindungannya tidak 100%.
  4. Periksa kondisi kulit dan area genital secara rutin.

Segera konsultasi ke dokter jika ada gejala mencurigakan seperti kutil atau luka yang tidak kunjung sembuh. Kalau sudah terinfeksi dan muncul gejala, dokter bisa bantu penanganan dengan terapi topikal, krioterapi (pembekuan kutil), atau tindakan medis lainnya.

Dapat disimpulkan kalau gejala HPV sering kali tidak disadari hingga terjadi komplikasi serius. Perlu diingat bahwa HPV bukan virus sepele. Tanpa gejala yang jelas, banyak pria tidak sadar bahwa dirinya telah terinfeksi dan bisa menularkan ke orang lain. Dengan meningkatnya risiko kanker yang berhubungan dengan HPV, pencegahan dan perlindungan sejak dini jadi kunci utama.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Jul 11, 2025

Jul 10, 2025