Banyak yang mengklaim carnivore diet mampu menurunkan berat badan dengan cepat, memberi energi lebih stabil, bahkan membantu mengatasi beberapa masalah kesehatan. Namun, tidak sedikit yang menganggap jenis diet ini terlalu ekstrem dan berisiko.
Di mana, pola makan ini hanya mengandalkan daging dan produk hewani saja, tanpa sayur, buah, atau karbohidrat sama sekali. Jika kamu juga ingin tahu lebih banyak, di artikel ini akan dibahas secara detail apa itu carnivore diet, manfaatnya, risikonya, sampai contoh menu yang bisa kamu coba.
Pengertian Carnivore Diet
Melansir dari Healthline, seperti namanya, carnivore diet adalah pola makan yang 100% berbasis hewan. Artinya, kamu hanya makan daging, ikan, telur, dan produk hewani lainnya, tanpa karbohidrat sama sekali. Bahkan sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian tidak disarankan dalam pola makan ini.
Beda dengan diet tinggi protein lain seperti paleo atau keto, carnivore diet benar-benar menghilangkan semua sumber karbohidrat. Prinsipnya sederhana, yaitu jika makanan itu tidak “berjalan, berenang, atau terbang”, berarti tidak boleh dimakan.
Biasanya orang memilih diet ini karena ingin:
- Menurunkan berat badan.
- Menguji pola makan ekstrem setelah berhasil menjalani diet paleo atau keto.
- Mengatasi kondisi autoimun. Namun, meski dianggap bisa mengatasi kondisi autoimun, belum ada bukti ilmiah yang mendukung kondisi ini. Mengingat tidak semua autoimun sama, sehingga punya respon yang berbeda bagi masing-masing tubuh.
Mungkin, pola makan ini bisa memberikan perbaikan gejala untuk sebagian pendeirta automiun, karena mengurangi makanan pemicu inflamasi, tapi tidak bisa dianggap solusi utama. Jika ingin mencobanya, sebaiknya lakukan dengan pengawasan dokter atau ahli gizi agar tidak memperburuk kondisi.
Perbedaan dengan Diet Paleo dan Keto
- Paleo diet: Fokus pada makanan alami seperti sayur, buah, daging sapi grass-fed, dan seafood liar. Tidak mengonsumsi gula tambahan, biji-bijian, produk olahan susu, dan kacang-kacangan.
- Keto diet: Tinggi lemak, protein sedang, dan karbohidrat sangat rendah. Mengandalkan lemak sebagai sumber energi utama.
- Carnivore diet: Hanya produk hewani, nol karbohidrat, dan sangat tinggi protein.
Apakah Carnivore Diet Sehat?
Tubuh kamu butuh berbagai macam nutrisi dari beragam sumber makanan. Diet yang seimbang, seperti metode “MyPlate”, menggabungkan protein, karbohidrat, lemak sehat, sayuran, dan buah merupakan pola makan yang bisa memberikan semua vitamin dan mineral penting.
Sedangkan, carnivore diet mengabaikan kelompok makanan yang kaya manfaat, terutama sayur dan buah. Akibatnya, kamu bisa mengalami kekurangan nutrisi tertentu seperti serat, vitamin C, dan beberapa antioksidan penting.
Cleveland Clinic mengatakan, kondisi ini mirip dengan diet vegan ekstrem yang juga berpotensi menyebabkan kekurangan nutrisi, hanya saja dari sisi yang berlawanan.
Manfaat yang Dirasakan
Meskipun penelitian khusus tentang carnivore diet masih terbatas, tetapi ada beberapa manfaat potensial yang sering disebut:
1. Penurunan Berat Badan
Tanpa karbohidrat, tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi lewat proses yang disebut ketosis. Ini bisa meningkatkan metabolisme dan membantu membakar lemak. Selain itu, protein dan lemak membuat kamu kenyang lebih lama, sehingga total kalori yang masuk ke tubuh berkurang.
2. Stabilitas Gula Darah
Karena tidak ada asupan karbohidrat, gula darah cenderung stabil. Ini bisa membantu menghindari lonjakan gula darah yang biasanya terjadi setelah mengonsumsi makanan dan minuman manis.
3. Mengurangi Faktor Risiko Penyakit Kronis
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dapat mengurangi risiko penyakit tertentu, terutama yang berkaitan dengan gula darah tinggi.
4. Kesehatan Mental
Ada yang melaporkan kejernihan pikiran atau mental clarity dan suasana hati yang lebih baik saat menjalani diet ini. Namun, ini masih bersifat anekdot dan belum terbukti secara ilmiah.
Risiko yang Bisa Terjadi
Meski ada manfaatnya, diet ini juga memiliki risiko yang perlu kamu pertimbangkan sebelum mencobanya, yaitu:
1. Penyakit Jantung
Daging merah tinggi lemak jenuh yang bisa meningkatkan kadar kolesterol LDL atau “kolesterol jahat”. Hal ini berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung.
2. Risiko Kanker
Konsumsi daging merah berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal dan beberapa jenis kanker lainnya.
3. Carnivore Diet Sebabkan Masalah Pencernaan
Karena tidak ada serat, kamu bisa mengalami sembelit atau masalah pencernaan lainnya.
4. Kekurangan Nutrisi
Vitamin C, serat, dan beberapa mineral penting tidak ada dalam carnivore diet, sehingga kamu berisiko mengalami defisiensi nutrisi.
5. Beban pada Ginjal
Protein hewani yang tinggi bisa memberi tekanan lebih pada ginjal, terutama kalau kamu punya masalah ginjal sebelumnya.
Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan
Masih melansir dari Healthline, makanan yang boleh dikonsumsi adalah:
- Daging merah, yaitu sapi, kambing, domba
- Unggas, seperti ayam, kalkun, bebek
- Ikan dan seafood, misalnya salmon, sarden, tuna, udang, kepiting
- Jeroan, seperti hati, ginjal, otak
- Telur
- Produk susu rendah laktosa, misalnya keju keras, mentega, krim kental
- Lemak hewani, semisal lemak babi, sumsum tulang
- Air, garam, dan bumbu tanpa karbohidrat
Sementara makanan yang tidak boleh dikonsumsi adalah:
- Sayuran dan buah
- Biji-bijian dan kacang-kacangan
- Gula dan makanan manis
- Produk olahan susu tinggi laktosa
- Alkohol
- Semua minuman selain air putih
Tips Memulai Carnivore Diet
Kalau kamu tetap ingin mencoba diet ini, berikut adalah beberapa tips dari Everyday Health yang bisa membantu:
- Konsultasi ke Dokter. Jangan memulai diet ekstrem tanpa diskusi dengan tenaga medis atau ahli gizi.
- Transisi Secara Bertahap. Mulai dengan mengurangi karbohidrat sedikit demi sedikit sebelum benar-benar nol karbohidrat.
- Gunakan Suplemen. Pertimbangkan multivitamin, magnesium, kalsium, dan serat untuk mencegah kekurangan nutrisi.
- Dengarkan Tubuh Kamu. Kalau merasa lemas, pusing, atau mengalami masalah pencernaan, segera evaluasi kembali diet ini.
- Pertimbangkan Alternatif. Kalau tujuannya ingin ketosis, kamu bisa coba diet keto yang lebih bervariasi dan lebih aman jangka panjang.
Contoh Menu 5 Hari Carnivore Diet
Ini contoh menu dalam menjalani pola makan ini yang bisa kamu coba selama lima hari. Namun, pastikan untuk selalu mendengarkan tubuhmu. Jangan paksakan diri, jika kamu merasakan gejala-gejala yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
Hari 1
- Sarapan: telur, bacon, sarden
- Makan siang: burger kalkun, salmon kering, daging sapi panggang
- Makan malam: filet mignon, kepiting, hati ayam
- Camilan: keju parmesan, dendeng sapi
Hari 2
- Sarapan: udang, telur, krim kental
- Makan siang: steak, tuna, dendeng sapi
- Makan malam: daging domba, kerang, hati sapi
- Camilan: keju cheddar, kaldu tulang
Hari 3
- Sarapan: telur, salmon, sosis kalkun
- Makan siang: sweetbreads, daging babi, ikan tenggiri
- Makan malam: burger kalkun, keju parmesan, sumsum tulang
- Camilan: telur rebus, udang
Hari 4
- Sarapan: ikan trout, ayam suwir, bacon
- Makan siang: bakso sapi, keju cheddar, dendeng salmon
- Makan malam: kepiting, filet mignon
- Camilan: sarden, dendeng sapi
Hari 5
- Sarapan: telur, sosis ayam
- Makan siang: daging domba panggang, hati ayam, babi panggang
- Makan malam: daging sapi, kerang, krim kental
- Camilan: kaldu tulang, daging kalkun kering
Kesimpulannya, carnivore diet adalah pola makan ekstrem yang hanya mengandalkan produk hewani. Meskipun bisa membantu menurunkan berat badan dan menstabilkan gula darah, diet ini juga punya risiko besar seperti penyakit jantung, kekurangan nutrisi, dan masalah pencernaan.
Kalau kamu ingin mencoba, pastikan melakukannya dengan pengawasan medis, gunakan suplemen, dan dengarkan sinyal dari tubuh kamu. Alternatif seperti diet keto mungkin lebih aman untuk jangka panjang.
Jika kamu ingin berkonsultasi dengan ahli gizi tapi masih ragu karena biayanya, saatnya kamu mempertimbangkan asuransi kesehatan seperti Allianz Flexi Medical Plan, yang memiliki Layanan Tanya Dokter Online terkait kesehatan gizi.
Layanan ini memungkinkan kamu berkonsultasi langsung dengan Ahli Gizi secara online, hingga 12 kali dalam setahun, masing-masing selama 30 menit. Konsultasi bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan yang paling penting, biayanya ditanggung Allianz.