Yuk Pahami Cara Isolasi Mandiri Apabila Anggota Keluarga Positif COVID-19

01 September 2021 | Allianz Indonesia
Jangan dahulu panik saat tahu salah satu anggota keluargamu positif COVID-19. Yuk, cari tahu bagaimana cara isolasi mandiri saat ada anggota keluarga yang terinfeksi dan harus isolasi mandiri di rumah dan kamu harus merawatnya.

Saat ini, bagi pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang tidak bergejala atau bergejala ringan dianjurkan oleh pemerintah untuk menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing dengan baik dan benar. Sekaligus sebagai salah satu cara memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Lalu, bagaimana bila salah satu anggota keluargamu terkonfirmasi positif COVID-19? Apa saja sih kondisi yang bisa memutuskan bahwa pasien bisa melakukan isolasi mandiri di rumah?

Sesuai dengan imbauan informasi yang diberikan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, bahwa isolasi mandiri ini diberlakukan bagi pasien dengan kondisi sebagai berikut:

  1. Pasien yang terinfeksi positif COVID-19 tidak bergejala atau bergejala ringan seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan.
  2. Isolasi mandiri di rumah hanya diperuntukkan bagi pasien yang tidak bisa mendapatkan fasilitas isolasi terpusat. Sebab, dalam hal ini pemerintah telah membantu warga yang tidak bisa melakukan isolasi mandiri di rumah, dengan menyiapkan 20 rumah sakit darurat dengan total kurang lebih 9.000 tempat tidur, 12 rumah sakit lapangan dengan total sekitar 3.000 tempat tidur serta tempat isolasi terpusat dengan total lebih dari 20.000 tempat tidur di Pulau Jawa dan Bali.

Bila ada salah satu anggota keluargamu dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri di rumah, maka kamu harus ekstra hati-hati dan sebaiknya memperhatikan berbagai anjuran protokol kesehatan selama masa isolasi.

 

Baca Juga: Sedang Positif COVID-19? Ikuti Tips Perawatan Saat Isolasi Mandiri

 

Agar kamu dan anggota keluarga lainnya di rumah tetap terlindungi, dan pasien bisa mendapat perawatan hingga kondisinya kembali sehat, mari cari tahu bagaimana prosedur isolasi mandiri yang baik dan benar! Menurut informasi yang dilansir dari covid.go.id, berikut ini prosedur isolasi mandiri di rumah yang harus kamu lakukan:

Persiapan Isolasi Mandiri

Pertama, yang harus kamu lakukan adalah mempersiapkan berbagai kebutuhan sebelum melakukan isolasi mandiri, di antaranya:

  1. Menyiapkan stok obat-obatan dasar seperti vitamin C, D, ZN (zinc) atau jenis obat-obatan lain sesuai anjuran dokter.
  2.  Mempersiapkan alat-alat kesehatan dasar seperti thermometer atau alat pengukur suhu badan dan oxymeter yang mengukur saturasi oksigen.
  3. Mempersiapkan masker dan cairan disinfektan yang dapat terbuat dari air dengan sabun atau deterjen maupun cairan disinfektan dalam jumlah yang cukup.
  4. Mempersiapkan ruangan terpisah yang tidak terakses oleh anggota keluarga lainnya.
  5. Mempersiapkan daftar kontak orang terdekat dan terpercaya maupun hotline penting untuk kebutuhan darurat.


Saat Isolasi Mandiri

Selama masa isolasi mandiri mandiri di rumah, kamu dan annggota keluarga di rumah lainnya harus memperhatikan dan mematuhi anjuran protokol kesehatan berikut ini:

  1.  Menerapkan pola hidup bersih yang sehat dengan berolahraga 3 -5 kali seminggu, makan makanan gizi seimbang, mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
  2. Pengelolaan sampah dan limbah harian harus dilakukan dengan hati-hati oleh pendamping, minimal yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Lalu, barang habis pakai setelah digunakan harus disimpan dalam wadah tertutup, sedangkan barang tidak habis pakai harus dibersihkan terpisah dengan barang yang digunakan oleh anggota keluarga lainnya. Menurut informasi dari kawalcovid19.id, sampah yang dihasilkan oleh pasien COVID-19 masuk ke dalam kategori sampah medis yang tidak boleh dicampur dengan sampah biasa dan harus dibuang setiap 12-24 jam. Untuk itu, penting sekali melaporkan kepada Ketua RT bahwa di lingkungan terdapat pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri. Seharusnya, Ketua RT akan melapor ke Kelurahan, yang akan membagikan kantong sampah berwarna kuning untuk menandai sampah medis. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan RT. Jika tidak tersedia kantong plastik sampah berwarna kuning, KawalCOVID19 mengimbau pasien dan keluarga pasien untuk selalu menyemprotkan disinfektan pada kantong sampah sebelum dibuang dan diangkut oleh petugas kebersihan dan menutup rapat kantong sampahnya agar isinya tidak berceceran.
  3. Melakukan disinfeksi rutin khususnya kepada alat rumah tangga yang sering disentuh contohnya gagang pintu, kran, toilet, wastafel, saklar, meja, atau kursi.
  4. Menjamin ruangan isolasi mandiri mendapat sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik secara rutin dengan membuka jendela kamar.
  5. Rutin mencatat perkembangan gejala suhu tubuh, laju napas maupun saturasi oksigen pasien per harinya dengan alat kesehatan yang dimiliki. Untuk memudahkan proses pencatatan yang akurat oleh petugas Puskesmas yang mengawasinya.
  6. Pastikan isolasi mandiri 10 hari untuk kasus tanpa gejala dan 10 hari dengan kasus gejala ringan dengan tambahan 3 hari dalam keadaan tanpa gejala.
  7. Jika terjadi perburukan kondisi, yang umumnya disertai gejala demam, batuk, sesak napas cepat, dengan frekuensi lebih dari 30 kali per menit maka segera hubungi nomor darurat dan layanan dokter atau petugas puskesmas setempat.
  8. Pastikan protokol kesehatan diterapkan secara ketat saat memobilisasi pasien ke puskesmas atau rumah sakit atau bisa menggunakan ambulan milik pemerintah setempat dengan petugas yang memiliki APD lengkap.

 

Baca Juga: Peran Vitamin D dalam Melawan Virus COVID-19

 

Rumah bisa menjadi salah satu lokasi penyebaran COVID-19 dan bila kondisinya terdapat salah satu anggota keluarga yang terkonfirmasi positif COVID-19 risiko ini tentunya meningkat bahkan bisa menimbulkan risiko buruk yakni, Klaster Keluarga. Demi mencegah risiko buruk ini terjadi, maka kamu harus ekstra hati-hati dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat selama isolasi mandiri di rumah seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan. Selain itu, lengkapi dengan penerapan, 3T yaitu testing secara berkala, tracing (telusuri dan lacak kontak fisik), serta treatment. Stay safe and healthy!

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023