Kenali 7 Perbedaan
Paylater dan Pinjol, Apa Saja?

11 September 2023 | Allianz Indonesia
Pelajari perbedaan mendasar antara paylater dan pinjol, serta tips bijak dalam menggunakannya.
Dalam era digital saat ini, banyak layanan keuangan yang memudahkan transaksi kita sehari-hari. Dua di antaranya yang sedang naik daun adalah pinjol (pinjaman online) dan paylater (bayar nanti).
 
Meskipun keduanya menawarkan kemudahan dalam transaksi, ada perbedaan mendasar yang perlu kamu ketahui, lho.
Paylater yang dikenal juga dengan istilah "bayar nanti", kini semakin populer di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang sering berbelanja di platform e-commerce atau membeli tiket pesawat di marketplace.
 
Sesuai dengan namanya, paylater memungkinkan pengguna untuk dapat melakukan pembiayaan terkait pembelian barang tertentu dengan pembayaran yang akan dilakukan nanti saat jatuh tempo.
 
Dengan kata lain, paylater adalah layanan yang memudahkan masyarakat untuk membeli suatu produk atau jasa dengan menunda pembayaran atau berutang.
 
Namun, masyarakat tetap wajib melunasi utang tersebut sesuai dengan masa tenor yang ditetapkan.
 
Sedangkan pinjol atau pinjaman online, adalah lembaga jasa keuangan yang menawarkan pinjaman tunai kepada masyarakat.
 
Berbeda dengan paylater yang hanya dapat digunakan untuk membiayai suatu pembelian dengan menunda pembayaran, pinjol menyediakan dana tunai yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, baik itu untuk kebutuhan konsumtif maupun produktif.
 
Salah satu keunggulan utama pinjol adalah fleksibilitasnya. Pengguna dapat mengajukan pinjaman dengan jumlah yang bervariasi, tergantung pada kebutuhan dan kemampuan pengembalian pinjaman.
 
Selain itu, tenor atau durasi pinjaman juga bisa disesuaikan, mulai dari beberapa hari hingga beberapa bulan.
 
Dalam dunia pinjol, terdapat dua pihak utama, yaitu pemberi pinjaman (lender) dan penerima pinjaman (borrower). Pemberi pinjaman adalah individu atau lembaga yang menyediakan dana untuk dipinjamkan, sementara penerima pinjaman adalah mereka yang meminjam dana tersebut untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka.
 
Setelah mengetahui pengertian paylater dan pinjol, berikut ini perbedaan utama di antara keduanya dilansir dari Kompas dan CNN.
1. Metode transaksi
Ketika berbicara tentang pinjol dan paylater, kita seringkali menganggap keduanya sama. Namun, sebenarnya ada perbedaan mendasar dalam cara kerjanya. Paylater, seperti namanya, memungkinkan kamu untuk dapat melakukan pembiayaan terkait suatu pembelian, seperti barang dengan membayarkan tagihan beserta bunga saat jatuh tempo dengan durasi pembayaran yang bisa kamu pilih, mulai dari 1, 3, 6, atau 12 bulan.
 
Sementara itu, pinjol adalah platform yang menawarkan pinjaman instan yang bisa kamu bayar kembali saat jatuh tempo. Jadi, jika kamu membutuhkan dana tunai dengan cepat, pinjol bisa menjadi solusi.
 
2. Aturan soal pinjol dan paylater
Dalam dunia keuangan digital, regulasi menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk melindungi konsumen. Pinjol, yang juga dikenal sebagai Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI), diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
 
Aturannya berdasarkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 10/POJK.05/20221. Ini menunjukkan bahwa pinjol memiliki standar tertentu yang harus dipenuhi oleh penyelenggaranya.
 
Sebaliknya, meskipun memiliki potensi untuk memudahkan transaksi, aplikasi paylater juga bisa menimbulkan risiko, apalagi jika tidak diawasi oleh otoritas atau lembaga keuangan lainnya. Namun, beberapa aplikasi paylater saat ini juga telah terdaftar di OJK.
 
3. Jenis perusahaan
Ada perbedaan mendasar antara perusahaan yang menawarkan pinjol dan paylater. Menurut Eddy Junarsin, seorang ekonom dari UGM, perusahaan yang menyediakan layanan ini berbeda.
 
Paylater mungkin terlihat mirip dengan fintech peer-to-peer (P2P) lending atau yang kita kenal dengan pinjaman online (pinjol). Namun, sebenarnya keduanya jelas berbeda.
 
Perusahaan fintech adalah perusahaan yang memberikan layanan transaksi keuangan dengan menggunakan kemajuan teknologi di dalamnya, dan menjadikan sistem pinjaman online sebagai salah satu layanannya.
 
Sebaliknya, perusahaan yang menerapkan sistem paylater belum tentu merupakan perusahaan fintech. Seperti halnya yang disebutkan sebelumnya, mayoritas perusahaan penyedia fitur paylater adalah e-commerce yang biasanya bekerja sama dengan perusahaan fintech atau perbankan sebagai penyedia pinjaman dana.
 
4. Tujuan penggunaan
Salah satu perbedaan mendasar antara pinjol dan paylater adalah tujuan penggunaannya. Paylater biasanya disediakan oleh e-commerce atau marketplace untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan transaksi atas pembelian tertentu.
 
Contohnya, saat kamu ingin membeli barang kebutuhan atau tiket perjalanan, kamu bisa memilih opsi paylater untuk menunda pembayaran hingga jatuh tempo.
 
Sementara itu, pinjol adalah lembaga pembiayaan bukan bank yang dapat diakses masyarakat secara online melalui berbagai aplikasi.
 
Tidak seperti paylater yang biasanya terintegrasi dengan e-commerce, aplikasi pinjol dapat diakses secara mandiri. Ini memungkinkan masyarakat untuk meminjam uang tanpa harus bertransaksi di sebuah marketplace.
 
5. Tingkat keamanan
Keamanan adalah salah satu aspek penting yang harus diperhatikan saat memilih layanan keuangan. Paylater dianggap lebih aman karena layanannya berasal dari lembaga pembiayaan tepercaya seperti bank atau multifinance.
 
Sebaliknya, meskipun ada pinjol yang terdaftar dan berada di bawah pengawasan OJK, tetapi masih banyak ditemukan pinjol ilegal atau bodong. Keberadaan pinjol ilegal ini dianggap seperti rumput liar yang sulit dibasmi dan bisa menimbulkan risiko bagi penggunanya.
 
6. Bunga pinjaman
Kedua layanan ini, baik paylater maupun pinjol, memberikan bunga bagi peminjam. Namun, perlu diperhatikan bahwa tingkat bunga yang diberikan bisa berbeda-beda tergantung pada penyedia layanannya.
 
Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk membandingkan dan memilih layanan yang menawarkan bunga terendah.
 
7. Hasil pinjaman
Dalam hal proses penyaluran dana, paylater melibatkan banyak pihak, termasuk peminjam, perusahaan penyedia pinjaman, e-commerce, dan merchant.
 
Sedangkan pinjol hanya melibatkan dua pihak, yaitu perusahaan penyedia dana dan peminjam. Biasanya, peminjam akan mengajukan permohonan kredit melalui aplikasi dan setelah disetujui, dana akan dikirimkan ke rekening peminjam untuk dicairkan.
 
Nah, sebelum kamu memutuskan menggunakan paylater atau pinjol, dilansir dari CNBC, ada baiknya kamu mempertimbangkan beberapa hal berikut ini.
 
1. Pertimbangkan kemampuan membayar
Sebelum menggunakan layanan paylater atau pinjol, pastikan bahwa total cicilan tidak melebihi 30% dari total pendapatan bulanan kamu untuk menghindari beban keuangan yang berlebihan.
 
2. Gunakan untuk kebutuhan, bukan keinginan
Gunakan layanan ini untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak atau investasi yang menguntungkan, bukan untuk memenuhi keinginan konsumtif yang bisa menambah beban keuangan.
 
3. Cek legalitas perusahaan
Sebelum memutuskan untuk menggunakan layanan pinjol, selalu cek legalitas perusahaan penyelenggara di OJK untuk menghindari penipuan dan bunga yang tidak manusiawi.
 
4. Perhatikan detail biaya dan bunga
Selain itu, sebelum menetapkan pilihan untuk menggunakan pinjol ataupun paylater, periksa rincian biaya dan suku bunga yang ditawarkan oleh penyedia. Ini membantu kamu untuk menghindari kejutan buruk di kemudian hari.
 
5. Lunasi cicilan dengan segera
Jika memungkinkan, lunasi cicilan paylater secepatnya untuk menghindari penumpukan beban bunga.
 
6. Gunakan layanan dengan batas yang aman
Hindari memiliki banyak akun paylater atau menggunakan layanan ini melebihi limit yang telah ditentukan untuk mengontrol pengeluaran dan mencegah beban cicilan yang melebihi kemampuan keuangan.
 
7. Membaca detail persyaratan
Sebelum mengambil pinjaman, baca secara teliti persyaratan yang diberikan oleh penyedia layanan. Hal ini diperlukan untuk meminimalisir adanya ketidakpahaman terkait hak dan kewajiban dari kedua belah pihak.
 
 
Dalam dunia keuangan digital, memahami perbedaan antara pinjol dan paylater sangat penting. Meski keduanya menawarkan kemudahan dalam transaksi, namun pastikan untuk tidak melebihi maksimal cicilan 30% dan kemampuan membayarmu, ya.
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023