Namun, biasanya keracunan makanan tidak selalu langsung terasa. Gejalanya bisa muncul 1 hingga 48 jam setelah kamu makan sesuatu yang tampak “aman”. Maka dari itu, banyak orang sering mengira penyebabnya hal lain, padahal tubuh sedang memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang salah.
Mengenali tanda-tanda ini sejak awal bisa membantu kamu mencegah kondisi makin parah dan mempercepat pemulihan.
Gejala Keracunan Makanan yang Perlu Diwaspadai
Keracunan makanan bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti Salmonella, E. coli, Listeria, atau Norovirus.
Melansir Mayo Clinic, masing-masing memberikan efek yang berbeda, tapi gejalanya biasanya mirip. Berikut beberapa gejala yang paling sering muncul dan perlu kamu waspadai:
1. Mual dan muntah
Mual dan muntah adalah tanda paling umum keracunan makanan. Ini adalah cara alami tubuh untuk mengeluarkan zat beracun dari sistem pencernaan. Jika kamu muntah terus-menerus lebih dari beberapa jam, penting untuk segera mengganti cairan tubuh agar tidak dehidrasi, misalnya dengan minum air putih sedikit demi sedikit.
2. Nyeri perut dan kram
Kram perut sering kali terasa seperti perut diremas atau tertarik. Ini terjadi karena otot usus berkontraksi untuk mencoba menyingkirkan penyebab iritasi dari saluran pencernaan. Jika rasa sakit semakin intens atau disertai diare berdarah, segera periksakan diri ke dokter.
3. Diare
Diare adalah gejala utama lainnya. Tinja bisa menjadi encer, bahkan disertai lendir atau darah tergantung penyebab infeksi. Pastikan kamu tetap terhidrasi dengan minum air putih, cairan elektrolit, atau oralit untuk menggantikan cairan yang hilang.
4. Demam
Demam ringan hingga sedang bisa muncul karena tubuh sedang melawan infeksi. Namun, jika suhu tubuh naik di atas 38,5°C dan disertai gejala berat lain, itu bisa menandakan infeksi yang lebih serius.
5. Sakit kepala dan nyeri otot
Selain gejala pencernaan, keracunan makanan juga dapat memicu sakit kepala atau nyeri otot, terutama akibat dehidrasi dan peradangan yang terjadi di tubuh.
6. Dehidrasi
Tanda-tanda dehidrasi meliputi bibir kering, jarang buang air kecil, atau rasa pusing. Ini bisa menjadi komplikasi serius, terutama pada anak-anak, lansia, dan ibu hamil, karena tubuh kehilangan cairan lebih cepat daripada yang diganti.
7. Ruam atau reaksi kulit
Beberapa orang bisa mengalami ruam, gatal, atau kemerahan pada kulit akibat keracunan makanan tertentu, terutama jika penyebabnya adalah alergen makanan. Reaksi kulit ini biasanya muncul bersamaan dengan gejala pencernaan seperti mual atau diare.
8. Perubahan warna urin atau rasa logam di mulut
Pada beberapa jenis keracunan, terutama yang melibatkan bahan kimia atau logam berat, kamu perlu memperhatikan perubahan warna urin menjadi lebih gelap atau rasa logam di mulut. Meski jarang terjadi, gejala ini penting diperhatikan karena bisa menjadi tanda awal keracunan serius yang butuh penanganan medis.
9. Gejala neurologis serius
Meski jarang terjadi, dalam kasus keracunan tertentu, seperti racun kimia, tubuh bisa menunjukkan gejala gangguan saraf. Misalnya, kebingungan, tremor, kesulitan menelan, penglihatan kabur, atau kelemahan otot. Munculnya gejala ini menandakan bahwa toksin telah memengaruhi sistem saraf, dan kondisi ini termasuk darurat, sehingga memerlukan penanganan medis segera.
Baca juga: 5 Tips Menjaga Keamanan Makanan dari WHO
Pertolongan Pertama Saat Mengalami Keracunan Makanan
Jika kamu atau orang di sekitarmu mengalami gejala di atas, jangan panik. Sebagian besar kasus keracunan makanan bisa pulih dalam beberapa hari dengan perawatan sederhana di rumah.
Ikuti langkah pertolongan yang bisa kamu lakukan berdasarkan arahan NHS:
1. Istirahat dan minum banyak cairan
Fokus pertama adalah mencegah dehidrasi. Minumlah air putih, oralit, atau kaldu bening secara berkala. Hindari kopi, teh, atau minuman berenergi karena bisa memperburuk kehilangan cairan.
2. Hindari makanan berat sementara waktu
Biarkan sistem pencernaanmu beristirahat. Setelah gejala mulai membaik, mulailah makan makanan ringan seperti bubur, pisang, roti tawar, atau kentang rebus. Hindari makanan berminyak, pedas, atau susu selama proses pemulihan.
3. Jangan konsumsi obat antidiare tanpa rekomendasi dokter
Meski terlihat membantu, beberapa obat antidiare justru bisa memperlambat proses pembuangan bakteri dari tubuh. Sebelum minum obat apa pun, sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter.
4. Perhatikan tanda-tanda memburuk
Jika kamu mulai mengalami muntah terus-menerus, demam tinggi, darah pada tinja, atau gejala berlangsung lebih dari tiga hari, segera temui tenaga medis.
Kapan Harus ke Dokter?
Kebanyakan kasus keracunan makanan bisa ditangani di rumah, tetapi ada kondisi yang memerlukan perhatian medis segera. Kamu sebaiknya segera ke dokter jika mengalami hal-hal berikut:
- Muntah terus-menerus dan tidak bisa menahan cairan apa pun.
- Diare disertai darah atau berwarna hitam pekat.
- Demam.
- Tanda dehidrasi berat seperti pusing parah, mulut sangat kering, atau tidak buang air kecil lebih dari 8 jam.
Selain itu, bayi, anak kecil, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah (seperti penderita diabetes atau autoimun) perlu segera mendapatkan pemeriksaan dokter karena lebih rentan mengalami komplikasi serius.
Gejala keracunan makanan bisa bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung penyebab dan kondisi tubuh. Mual, muntah, diare, dan kram perut mungkin terlihat sepele, tapi bisa menjadi tanda infeksi yang memerlukan perhatian khusus.
Dengan mengenali gejalanya sejak dini, kamu bisa memberikan pertolongan pertama dengan cepat dan mencegah komplikasi yang lebih serius.