Apa Itu Virus Nipah?
Kenali Gejala dan Pencegahannya

21 September 2023 | Allianz Indonesia
Virus Nipah saat ini jadi perbincangan menyusul berita kematian dua warga India akibat virus tersebut. Seperti apa penularan virus Nipah? Berikut penjelasannya.
Setelah pandemi COVID-19, virus Nipah menjadi salah satu ancaman baru. Dilansir dari CNBC Indonesia, kasus infeksi virus Nipah saat ini kembali ditemukan di negara bagian Kerala India.
 
Virus Nipah menyebabkan dua orang di negara bagian tersebut meninggal dunia sejak 30 Agustus 2023. Duta Besar Indonesia untuk India, Ina Hagniningtyas Krisnamurthi juga telah menyampaikan bahwa saat ini di wilayah tersebut telah dilakukan lockdown.
 
Virus Nipah masuk dalam daftar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu penyakit yang layak mendapatkan prioritas penelitian, karena potensinya bisa menyebabkan epidemi global.
 
Seberapa berbahaya virus Nipah ini? Bagaimana gejala dan cara pencegahannya? Scroll ke bawah untuk baca rangkuman informasi mengenai virus Nipah. 
Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan yang dilansir dari CNBC Indonesia, Virus Nipah termasuk dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.
 
Menurut WHO, virus tersebut berasal dari hewan, baik hewan liar atau domestik, dengan kelelawar buah yang ditularkan ke babi saat terjadi penebangan hutan secara besar-besaran, sehingga menyebabkan populasi kelelawar berpindah mendekati area peternakan.
 
Dilansir Kompas.com, virus Nipah atau NiV pertama kali teridentifikasi di kalangan peternak babi di Malaysia pada 1998-1999. Kala itu, para pekerja diduga tertular virus melalui ternak yang terinfeksi.
 
Infeksi virus Nipah adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia. Menurut catatan WHO, sebagian besar wabah pertama di Malaysia dan Singapura disebabkan kontak langsung dengan babi yang sakit.
 
 
Virus ini juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi dan melalui kontak dengan orang yang terinfeksi. Misalnya saja, kurma atau buah-buahan yang terkena air liur kelelawar buah pembawa virus Nipah.
 
Setelah wabah pertama di Malaysia dan Singapura, wabah berikutnya terjadi di Bangladesh dan India pada 2001, dipicu oleh konsumsi buah-buahan atau produk buah yang terkontaminasi urine maupun air liur kelelawar buah.
 
Penularan virus Nipah dari manusia ke manusia juga telah dilaporkan terjadi di antara keluarga dan perawat pasien yang terinfeksi. 
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, pada orang yang terinfeksi, virus ini dapat menyebabkan berbagai penyakit dari infeksi asimtomatik (tanpa gejala), hingga penyakit pernapasan akut, dan ensefalitis atau radang otak.
 
Gejala infeksi virus Nipah biasanya muncul dalam 4–14 hari setelah orang terpapar virus. Penyakit Nipah awalnya akan muncul dengan demam dan sakit kepala selama 3–14 hari.
 
Ada beberapa gejala virus Nipah yang perlu diwaspadai, di antaranya:
1. Demam
2. Sakit kepala
3. Batuk
4. Muntah
5. Sakit tenggorokan
6. Sulit bernapas
 
Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut. Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah, dapat berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.
 
Virus Nipah merupakan highly pathogenic virus dan hingga saat ini belum ditemukan vaksinnya. Untuk itu, setelah mengenal gejala virus Nipah, penting juga mengetahui cara mencegah penyakit ini, antara lain:
  1. Jangan mengonsumsi buah yang terkena gigitan kelelawar buah. Buang buah tersebut agar tidak ada risiko terinfeksi.
  2. Penyebab virus ini berasal dari hewan yang terinfeksi terutama kelelawar buah, cuci bersih buah dan kupas sebelum dikonsumsi.
  3. Pastikan untuk menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi.
  4. Gunakanlah sarung tangan dan pakaian pelindung saat menangani hewan yang sakit.
  5. Cuci tangan secara teratur setelah merawat atau mengunjungi orang yang sakit juga bisa menurunkan risiko virus Nipah. 
Infeksi virus ini dapat didiagnosis selama sakit atau setelah pemulihan dengan beberapa tes. Pada tahap awal, pengujian laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan RT-PCR dari usap tenggorokan dan hidung, cara yang sama terhadap virus corona.
 
Selama penyakit terjadi dan saat pemulihan, pengujian antibodi dapat dilakukan dengan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).
 
Diagnosis dini dari infeksi virus Nipah mungkin tidak mudah karena gejala awalnya tidak spesifik. Namun, deteksi dan diagnosis dini sangat penting untuk meningkatkan peluang hidup, mencegah penularan pada orang lain, hingga meredam potensi terjadinya pandemi.
 
Jika menimbulkan gejala yang disebutkan sebelumnya dan pernah berada di daerah yang berpotensi tinggi terpapar penyakit ini, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan.
 
Penting untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman virus Nipah. Dengan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan, maka kamu kamu dapat melindungi diri dan orang sekitar dari penyakit yang disebabkan oleh virus Nipah.
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023