Anak Kembali PTM? Yuk, Perhatikan Langkah-langkah yang Harus Diambil Jika Ada Teman Anak yang Positif Covid-19

15 Agustus 2022 | Allianz Indonesia
Pembelajaran tatap muka terbatas bahkan 100% sudah mulai dilakukan di berbagai wilayah Indonesia. Selalu ada risiko tertular, termasuk dari teman anak di sekolah. Tetap terapkan protokol kesehatan dan jaga anak-anak dengan langkah berikut!

Lebih dari dua tahun hidup di tengah pandemi, kita menjadi terbiasa beraktivitas secara daring (online) untuk meminimalisir kontak. Tidak hanya meeting atau segala urusan pekerjaan, anak-anak juga terkena dampak dan harus melakukan pembelajaran secara jarak jauh. Seiring dengan berkurangnya kasus Covid-19, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas berangsur dimulai kembali. 

Aturan mengenai PTM tertuang dalam beberapa surat keputusan pemerintah yang mengatur PTM di wilayah-wilayah dengan level PPKM berbeda dan aturan mengenai kegiatan sekolah dengan protokol kesehatan yang sesuai.  

Aturan terkait protokol kesehatan tersebut tertuang dalam 7 poin protokol kesehatan PTM berikut:

  1. Pendidik maupun peserta didik dalam keadaan sehat. 
  2. Tidak memiliki gejala Covid-19, termasuk orang yang tinggal serumah.
  3. Jika mengidap penyakit penyerta (komorbid) harus dalam kondisi terkontrol. 
  4. Menggunakan masker kain 3 lapis, atau masker medis sekali pakai. Masker kain diganti setiap empat jam atau saat sudah lembap/basah/kotor.
  5. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand sanitizer. 
  6. Selalu menjaga jarak minimal 1,5 m dan menghindari kontak fisik seperti salaman dan cium tangan.
  7. Menerapkan etika batuk dengan menggunakan siku tangan sebelah dalam.  

 

Baca juga: COVID-19 Jadi Endemi, Kenali Perbedaan Endemi, Epidemi, dan Pandemi

 

Dengan kerja sama antara murid, pendidik, dan pihak sekolah, diharapkan seluruh warga sekolah tetap terjamin keamanan serta kesehatannya. Walau demikian, ayah dan bunda mungkin tetap merasa khawatir apalagi di tengah meningkatnya kembali kasus Covid-19 di beberapa kota. Di sekolah, kita tidak bisa dengan leluasa mengawasi anak, belum lagi jika ada teman anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 saat pembelajaran tatap muka terbatas. Oleh karena itu, ayah dan bunda harus lebih waspada dan siap untuk menghadapi risiko kesehatan yang mungkin terjadi. 

Hal yang pertama perlu dipastikan adalah apakah anak Anda melakukan kontak erat dengan teman yang positif Covid-19? Pastikan dengan beberapa langkah berikut.

  1. Bila teman anak yang positif Covid-19 bergejala, maka yang dapat dihitung sebagai kontak erat adalah dua hari sebelum gejala muncul hingga empat belas hari setelah gejala muncul (atau hingga pasien melakukan isolasi). 
  2. Bila teman anak yang positif Covid-19 tidak bergejala, maka yang dihitung sebagai kontak erat adalah dua hari sebelum swab test yang hasilnya positif dilakukan hingga empat belas hari setelahnya (atau hingga pasien telah melakukan isolasi).
  3. Berdekatan atau melakukan kontak tatap muka dengan teman yang positif Covid-19 dalam radius sekitar 1 meter selama 15 menit atau lebih. 
  4. Bersentuhan fisik langsung dengan teman yang positif Covid-19 seperti berjabat tangan, memegang tangan, berpelukan, dan lainnya. 

Perlu diketahui, periode paling menular dari seseorang yang terinfeksi Covid-19 adalah dua hari sebelum munculnya gejala. Jadi, Anda perlu mengonfirmasi dengan anak Anda untuk mengetahui apakah si kecil sama-sama mengikuti kelas pembelajaran tatap muka terbatas atau melakukan kontak di luar kelas. 

Jika anak sudah termasuk kriteria kontak erat, tidak perlu panik, segera lakukan langkah-langkah berikut:

  1. Segera lakukan isolasi mandiri sambil menunggu hasil tes. 
  2. Ikuti prosedur tes PCR atau antigen dan berkoordinasi dengan pihak sekolah. Anda juga dapat melaporkan ke puskemas untuk melakukan tes atau membawa anak untuk tes mandiri di laboratorium atau rumah sakit.
  3. Jika hasil tes antigen anak negatif, ulangi dalam 24 atau 48 jam atau lakukan tes PCR, karena dikhawatirkan terjadi false negative
  4. Berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan, walaupun hasil PCR negatif, jika melakukan kontak erat, anak Anda tetap harus menjalani isolasi selama lima hari. Alasannya karena masa inkubasi Covid-19 beragam, antara 2-5 hari, bahkan bisa mencapai 14 hari. Sehingga ada kemungkinan terjadinya false negative pada saat melakukan tes.
  5. Jika anak terkonfirmasi positif Covid-19, maka orang tua dan orang lain yang satu rumah dengan anak juga harus segera melakukan isolasi mandiri dan melakukan tes antigen atau PCR sesuai dengan waktu yang dianjurkan. Ayah dan bunda dapat menyiapkan ruang isolasi untuk anak yang terpisah dengan anggota keluarga lain. Pastikan ruangan tersebut memiliki sirkulasi udara yang baik. Selanjutnya, tentukan siapa yang akan merawat anak. Jika tidak memungkinkan untuk dirawat oleh anggota keluarga yang juga positif Covid-19, perawatan anak dapat diserahkan kepada anggota keluarga dewasa yang negatif dan dalam keadaan sehat. 

Baik anak, orangtua atau orang lain yang merawat dianjurkan menggunakan masker, menjaga jarak, dan menghindari kontak fisik. Namun, si kecil dapat ‘beristirahat’ dari menggunakan masker di dalam ruang isolasinya dan tak perlu menggunakan masker saat tidur. Walau terpisah, ayah dan bunda dapat terus memantau kondisi anak dengan melakukan pengukuran suhu rutin, menjaga asupan nutrisinya, dan mengajak si kecil berjemur serta berolahraga ringan. Perhatikan tanda bahaya seperti sesak napas, penurunan kadar oksigen, dehidrasi, atau penurunan kesadaran. Jika ada tanya bahaya, segera bawa anak ke IGD terdekat. Yang tidak kalah penting adalah berikan pengertian dan dukungan psikologis agar anak memahami kondisinya dan tidak merasa gelisah.

 

Baca juga: Yuk Pahami Cara Isolasi Mandiri Apabila Anggota Keluarga Positif COVID-19  

 

Dalam upaya untuk mencegah penularan Covid-19, kita dapat menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan pola hidup sehat. Namun, tidak dapat dipungkiri, tetap ada kemungkinan kita dapat tertular. Untuk itu, pencegahan lain yang dapat kita siapkan adalah Asuransi Kesehatan untuk keluarga, salah satunya dengan asuransi kesehatan Allianz SmartMed Premier.

Asuransi Allianz SmartMed Premier dapat memberikan proteksi menyeluruh bagi Anda atau anggota keluarga Anda dengan jangkauan di seluruh dunia. Asuransi ini menyediakan manfaat dasar rawat inap, manfaat tambahan seperti persalinan, rawat jalan, rawat gigi, hingga manfaat spesial seperti penggantian biaya perawatan kemoterapi, hemodialisis, dan biaya pemakaman. Seluruh anggota keluarga yang berumur 15 hari hingga 75 tahun dapat menjadi peserta asuransi kesehatan SmartMed Premier. Anda juga dapat menikmati kemudahan fasilitas cashless saat perawatan di rumah sakit jaringan Allianz di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan lain-lain, serta kemudahan mengajukan klaim dengan eAZy Claim atau reimbursement untuk perawatan di luar rumah sakit jaringan Allianz. Yuk, berikan perlindungan sepenuhnya bagi keluarga Anda!

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023