Hantavirus mungkin belum sepopuler Covid-19, tapi virus ini bisa menimbulkan dampak serius. Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengonfirmasi temuan kasus hantavirus di Kabupaten Bandung Barat.
Untuk melindungi diri dari sebaran virus ini, Allianz akan membahas secara mendalam tentang Hantavirus, mulai dari cara penyebaran, gejala, hingga tips mencegah penyakitnya.
Asal Usul dan Cara Penyebaran Hantavirus
Hantavirus adalah sekelompok virus yang menyebar terutama melalui kontak dengan urin, kotoran, atau air liur hewan pengerat yang terinfeksi, seperti tikus deer mouse (Peromyscus maniculatus). Mengutip Mayo Clinic, virus ini pertama kali diidentifikasi di Korea selama Perang Korea tahun 1950-an, dan sejak itu ditemukan berbagai jenis hantavirus di berbagai belahan dunia lainnya.
Penyebaran terjadi saat seseorang menghirup partikel virus yang tercampur dalam udara, misalnya ketika membersihkan gudang, kabin, atau area tertutup lain yang terkontaminasi kotoran tikus. Meskipun jarang, penularan dari manusia ke manusia bisa terjadi pada jenis hantavirus tertentu di Amerika Selatan, seperti Andes virus.
Jenis Penyakit dan Gejala Orang yang Terjangkit Hantavirus
Melansir Lung.org, infeksi hantavirus dapat menyebabkan dua penyakit utama, tergantung pada jenis virus dan lokasi geografis:
a. Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)
- Umum terjadi di Amerika Utara.
- Gejala awal: demam, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan muntah.
- Gejala lanjut: batuk dan kesulitan bernapas yang cepat memburuk.
- Tanpa penanganan cepat, HPS bisa berakibat fatal.
b. Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS)
- Umum ditemukan di Eropa dan Asia.
- Gejala awal mirip flu, tetapi berkembang menjadi gangguan ginjal, tekanan darah rendah, bahkan kegagalan ginjal akut.
- Gejala hantavirus biasanya muncul antara 1 hingga 8 minggu setelah terpapar virus. Karena kemiripannya dengan flu, diagnosis dini menjadi tantangan tersendiri.
Kelompok yang Rentan Terinfeksi Hantavirus
Meskipun hantavirus adalah penyakit yang tergolong langka, ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar virus ini, mengutip CEPI, berikut beberapa di antaranya:
- Petani dan peternak: Mereka sering bersinggungan dengan lumbung, gudang, dan lingkungan yang berpotensi menjadi sarang tikus.
- Pekerja bangunan: Proses renovasi atau pembersihan ruangan yang lama tertutup dapat membangkitkan debu yang terkontaminasi urin atau kotoran tikus pembawa hantavirus.
- Pendaki gunung: Aktivitas luar ruangan seperti camping atau hiking di daerah hutan, pegunungan, atau padang rumput meningkatkan peluang kontak tidak langsung dengan tikus liar.
Penularan utama hantavirus adalah dari hewan pembawa. Oleh karena itu, kelompok dengan paparan tinggi seperti yang disebutkan di atas harus lebih waspada dan menerapkan langkah-langkah pencegahan secara rutin.
Tips Menjaga dan Mencegah Diri dari Penularan Hantavirus
Sampai saat ini, hantavirus belum memiliki pengobatan khusus atau vaksin yang tersedia secara luas. Dilansir dari California Department of Public Health, berikut ini beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu terapkan:
a. Hindari kontak langsung dengan tikus dan kotorannya
Sering kali kita tidak menyadari kehadiran tikus di rumah. Maka, langkah pertama adalah melakukan pengusiran atau eksterminasi terhadap tikus-tikus tersebut. Setelah itu, kamu tetap harus membersihkan area sarangnya.
Jangan lupa untuk gunakan sarung tangan dan masker saat membersihkan area yang berpotensi terkontaminasi. Segera cari bantuan medis jika mengalami gejala setelah kontak dengan area terkontaminasi.
b. Bersihkan ruangan secara hati-hati
Terlebih jika sebelumnya rumahmu sudah sempat dihinggapi tikus, jangan menyapu atau menggunakan penyedot debu langsung karena bisa mengangkat partikel virus ke udara. Lebih baik untuk membersihkan rumah, kamu bisa menggunakan larutan disinfektan dan kain basah. Jangan lupa juga untuk tetap mengenakan masker dan sarung tangan.
c. Tutup akses masuk hewan pengerat ke rumah
Langkah preventif berikutnya adalah memeriksa dan tutup celah atau lubang di dinding, lantai, dan sekitar pintu/jendela. Cek setiap sudut rumah, dari depan hingga belakang.
d. Simpan makanan dalam wadah tertutup
Agar tidak menarik perhatian tikus, maka sebaiknya kamu tidak menyimpan sisa makanan di atas meja dan kondisi terbuka. Pastikan kamu menyimpannya dalam wadah tertutup, atau kalau bisa simpan dalam kulkas.
Meski kasusnya masih relatif jarang, penting bagi masyarakat untuk mengetahui apa itu hantavirus, bagaimana gejalanya, serta langkah-langkah pencegahannya. Mengingat gejala awalnya ringan tapi bisa berujung pada komplikasi serius seperti HPS, kewaspadaan sangat dibutuhkan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan atau sering beraktivitas di luar ruangan.