1. Tips Kelola Keuangan agar Tidak Merana di Akhir Bulan

8 Juli 2022 | Allianz Indonesia
Mengencangkan ikat pinggang alias irit di tanggal tua biasa dilakukan oleh mahasiswa di tanggal tua. Dengan perencanaan keuangan, idealnya tidak ada lagi istilah tanggal muda dan tanggal tua. 

Mahasiswa, terutama yang ngekos, sering diidentikan dengan kondisi duit pas-pasan. Tanggal muda bahagia, tanggal tua merana. 

Istilah tanggal muda digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika baru gajian atau baru menerima transferan uang. Sedangkan tanggal tua adalah waktu ketika dompet mulai menipis sambil berusaha bertahan menuju gajian berikutnya.

Sebenarnya tanggal tua tidak harus selalu dihadapi dengan keadaan merana kalau kamu bisa mengatur keuangan. Dengan pengaturan yang tepat, idealnya tidak ada lagi istilah tanggal muda dan tanggal tua karena kamu masih memiliki cukup uang dan punya simpanan.

Tips tetap tenang di tanggal tua

Supaya tanggal tua tidak selalu bikin stres, berikut tipsnya:

1. Bikin rencana anggaran

Begitu kamu menerima uang, segera bagi menjadi pos-pos besar atau pengeluaran rutin. Misalnya jika uang bulananmu Rp3 juta, artinya dalam sehari kamu memiliki jatah Rp100.000 dengan asumsi dihabiskan semua.

Dari Rp100.000 tersebut, tetapkan Rp50.000 sebagai uang makan harian. Jika pengeluaran makan hari ini lebih dari nilai tersebut, maka seharusnya mengurangi uang makan di hari berikutnya. 

Sisanya bagi lagi menjadi pengeluaran rutin seperti untuk transportasi, pulsa, dan membayar listrik.

 

Baca juga: Generasi Muda, Sudahkah Kamu Melek Keuangan?

 

2. Buat meal preparation dan masak sendiri

Jadi anak kos bukan berarti kamu harus ketergantungan mutlak pada mi instan atau makanan instan lainnya. Selain tidak baik jika dikonsumsi jangka panjang, dengan modal yang sama, kamu bisa kok membuat yang lebih sehat. Kuncinya adalah dengan masak sendiri. Saat ini sudah banyak menu-menu simpel, murah, dan enak yang bisa kamu sontek di media sosial. 

Membuat meal preparation akan membantumu untuk lebih menghemat dan memaksimalkan bahan makanan yang dibeli. Buatlah rencana menu untuk seminggu, kemudian tulis apa saja yang dibutuhkan. Pelajari cara penyimpanan bahan makanan tersebut agar awet dan tetap segar ketika dimasak.

Untuk itu, pilihlah kosan yang menyediakan fasilitas dapur dan kulkas. Meski biasanya ongkos sewanya lebih mahal, kamu dapat lebih berhemat dalam jangka panjang.

3. Hindari bocor halus! 

Bocor halus diartikan sebagai pengeluaran kecil namun sering. Contohnya adalah membeli gorengan sebesar Rp5.000 setiap hari, membayar parkir liar setiap kali dari minimarket, atau biaya admin yang harus dikeluarkan karena memiliki empat rekening berbeda.

Bocor halus adalah pengeluaran yang tidak terdeteksi dan sering dianggap sepele. Namun ketika dikalkulasikan, jangan heran jika totalnya bisa mencapai puluhan ribu rupiah bahkan ratusan ribu rupiah per bulan. 

Jika dalam sehari rata-rata kamu mengeluarkan Rp5.000 untuk gorengan atau jajan camilan, dalam sebulan kamu bisa menghabiskan Rp150.000, dan dalam setahun bisa mencapai Rp1,8 juta. Angka yang lumayan bukan?

Untuk menyiasati bocor halus, selalu buat catatan rencana kuangan bulanan dan berkomitmen untuk tidak keluar dari rencana itu. Pengeluaran bocor halus masih dalam batas toleransi jika besarannya tidak lebih dari 5% pemasukan bulanan. Tapi, kalau sudah mencapai 10%, kamu memerlukan kontrol khusus agar tidak semakin menjadi-jadi.

4. Nongkrong hemat

Nongkrong di mal bikin boros. Minimal kamu perlu mengeluarkan uang untuk membeli makan dan minum. Belum lagi godaan ketika melihat baju dengan label diskon.

Untuk itu, upayakan untuk membatasi kegiatan nongkrong yang sekiranya bikin boros. Jika biasa nonton bioskop, kamu bisa lebih hemat dengan menonton Netflix. Selagi muda, coba cari kegiatan produktif yang justru dapat menghasilkan cuan daripada menghabiskan uang.

5. Cari alternatif lain untuk cuci mata

Situs belanja online tidak akan ada habisnya dalam memberikan promosi, diskon, atau flash sale barang murah yang sebenarnya tidak kamu butuhkan. Scrolling aplikasi marketplace memang menyenangkan, tapi akan jadi menyedihkan kalau justru membuatmu banyak berutang.

Tidak ada salahnya sih menimbun barang di keranjang belanjaan, tapi jangan jadikan check out sebagai hobi, ya. Coba cari alternatif lain kegiatan cuci mata yang tidak membuat dompet kempes. 

6. Catat dan evaluasi pengeluaran setiap bulan

Setelah menjalani tips-tips di atas, lakukan evaluasi pada akhir bulan. Apakah kamu jadi punya sisa uang untuk ditabung? Berapa penghematan yang berhasil kamu lakukan? Ketika misi berhasil, ini bisa memotivasi kamu untuk lebih semangat berhemat di bulan berikutnya.

Sisa uang yang berhasil dihemat bisa dimasukkan ke tabungan berjangka (supaya kamu tidak tergoda untuk mengambilnya) atau dibelikan reksadana. Tujuannya supaya uangmu terus tumbuh.

Kamu juga disarankan untuk menambah satu pos yang tidak kalah penting, yaitu premi Asuransi Kesehatan. Meski masih muda dan cenderung segar bugar, risiko sakit mungkin saja terjadi. Asuransi Kesehatan akan melindungi keuanganmu ketika membutuhkan biaya untuk berobat. Sayang bukan, tabungan yang sudah susah payah dikumpulkan, malah dipakai untuk membayar tagihan rumah sakit?

 

Baca juga: Waspada, Penyakit Kritis Intai Anak Muda

 

7. Cari tambahan penghasilan

Dibandingkan dengan zaman dulu, anak muda zaman sekarang sebenarnya lebih mudah mendulang cuan tambahan. Kemajuan teknologi telah membuka lebih banyak peluang. Mau jadi freelancer? Sekarang sudah ada wadah yang mempertemukan antara freelancer dengan klien. Bahkan bermain media sosial pun bisa mendatangkan rupiah jika kamu memiliki skill dan pandai melihat peluang.

Pengalaman ini selain memperkaya portofolio saat memasuki dunia kerja, juga menjauhkanmu dari ‘tanggal tua’ nan merana karena kamu punya penghasilan tambahan. 

 

Baca juga: Mengenal Frugal Living, Gaya Hidup yang Bantu Wujudkan Pensiun Muda

 

Itulah tips berhemat di tanggal tua untuk anak kosan. Jika sudah terbiasa mengatur keuangan sejak muda, harapannya saat berumah tangga kamu semakin terampil mengelola ketika kebutuhan dan pos-pos pengeluaran semakin bertambah.

 

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023