Dalam beberapa kasus, pusing bisa dipicu oleh faktor psikologis seperti stres, cemas, atau overthinking. Kondisi ini dikenal sebagai psikosomatis, yaitu keluhan fisik yang dipicu atau diperburuk oleh faktor emosional dan mental. Menurut Cleveland Clinic, gangguan psikosomatis terjadi ketika pikiran memengaruhi tubuh sehingga menimbulkan gejala fisik nyata, meski tidak ditemukan penyakit medis yang mendasari.
Artinya, kepala sering pusing belum tentu menandakan adanya infeksi atau gangguan pada organ tubuh kita. Namun, penting untuk memahami penyebabnya supaya bisa ditangani dengan tepat.
Penyebab Kepala Sering Pusing Meski Fisik Sehat
Jika hasil pemeriksaan kesehatan normal, maka beberapa penyebab pusing yang perlu kamu ketahui antara lain:
1. Kecemasan atau stres
Kecemasan ringan maupun stres berkepanjangan dapat memicu ketegangan pada otot leher, kepala, dan bahu. Dilansir dari Scripps Health, ketegangan ini bisa mengakibatkan tension headache yang terasa seperti tekanan di sekitar kepala. Tekanan tersebut memberikan rasa pusing, tapi terkadang hanya sebagian (migrain) atau sepenuhnya.
2. Migrain ringan
Nah, berkaitan dengan poin sebelumnya, migrain tidak selalu muncul dengan gejala berat. Migrain ringan pun bisa menimbulkan pusing berulang, yang biasanya dipicu oleh kelelahan, kurang tidur, atau konsumsi makanan tertentu, seperti cokelat dan keju.
3. Kurang minum (dehidrasi)
Mungkin kamu berpikir, kok bisa kurang air putih bikin sakit kepala? Pasalnya dehidrasi dapat mengurangi aliran darah ke otak dan memicu pusing. Kebiasaan lupa minum cukup air putih sering menjadi penyebab yang tidak disadari.
4. Ketegangan pada mata
Untuk kamu yang pekerja kantoran, kepala sering pusing biasanya bermula dari mata yang tegang. Menatap layar komputer atau gadget terlalu lama, bahkan seharian, dapat menyebabkan eye strain, yang memberikan efek kejang pada otot di sekitar mata dan kepala.
5. Pola tidur berantakan
Kurang tidur mengganggu keseimbangan hormon dan memicu ketegangan otot, yang akhirnya memunculkan rasa pusing. Tidur adalah bagian penting dalam proses recovery tubuh setelah aktivitas seharian yang terasa melelahkan.
6. Gangguan keseimbangan ringan
Kadang, masalah pada telinga bagian dalam seperti benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) bisa menyebabkan sensasi berputar atau melayang.
7. Faktor psikosomatis
Seperti yang telah disinggung di atas, psikosomatis datang dari rasa cemas, tekanan pekerjaan, atau masalah emosional yang menumpuk. Sehingga, memperburuk persepsi tubuh terhadap rasa pusing, meski tidak ada kelainan medis.
Cara Sederhana Meredakan Pusing
Jika pusing yang kamu alami tidak disebabkan penyakit serius, beberapa langkah sederhana ini bisa membantu:
a. Latihan pernapasan dalam
Teknik pernapasan diafragma dapat menurunkan detak jantung dan mengendurkan otot tegang akibat stres. Pernapasan ini melibatkan otot perut dan diafragma secara bersamaan. Caranya:
- Dalam posisi duduk, tempatkan tangan kanan di dada atas, tangan kiri di bawah tulang rusuk.
- Pastikan kepala, leher, dan bahumu rileks, lalu tarik napas melalui hidung.
- Rasakan perut mengembang, itulah tanda diafragma bekerja, lalu hembuskan lewat mulut secara perlahan.
b. Hidrasi yang cukup
Pastikan minum air putih minimal 8 gelas per hari, atau sekitar 2 liter, terutama jika beraktivitas di luar ruangan. Bawa botol minum yang terisi penuh ke mana pun kamu pergi, jika tidak mau repot membeli.
c. Peregangan leher dan bahu
Lakukan stretching ringan untuk mengurangi ketegangan otot penyebab pusing setiap beberapa jam sekali saat kamu bekerja.
d. Istirahat mata secara berkala
Gerakan stretching juga akan menjauhkan mata dari layar, hal ini dapat mencegah eye strain. Terapkan aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit, alihkan pandangan dari layar sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.
e. Tidur yang cukup
Usahakan tidur 7–9 jam per malam dengan jadwal teratur. Pastikan juga kamu sudah tidak menatap layar gadget satu jam sebelum jam tidurmu. Hal ini untuk mendukung kamu mendapatkan kualitas tidur terbaik.
f. Batasi kafein berlebihan
Pastikan kamu mengonsumsi kafein dalam jumlah batas aman harian. Hal tersebut karena terlalu banyak kafein juga bisa memicu sakit kepala rebound.
g. Relaksasi mental
Berikan waktu untuk mental beristirahat. Stres pekerjaan atau kuliah, bisa dilepas sejenak melalui meditasi, yoga, atau berjalan santai di alam. Dengan begitu, kamu dapat menurunkan ketegangan mental dan fisik.
Kapan Harus Waspada dan Konsultasi ke Dokter?
Meskipun kepala sering pusing tidak selalu berkaitan dengan masalah medis, ada kondisi yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Nah, segera konsultasi ke dokter jika pusing kamu disertai:
- Gangguan penglihatan ganda atau kabur.
- Bicara jadi tidak jelas.
- Kelemahan dan mati rasa pada wajah atau anggota tubuh lainnya.
- Hilang keseimbangan parah.
- Demam tinggi.
- Muntah hebat.
- Terjadi terus menerus.
Apakah perlu medical check-up?
Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan fisik lebih detail atau Medical Check-Up (MCU) untuk memastikan tidak ada penyakit yang terlewat. Melansir Mayo Clinic, pemeriksaan menyeluruh membantu mengidentifikasi penyebab pusing kronis dan memberikan penanganan yang tepat.
Makanya, dapat disimpulkan bahwa pusing yang muncul berulang meski hasil pemeriksaan kesehatan normal bisa jadi disebabkan faktor non-fisik seperti stres, cemas, atau pola hidup yang kurang sehat. Memahami penyebabnya membantu kamu menemukan solusi yang tepat tanpa panik berlebihan.
Jangan ragu melakukan konsultasi medis jika gejala memburuk atau disertai tanda-tanda bahaya seperti yang disebutkan di atas. Salah satu produk asuransi kesehatan yang dapat menjawab kebutuhanmu adalah Allianz Flexi Medical.
Produk asuransi kesehatan individu ini menawarkan berbagai pilihan perlindungan kesehatan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhanmu. Dengan berbagai manfaat unggulan dan cakupan luas, produk ini memastikan kamu mendapatkan perawatan medis terbaik kapanpun dan dimanapun kamu membutuhkannya. Selain perawatan medis, kamu akan mendapatkan fasilitas Layanan Konsultasi Dokter Online yang dapat digunakan H+1 sejak Polis aktif dengan maksimal 12x setahun untuk Psikolog klinis dan juga Psikiater.
Dengan begitu, kamu bisa fokus pada pemulihan dan kualitas hidup, bukan pada tagihan akan pemeriksaan medis.