dampak gadget pada anak

Kapan Anak Boleh Main Gadget? Ini Waktu Ideal dan Batasannya

23 Juli 2025 | Allianz Indonesia
Anak-anak zaman sekarang tumbuh sebagai generasi tech savvy atau mahir menggunakan teknologi. Bahkan balita kini telah terbiasa mengakses YouTube, sementara anak SD sudah aktif di media sosial. Fenomena ini memunculkan banyak pertanyaan, kapan waktu yang tepat untuk mengenalkan gadget ke anak dan berapa lama durasi aman penggunaannya?

Pertanyaan-pertanyaan ini penting, karena dampak dan pengaruh gadget terhadap perkembangan anak tidak bisa diabaikan begitu saja. Teknologi memang dapat membantu dalam pendidikan dan hiburan, tapi penggunaan yang terlalu dini dan tidak terkontrol justru bisa berdampak negatif terhadap perkembangan anak. Lalu, kapan sebenarnya waktu yang tepat?

Dalam artikel ini, Allianz akan membantu kamu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mulai dengan usia ideal bagi anak untuk mulai pakai gadget hingga studi soal durasi penggunaan hariannya di bawah ini.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak-anak di bawah usia 18 bulan sebaiknya tidak terpapar layar sama sekali, kecuali untuk video call. Untuk usia 2-5 tahun, durasi maksimal paparan layar adalah 1 jam per hari dengan konten yang berkualitas dan didampingi orang tua.

Terkait penggunaan gadget, seperti smartphone, ipad, tab, hingga laptop, sebagian besar studi dan organisasi kesehatan menyarankan usia ideal anak memiliki ponsel adalah sekitar 12–14 tahun.

Hasil survei berjudul The Common Sense Census: Media Use by Tweens and Teens 2021, yang dikutip dari Child Mind Institute, menyatakan bahwa anak yang diberikan gadget sebelum usia 12–14 tahun cenderung lebih tinggi risikonya mengalami masalah tidur, kecemasan sosial, dan gangguan konsentrasi.

Lebih lanjut, Co-Founder and Chief Data Scientist Research.com, mengungkapkan bahwa 42% orang tua di Amerika memberikan smartphone pertama pada anak di usia 10-12 tahun, sementara 31% lainnya memilih usia 13-15 tahun. Meskipun batas bawahnya rendah, smartphone tersebut biasanya telah dilengkapi dengan parental lock yang melindungi anak-anak dari terpaan konten-konten negatif.

Berdasarkan panduan dari AAP, berikut adalah batasan penggunaan gadget untuk anak-anak:

  • Usia 2-5 tahun: maksimal 1 jam per hari.
  • Usia 6-12 tahun: maksimal 2 jam per hari, tergantung kebutuhan akademik.
  • Usia remaja: durasi bisa lebih fleksibel, tapi tetap perlu dibatasi agar tidak mengganggu waktu tidur dan aktivitas fisik.

Durasi ini disarankan untuk konten hiburan, bukan kebutuhan belajar online. Studi tentang Screen Time dan Komunikasi Anak-Orang Tua untuk Anak Usia 12 Tahun, dipublikasikan lewat JAMA Pediatrics tahun 2024, menemukan bahwa paparan layar lebih dari 2 jam per hari pada anak usia sekolah dapat berkontribusi terhadap penurunan kualitas tidur dan performa akademik.

Pengaruh gadget terhadap perkembangan anak cukup signifikan, terutama jika digunakan tanpa pengawasan atau batasan. Berikut ini beberapa dampak negatif yang sering ditemukan:

  1. Gangguan tidur: blue light (cahaya biru) dari layar gadget dapat menghambat produksi melatonin, hormon tidur.
  2. Masalah perilaku: penggunaan berlebihan dapat meningkatkan risiko impulsivitas, tantrum, hingga kecanduan.
  3. Penurunan kemampuan bersosialisasi: anak lebih nyaman berinteraksi lewat layar dibanding orang lain di dunia nyata.
  4. Risiko konten tidak pantas: tanpa pengawasan, anak bisa terpapar konten dewasa atau kekerasan.
  5. Masalah kesehatan fisik: seperti nyeri mata, postur tubuh buruk, dan kurang aktivitas fisik.

Namun demikian, gadget juga bisa berdampak positif bila digunakan secara bijak:

  1. Mendukung pembelajaran daring, terutama sejak 2020 saat Pandemi Covid-19.
  2. Menumbuhkan kreativitas melalui aplikasi edukatif.
  3. Mempererat hubungan keluarga saat digunakan bersama (misalnya nonton video edukasi bersama).

Lima dampak negatif gadget yang telah disebutkan sebelumnya hanyalah sebagian dari efek gadget yang bisa muncul terhadap perkembangan anak. Untuk itu, berikut adalah beberapa tips yang disarankan oleh para pakar:

  1. Gunakan parental control pada aplikasi dan gadget sampai usia remaja atau young adult.
  2. Buat aturan durasi menggunakan gadget atau screen time yang jelas dan konsisten.
  3. Jadilah role model dalam penggunaan gadget secara sehat, misalnya orang tua ikut membatasi screen time serupa agar anak merasa didukung.
  4. Libatkan anak dalam aktivitas luar ruangan, seperti bersih-bersih, bercocok tanam, belanja di supermarket, hingga olahraga ringan.
  5. Dampingi anak saat mengakses konten digital.
  6. Berikan edukasi tentang keamanan digital dan etika berinternet.

Itulah pemaparan lengkap tentang kapan waktu ideal bagi anak menggunakan gadget, gambaran tentang dampak negatif gadget, serta cara untuk menghadapinya. Meski gadget memiliki dampak negatif, orang tua tetap perlu sadar bahwa teknologi bukanlah musuh, namun perlu diperkenalkan secara bertahap dan bijak. Memberikan gadget pada anak harus didasarkan pada kesiapan emosional, bukan hanya usia semata.

Ingat, dampak gadget bagi anak bisa sangat besar, baik positif maupun negatif, tergantung bagaimana orang tua mengatur dan mendampinginya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk bijak dalam membuat keputusan ini.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Jul 11, 2025

Jul 10, 2025