Tidak Mau THR Numpang Lewat? Yuk, Buat Check List Belanja Jelang Lebaran

24 April 2022 | Allianz Indonesia
Hasrat belanja menjelang Hari Raya Idul Fitri selalu berpotensi membuat tunjangan hari raya (THR) numpang lewat. Umumnya, ini karena barang yang ingin kita beli lebih besar daripada THR yang kita peroleh. Simak delapan langkah yang bisa kamu coba agar THR tidak habis begitu saja.

Inflasi selama bulan puasa dan Lebaran umumnya tinggi. Pada Mei 2021 misalnya, harga barang-barang dan jasa naik 0,32% dari bulan sebelumnya. Angka sebesar itu menjadikan bulan Mei dengan inflasi bulanan tertinggi ketiga selama tahun lalu.

Kecenderungan serupa juga terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Maklum, hasrat belanja masyarakat biasanya meningkat di masa-masa menjelang hari raya. Sebab, semua karyawan di masa ini sejatinya akan memperoleh tunjangan hari raya alias THR. Apalagi tahun ini, pemerintah sudah mewajibkan setiap perusahaan untuk membagikan THR kepada karyawan secara penuh paling lambat 25 April 2022. Aliran penghasilan ekstra ini yang akhirnya mengerek naiknya harga dari berbagai hal.

Selama bulan puasa, barang yang harganya meningkat umumnya ialah bahan makanan dan makanan jadi. Mendekati Idulfitri, barang-barang harganya ikut merembet naik bertambah, seperti pakaian, bahkan emas dan kendaraan bermotor.

 

Baca juga:  Tips Mencegah Kantuk dan Tetap Produktif WFH Saat Puasa Ramadhan

 

Lakukan langkah ini sebelum membelanjakan THR

Memakai THR untuk kebutuhan Lebaran tentulah boleh. Namun, sebelum memakai THR, coba pertimbangkan apakah THR yang kamu kantongi sesuai dengan hasrat belanja yang kamu lakukan? Jangan-jangan, kamu malah tekor karena barang yang ingin dibelanjakan jauh di atas nilai THR.

Untuk menghindari tekor menjelang hari raya, yang perlu kamu lakukan adalah mengendalikan hasrat belanja berlebih. Berikut beberapa tips yang bisa kamu gunakan agar belanja menjelang lebaran tetap terkendali.

1. Mengutamakan kebutuhan

Langkah pertama yang bisa kamu lakukan untuk terhindar dari tekor di masa puasa dan hari raya adalah mengidentifikasi apa yang merupakan kebutuhan, dan apa yang merupakan keinginan. Apa yang kamu butuhkan pasti mencakup apa yang kamu inginkan. Tetapi, tidak semua yang kamu inginkan merupakan sesuatu yang kamu butuhkan.

Contohnya, kamu membutuhkan baju baru. Dari kebutuhan ini, kamu mungkin menginginkan gaun baru, t-shirt baru, celana panjang baru, dan seterusnya. Jadi, dari satu kebutuhan saja, kamu bisa jadi memiliki 10 atau lebih keinginan.

Artinya, kalau kamu menyusun daftar belanja berdasarkan keinginan, bisa dipastikan kamu akan memiliki daftar yang sangat-sangat panjang. Ujung-ujungnya, kamu pasti tekor. Jadi, langkah pertama belanja di hari raya adalah membuat komitmen untuk menyusun daftar belanja berdasar kebutuhan, bukan keinginan.

2. Menentukan anggaran belanja

Nilai rupiah yang dianggarkan untuk belanja, tentu bergantung pada nilai penghasilan masing-masing orang. Namun ada rule of thumb yang bisa kamu gunakan. Pertama, penghasilan ekstra seperti THR seharusnya masuk ke dalam perhitungan financial goal kamu secara keseluruhan.

Jadi, seharusnya kamu memperlakukan THR itu selayaknya gaji bulanan. Sebagian kamu alokasikan untuk belanja, sebagian lagi untuk kebutuhan finansial yang lain, seperti investasi atau pelunasan utang, atau menambah dana darurat.

Seberapa besar porsi untuk masing-masing kebutuhan? Jawaban atas pertanyaan ini kembali lagi ke kondisi masing-masing orang. Namun, sebaiknya kamu tidak menghabiskan lebih dari separuh THR kamu untuk konsumsi. Separuh dari THR seharusnya kamu alokasikan untuk investasi, dana darurat, dan kebutuhan proteksi.

Coba kamu cek apakah kamu sudah memiliki produk proteksi? Jika belum, maka sudah seharusnya kamu memanfaatkan sebagian THR yang kamu terima untuk memproteksi diri dari berbagai risiko.

Di masa pandemi ini, kamu tentu membutuhkan Asuransi Kesehatan. Jadi di saat menyusun anggaran belanja, akan lebih ideal jika kamu juga mengecek produk Asuransi Kesehatan yang kamu butuhkan untuk melindungi kondisi keuanganmu di saat risiko terjadi.

 

Baca juga:  Ramai-ramai Soal NFT, Ini Penjelasan Lengkapnya Agar Tidak Ketinggalan

 

3. Menyusun daftar belanja

Sepintas, poin ini terdengar sebagai sesuatu yang menyenangkan, ya? Namun jika kamu sudah mengikuti dua poin yang disebut di atas, menyusun list ini merupakan pekerjaan yang tidak mudah.  Untuk orang yang merupakan shopaholic, malah tahapan ini bisa jadi mengesalkan.

Dalam menyusun daftar belanja, kamu perlu menggabungkan apa yang telah kamu lakukan sebelumnya. Mencatat apa saja yang menjadi kebutuhan kamu dan mencocokannya dengan nilai belanja yang kamu anggarkan.

Apakah total harga barang yang kamu ingin beli masih lebih besar daripada nilai yang kamu anggarkan? Jika ya, berarti kamu harus mencoret beberapa barang. Pilih barang yang sebenarnya memenuhi kebutuhan yang sama. 

Jadi, kamu paham kan mengapa tahap ini bisa sangat menyulitkan? Karena saat menyusun daftar belanja ini, kamu kemungkinan harus tega mencoret beberapa barang yang kamu ingin beli, agar nilai daftar belanjaan mu sesuai dengan anggaran belanja. Di saat nilai daftar belanja kamu sudah pas, atau mungkin lebih kecil dari nilai anggaran belanja kamu, di saat itulah tahap ini selesai.

4. Memilih tempat belanja

Daftar belanja yang kamu susun untuk masa puasa dan perayaan lebaran pastinya terdiri dari banyak barang. Dan, untuk tiap barang yang kamu catat, pasti ada banyak tempat yang menjualnya. 

Ada baiknya perencanaan belanja kamu juga mencakup penentuan tempat belanja. Pilih tempat belanja yang menawarkan harga yang paling murah. Akan lebih ideal jika tempat tersebut juga menjual banyak barang yang kamu butuhkan.

Agar mendapatkan harga terbaik dan menghemat waktu, belanja online layak kamu pertimbangkan. Saat ini, ada banyak e-commerce yang menampung ratusan merchant. Tentu, barang yang kamu inginkan dijajakan di sana.

5. Memanfaatkan program promosi atau diskon

Perayaan Idulfitri merupakan momen bagi para peritel menggenjot omzet penjualan. Mereka sadar sebagian besar orang yang mendapatkan THR, akan meningkatkan belanjanya menjelang lebaran.

Nah, strategi yang umum digunakan peritel meningkatkan penjualannya adalah memberikan potongan harga atau diskon. Ada juga yang menawarkan promosi lain, seperti skema pembayaran dengan cicilan.

Asalkan total daftar belanja kamu tidak melampaui anggaran, kamu sah-sah saja memanfaatkan program diskon, atau bentuk promosi lain yang ditawarkan.

6. Meluangkan waktu untuk belanja dari jauh-jauh hari

Apabila kamu punya dana dingin yang bisa digunakan terlebih dahulu untuk belanja kebutuhan lebaran, kamu bisa belanja lebih cepat. Tujuan belanja lebih cepat ini untuk mendapatkan harga yang lebih oke. Kamu juga akan lebih cermat dalam menyusun daftar belanja, apabila tidak terdesak oleh waktu.

7. Mengajak teman belanja

Jika kamu termasuk shopaholic yang gemar berbelanja secara langsung di mal atau pusat perbelanjaan lain, ada banyak cara untuk memastikan kamu tetap setia dengan ceklist yang kamu buat. Satu di antaranya adalah mengajak keluarga atau kerabat untuk menemanimu saat belanja.

Pastikan orang yang kamu ajak mengetahui daftar belanjaan plus anggaranmu. Dia seharusnya juga orang yang bisa mengingatkan kamu, apabila kamu kalap dan tergoda belanja lebih banyak dari yang seharusnya.

8. Jangan belanja di saat suasana hati sedang tidak bagus

Dalam kehidupan modern, belanja termasuk mood booster bagi banyak orang. Meski bisa mendatangkan efek positif, namun belanja semacam itu jelas akan menyulitkan upaya kamu mengendalikan belanja di masa perayaan.

Jadi, yang perlu kamu lakukan adalah melakukan belanja di saat suasana hati sedang oke. Jika kamu belanja di saat mood sedang berantakan, sangat mungkin kamu tidak melihat lagi daftar belanja. Bisa-bisa kamu akan membeli banyak barang yang tidak ada anggarannya hanya untuk memperbaiki suasana hati.

 

Baca juga:  Tips Mengelola Keuangan Rumah Tangga untuk Pasangan Baru Nikah

 

Itulah delapan langkah yang dapat kamu lakukan agar THR tidak numpang lewat. Selamat menyambut Idulfitri dengan keuangan yang sehat!

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023