nyeri punggung bawah

Cegah Nyeri Punggung Bawah Sebelum Jadi Serius

28 Juli 2025 | Allianz Indonesia
Nyeri punggung bawah atau yang juga dikenal dengan low back pain (LBP) sering dianggap sepele. Maka memahami penyebab, risiko, dan cara pencegahannya adalah hal yang penting.

Melansir dari Mayo Clinic, nyeri punggung bawah atau low back pain adalah rasa nyeri, tegang, atau kaku pada punggung bagian bawah, tepatnya di antara tulang rusuk terakhir hingga lipatan bokong. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan otot, saraf, sendi, maupun struktur tulang belakang itu sendiri. Bila dibiarkan secara terus menerus, lower back pain bisa mengganggu aktivitas harian, menurunkan produktivitas, bahkan membatasi pergerakan yang berakibat kronis.

Dilansir dari Alodokter, umumnya beberapa kondisi ini termasuk dalam masalah kesehatan yang menjadi penyebab lower back pain, antara lain:

Kebiasaan mengangkat beban berat secara berulang bisa memicu ketegangan pada otot dan ligamen di punggung. Jika tidak dalam kondisi fisik yang baik, tekanan terus-menerus bisa menyebabkan kejang otot yang menyakitkan.

Cakram berfungsi sebagai bantalan antar ruas tulang belakang. Kadang, bagian dalam cakram menonjol keluar atau pecah, dan menekan saraf di sekitarnya. Namun, tidak semua gangguan pada cakram menonjol menimbulkan rasa nyeri, karena sering kali ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan untuk kondisi lain.

Radang sendi bisa menyerang bagian bawah tulang belakang. Umumnya, dalam beberapa kasus, peradangan ini bisa menyebabkan penyempitan ruang di sekitar saraf tulang belakang, yang dikenal dengan istilah spinal stenosis.

Jika tulang menjadi rapuh dan keropos, maka risiko patah tulang belakang pun meningkat, dan kondisi ini sangat memberikan rasa nyeri hingga menyakitkan.

Peradangan ini bisa menyebabkan sebagian tulang belakang menyatu, sehingga mengurangi fleksibilitas dan menimbulkan nyeri kronis.

Siapa pun bisa mengalami kondisi ini, termasuk remaja. Namun, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko kita mengalami nyeri punggung bawah, yaitu:

Risiko nyeri punggung cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, khususnya mereka yang sudah memasuki usia 30 hingga 40.

Otot-otot punggung dan perut yang jarang dilatih cenderung lebih lemah, sehingga berpotensi menimbulkan nyeri bila digunakan secara tiba-tiba atau berlebihan. Selain itu, duduk terlalu lama tanpa istirahat, misalnya saat bekerja bisa memberikan tekanan pada cakram tulang belakang, apalagi jika postur duduk tidak tepat. Lebih dari itu, menunduk saat menggunakan gadget terlalu lama dengan kepala menunduk juga bisa memberi beban berlebih pada leher dan punggung bagian bawah.

Berat badan yang berlebih dapat memberikan beban tambahan pada struktur tulang belakang. Selain beban berat badan, kebiasaan membawa tas berat di satu bahu menyebabkan beban tidak seimbang dan membuat postur tubuh miring tanpa disadari.

Banyak orang yang refleks membungkuk saat mengangkat beban, padahal seharusnya menekuk lutut dan menjaga postur punggung tetap tegap lurus. Hal ini untuk menghindari cedera struktur punggung bawah.

Lower back pain bisa muncul dalam berbagai tingkat keparahan, berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai menurut Mayo Clinic:

  • Nyeri yang menjalar hingga bokong, paha, atau kaki. Kondisi ini bisa menandakan bahwa adanya iritasi atau tekanan pada saraf.
  • Kaku saat bangun dari duduk lama, sehingga punggung terasa sulit digerakkan.
  • Kelemahan otot, kesemutan, atau mati rasa di area bawah tubuh. Ini bisa jadi tanda adanya gangguan saraf tulang belakang.
  • Sulit berdiri tegak, berjalan jauh, atau melakukan gerakan tertentu tanpa menimbulkan nyeri.

Bila dibiarkan, nyeri punggung bawah bisa berkembang menjadi masalah kronis yang mengganggu produktivitas, aktifitas fisik, hingga kualitas hidup. Untuk itu, berikut tips mencegahnya:

  • Jaga berat badan ideal. Berat badan berlebih meningkatkan tekanan pada punggung bawah.
  • Perbaiki postur tubuh. Baik saat duduk, berdiri, atau mengangkat barang, pastikan posisi tubuh tetap sejajar dan tidak membebani punggung. 
  • Gunakan teknik mengangkat beban yang benar. Saat mengangkat barang, kamu perlu tekuk lutut, jaga punggung tetap lurus, dan hindari membungkuk secara tiba-tiba. 
  • Aktif bergerak. Latihan seperti yoga, pilates, atau berenang bisa memperkuat otot punggung dan perut. Selain itu, sebaiknya kamu juga harus menghindari duduk terlalu lama tanpa jeda. Luangkan beberapa menit untuk meregangkan tubuh.

Mengonsumsi makanan bergizi. Pola makan yang kaya akan kalsium, vitamin D, dan rendah lemak bisa membantu menjaga kesehatan tulang dan mencegah keropos.

Pengobatan kondisi ini tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa pendekatan pengobatan yang umum meliputi:

Pada kondisi cedera atau ketegangan otot ringan, istirahat dan menghindari aktivitas yang memicu nyeri dapat membantu pemulihan.

Latihan fisik, terapi manual, atau terapi modalitas seperti fisioterapi dapat membantu mengurangi nyeri, meningkatkan fleksibilitas, dan memperkuat otot di sekitar punggung bawah.

Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat penghilang nyeri dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan. Namun, pastikan kamu telah berkonsultasi ke dokter untuk menerima resep obat tersebut.

Penerapan panas atau dingin pada area punggung bawah dapat membantu meredakan nyeri dan mengurangi peradangan.

Terapi komplementer seperti pijat atau akupunktur dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan relaksasi.

Tindakan ini dapat dipertimbangkan jika kamu merasakan:

  • Rasa nyeri tidak berkurang setelah program penatalaksanaan konservatif. Hal ini menandakan bahwa kamu mungkin memerlukan tindakan medis lebih lanjut.
  • Terjadi gangguan fungsi saraf akibat kelainan struktur tulang belakang.
  • Terjadi perubahan struktur tulang belakang yang berpotensi menimbulkan gangguan stabilitasnya.

Sebaiknya, segera cari pertolongan medis jika kamu mengalami:

  • Nyeri punggung berlangsung lebih dari beberapa minggu.
  • Nyeri yang menjalar hingga ke kaki, terutama jika disertai kesemutan, mati rasa, atau kelemahan otot.
  • Gangguan kontrol kandung kemih atau usus, sehingga buang air tidak terkontrol.

Menjaga kesehatan punggung bukan hanya sekadar demi kenyamanan hidup, tapi juga merupakan langkah penting dalam menjaga kualitas hidup jangka panjang. Mulailah dari sekarang untuk menerapkan gaya hidup yang aktif bergerak, memperbaiki postur tubuh, serta menerapkan pola makan yang mendukung kesehatan tulang dan otot.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Jul 11, 2025

Jul 10, 2025