penyakit chikungunya

Penyakit Chikungunya: Ketahui Gejala dan Cara Pencegahannya

7 Agustus 2025 | Allianz Indonesia
Menurut laporan Reuters, pada 22 Juli 2025, World Health Organization (WHO) mengeluarkan peringatan mengenai potensi wabah penyakit chikungunya yang dapat menyebar ke berbagai belahan dunia. Virus ini, yang dulunya banyak ditemukan di Afrika dan Asia Selatan, kini telah menyebar ke Eropa, Amerika Selatan, Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Apa alasan Indonesia masuk zona berisiko tinggi? Pasalnya Indonesia punya iklim tropis dan populasi nyamuk Aedes yang tinggi, sehingga menjadikan Indonesia adalah wilayah yang rawan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengenal lebih dalam apa itu chikungunya, cara penularannya, gejala, serta langkah pencegahannya sebelum terlambat.

Yuk, simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Menurut WHO, chikungunya adalah infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini aktif pada siang hari dan berkembang biak di titik-titik di mana air tergenang seperti bak mandi, vas atau pot bunga, serta kaleng bekas.

Virus chikungunya (CHIKV) memiliki masa inkubasi 2–12 hari, dan meskipun jarang menyebabkan kematian, gejalanya cukup berat serta dapat memengaruhi kualitas hidup penderita dalam jangka panjang.

Sampai saat ini terdapat dua jenis vaksin CHIKV, yaitu Ixchiq dan Vimkunya, namun belum tersedia secara luas serta masih membutuhkan review lebih lanjut dari WHO. Maka dari itu, pencegahan adalah kunci utama.

Chikungunya tidak menular dari manusia ke manusia secara langsung, namun penyebarannya bisa sangat cepat di wilayah dengan kepadatan nyamuk tinggi dan minim pencegahan. Jika ada nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang menggigit salah satu anggota keluargamu, nyamuk yang sama bisa saja menggigitmu juga, hingga akhirnya dua atau lebih anggota keluargamu bisa tertular penyakit ini.

Gejala penyakit chikungunya biasanya muncul secara mendadak dan berlangsung selama 3–10 hari. Namun, beberapa keluhan seperti nyeri sendi bisa bertahan selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Melansir CDC, gejala umumnya meliputi:

  • Demam tinggi mendadak.
  • Nyeri sendi dan otot ekstrem, terutama di tangan, kaki, lutut, dan punggung.
  • Kelelahan ekstrem.
  • Sakit kepala.
  • Ruam kemerahan pada kulit (terutama di tubuh dan wajah).
  • Mual atau muntah (pada beberapa kasus).

Gejala bisa lebih parah pada lansia, bayi, ibu hamil, serta penderita penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi. Dalam kasus tertentu, komplikasi seperti peradangan mata, gangguan saraf, atau bahkan masalah jantung juga bisa terjadi, meskipun jarang.

Banyak orang menyamakan chikungunya dengan  demam berdarah dengue (DBD), karena keduanya disebabkan oleh nyamuk Aedes dan memiliki gejala awal yang serupa. Namun, merangkum Dinas Kesehatan, terdapat perbedaan penting yang perlu dipahami:

Swipe to view more

Aspek

Chikungunya

Demam Berdarah (DBD)

Demam

Demam tidak beraturan

Siklus pelana kuda (demam – kritis – pemulihan)

Nyeri sendi

Sangat parah, berlangsung lama

Umumnya ringan hingga sedang, atau tidak terjadi sama sekali

Trombosit

Relatif normal, tidak signifikan menurun 

Trombosit turun drastis

Pendarahan

Jarang

Umum terjadi, biasanya mimisan atau gusi merah

Ruam kulit

Umum muncul

Kadang muncul, biasanya di fase pemulihan

Risiko kematian

Sangat rendah

Bisa fatal bila tidak ditangani dengan cepat

Karena itu, penting untuk tidak mengabaikan gejala yang muncul dan segera mencari bantuan medis untuk memastikan diagnosis yang tepat.

Seperti yang telah dipaparkan di atas, karena vaksin untuk chikungunya belum tersebar luas, fokus utama adalah pencegahan. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Gunakan obat anti-nyamuk (repellent) yang mengandung DEET atau picaridin.
  • Tidur menggunakan kelambu, terutama untuk ibu dan bayi/anak-anak.
  • Gunakan pakaian panjang, terutama saat berada di luar ruangan atau area dengan banyak nyamuk.
  • Kamu juga bisa menggunakan raket nyamuk elektrik di dalam ruangan.
  • Kosongkan dan sikat tempat-tempat yang menampung air setiap minggu.
  • Tutup rapat tempat penampungan air seperti toren atau drum, termasuk pot bunga atau ember yang tidak digunakan. 
  • Buang barang bekas yang bisa menampung air hujan.
  • Pastikan saluran air lancar dan tidak tergenang, seperti selokan, talang air, dan sebagainya.
  • Kamu juga bisa menggunakan larvasida jika diperlukan pada tempat yang sulit dikuras.
  • Gunakan kasa nyamuk di ventilasi dan jendela.
  • Fogging bisa dilakukan berkala untuk mengurangi populasi nyamuk dewasa. Namun, yang perlu kamu ketahui fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik. Untuk itu, tetap lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Bayi, lansia, dan ibu hamil perlu perlindungan ekstra karena lebih rentan terhadap komplikasi. Jika ada bayi, pastikan kelambu menutupi seluruh tempat tidur. Sedangkan, untuk ibu hamil, sebaiknya hindari bepergian ke wilayah endemis.

Jika kamu bepergian ke daerah endemis, persiapkan perlindungan maksimal dan kenali tanda-tanda awal infeksi. Misalnya, membawa obat nyamuk dengan ukuran travel dan pakaian tertutup jika berpergian ke wisata alam.

Meskipun sebagian besar kasus chikungunya bisa sembuh sendiri dengan istirahat, kamu harus segera ke dokter jika mengalami gejala seperti:

  1. Demam tinggi yang tidak turun selama 3 hari berturut-turut.
  2. Nyeri sendi hebat yang membuat sulit bergerak.
  3. Ruam menyebar di seluruh tubuh.
  4. Tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir kering dan badan lemas.
  5. Muntah terus-menerus atau tidak nafsu makan.

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan darah untuk memastikan apakah infeksi yang terjadi adalah chikungunya, DBD, atau penyakit virus lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa chikungunya adalah penyakit yang bisa menimbulkan gejala ringan hingga berat. Sementara itu vaksinnya belum tersebar luas, makanya kamu wajib melakukan pencegahan pertumbuhan nyamuk yang membawa virusnya.

Nah, di tengah meningkatnya risiko penyakit seperti chikungunya, penting untuk memiliki proteksi yang tepat. Allianz Flexi Medical hadir sebagai solusi perlindungan kesehatan yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan kamu dan keluarga. Dengan manfaat pertanggungan rawat inap, tindakan medis, dan pemeriksaan laboratorium, kamu tak perlu khawatir terhadap beban finansial jika terkena penyakit seperti chikungunya.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Jul 11, 2025

Jul 10, 2025