anak 3 tahun belum bisa bicara

Anak 3 Tahun Belum Bisa Bicara? Kenali Penyebab dan Solusinya

15 Juli 2025 | Allianz Indonesia
Anak 3 tahun belum bisa bicara? Wajar jika kamu merasa khawatir. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendukung perkembangan si kecil. Yuk, pahami penyebab dan temukan cara terbaik untuk membantu anak belajar bicara.

Ketika anak yang berusia 3 tahun memahami perkataan orang lain, tetapi belum bisa bicara, wajar jika kamu merasa khawatir. Meski beberapa anak memang membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara, penting untuk mengenali tanda-tanda kemungkinan speech delay atau keterlambatan bicara.

Memahami alasan di balik keterlambatan ini dapat meredakan kekhawatiran kamu sebagai orang tua. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari gangguan pendengaran, keterlambatan perkembangan, hingga fokus anak yang masih tertuju pada keterampilan lain.

Berikut adalah penjelasan lengkapnya.

Berikut adalah perkembangan bicara dan bahasa anak usia 3 tahun, menurut Cheers Child Care:

  • Dapat mengikuti petunjuk 2 – 3 langkah seperti, “Ambil mainan kamu dan masukkan ke dalam kotak.”
  • Mengenali konsep seperti “di dalam”, “di atas”, dan “di bawah”.
  • Dapat menjawab pertanyaan “Apa”, “Di mana”, dan ‘Siapa’.
  • Memahami nama-nama benda dan orang yang sudah dikenal.
  • Menggunakan 200 – 500 kata, termasuk nama-nama benda, tindakan, dan orang yang umum.
  • Membentuk kalimat 3  – 4 kata seperti, “Aku mau minum”.
  • Mulai mengajukan pertanyaan sederhana seperti, “Itu apa?”.
  • Menggunakan kata ganti dengan benar, seperti “aku”, “saya”, “kamu”.
  • Mulai menceritakan cerita pendek atau mendeskripsikan apa yang sedang dilakukan secara sederhana.
  • Anggota keluarga dapat memahami sebagian besar dari apa yang dikatakan anak.
  • Orang di luar keluarga dapat memahami sekitar 75% dari ucapan anak.
  • Mencoba mengoreksi diri sendiri jika mengatakan sesuatu yang salah.

  • Dapat terlibat dalam percakapan bolak-balik sederhana.
  • Menggunakan bahasa untuk mengekspresikan ide dan perasaan saat bermain, seperti berbicara dengan mainan atau bermain peran.
  • Menyatakan dengan jelas kapan membutuhkan atau menginginkan sesuatu.

Beberapa penyebab anak yang berusia 3 tahun yang belum bisa bicara:

Beberapa anak membutuhkan waktu lebih lama untuk mulai berbicara daripada yang lain, meskipun memahami bahasa dengan baik. Speech delay terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu:

  • Expressive language delay, anak kesulitan mengungkapkan kata-kata, tapi memahami ucapan orang lain dengan baik.
  • Mixed receptive-expressive language delay, anak tidak hanya terlambat berbicara, tapi juga mengalami kesulitan saat memahami ucapan orang lain.

Ini dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk masalah pendengaran, stimulasi bahasa yang kurang, kesulitan motorik oral, membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengembangkan keterampilan bahasa, atau faktor genetik, di mana ada riwayat keluarga yang juga terlambat bicara.

Ini adalah salah satu bentuk dari gangguan kecemasan sosial pada anak. Sehingga dapat dikatakan anak bukan belum bisa bicara sepenuhnya, namun karena tidak merasa aman secara emosional untuk berbicara. Kondisi ini terbagi menjadi tiga, yaitu

  • Mutisme situasional, di mana anak bisa bicara di lingkungan tertentu, namun sama sekali tidak bersuara di situasi lain seperti sekolah. 
  • Mutisme parsial, kondisi saat anak bisa berbicara dalam situasi asing, namun tetap sangat terbatas. Misalnya hanya satu kata, atau berbisik.
  • Mutisme persisten, gejala bertahan dalam jangka panjang yang biasanya membutuhkan terapi psikologis dan terapi bicara secara simultan.

Kemungkinan penyebabnya sering dikaitkan dengan kecemasan dan membutuhkan pendekatan yang cermat untuk mendorong komunikasi di lingkungan yang berbeda.

Berbeda dengan keterlambatan bicara biasa, gangguan ini membutuhkan penanganan dari ahli terapi wicara dan sering kali berlangsung lebih lama jika tidak ditangani sejak dini. Selain belum bisa bicara, gangguan ini juga menunjukkan adanya kesulitan dari si kecil dalam membentuk kata, mengucapkan bunyi dengan benar, atau memiliki pola bicara yang tidak dapat dipahami bahkan oleh orang tua sendiri. Beberapa jenis gangguan bicara antara lain:

  • Apraxia bicara, anak mengetahui apa yang ingin disampaikannya, namun otaknya kesulitan untuk mengoordinasikannya.
  • Disartria, masalah otot yang memengaruhi kemampuan bicara, biasanya disebabkan oleh gangguan neurologis.
  • Gangguan fonologis, anak mengucapkan bunyi atau kata dengan cara yang tidak sesuai dengan aturan bahasa, dan berlangsung secara terus-menerus.

Selain terlambat bicara, tetapi dapat memahami apa yang dikatakan orang lain, anak dengan ASD menunjukkan tanda-tanda lain, yang bisa muncul dalam beberapa hal, seperti

  • Nonverbal atau minim verbal, kondisi saat anak tidak menggunakan kata-kata, namun lebih banyak menggunakan gestur atau ekspresi wajah. 
  • Echolalia, yaitu anak sering mengulang kata atau frasa dari orang lain tanpa konteks komunikasi yang jelas.
  • Idiosyncratic speech, menggunakan kata atau frasa yang tidak biasa, seperti menggunakan bahasa sendiri. 
  • Kesulitan dalam percakapan sosial, di mana anak mungkin bisa bicara, tapi hanya berbicara tentang topik yang disukainya.

Masalah pendengaran kadang dapat menyebabkan keterlambatan bicara, bahkan jika anak tampaknya mengerti apa yang dikatakan. Sulit untuk mendengar suara-suara tertentu ini dapat memengaruhi kemampuan anak untuk berbicara.

Tumbuh di rumah yang menggunakan dua bahasa terkadang dapat menyebabkan keterlambatan sementara dalam berbicara saat anak belajar membedakan bahasa.

Ini karena otak anak sedang memproses berbagai bahasa, yang dapat memperlambat komunikasi verbal pada awalnya.

Menurut Expressable, jika anak berusia 15 bulan dan masih belum mengucapkan kata-kata, sebaiknya kamu mulai memeriksakannya ke dokter anak.

Apalagi jika anak sudah berusia 3 tahun, tetapi tidak berbicara sama sekali atau hanya mengucapkan beberapa kata, inilah saatnya untuk mencari bantuan.

Bahkan jika anak tidak berbicara, tetapi mengerti apa yang kamu katakan atau jika dia mengoceh, tetapi tidak menggunakan kata-kata yang sebenarnya, evaluasi bicara dini dapat membuat perbedaan besar.

Umumnya, di Indonesia prosesnya dimulai dengan konsultasi ke dokter, seperti dokter anak, dokter spesialis tumbuh kembang anak, atau dokter spesialis neurologi anak. Dokter tersebut akan melakukan pemeriksaan awal untuk menilai apakah ada keterlambatan bicara atau kondisi lain yang mendasarinya. 

Jika memang diperlukan, dokter akan memberikan rujukan ke terapis wicara, dan selanjutnya terapis wicara akan melakukan pemeriksaan ulang untuk menyesuaikan program terapi yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Terapis wicara tidak hanya membantu anak belajar berbicara dan berkomunikasi, melainkan juga meningkatkan kemampuan anak dalam memahami bahasa, mengekspresikan diri, berinteraksi, bahkan membangun kepercayaan diri.

Jika keterlambatan bicara dan bahasa tidak ditangani, ini dapat memengaruhi pembelajaran, keterampilan sosial, dan kepercayaan diri anak di kemudian hari.

Jadi, semakin dini memulainya, semakin banyak kemajuan yang dapat dicapai anak dan semakin mudah mengejar ketertinggalannya.

Ada beberapa aktivitas menarik dan menyenangkan yang bisa kamu lakukan dengan anak untuk mendorong perkembangan bicaranya, yaitu sebagai berikut.

  • Membacakan buku-buku yang sesuai dengan usianya setiap hari, misalnya sebelum tidur. Doronglah anak untuk menunjuk dan menyebutkan nama benda-benda dalam buku tersebut.
  • Menyanyikan lagu-lagu sederhana dengan frasa yang diulang-ulang. Gunakan gerakan untuk membuatnya lebih menarik dan membantu pengenalan kata.
  • Lakukan permainan pura-pura dengan boneka. Dorong anak untuk menggunakan imajinasinya dan mendeskripsikan apa yang dilakukannya.
  • Buat atau gunakan kartu bergambar untuk memperkenalkan kata-kata baru. Minta anak untuk menyebutkan nama gambar-gambar tersebut.
  • Ceritakan kegiatan dan rutinitas harian kamu kepada anak. Misalnya, ceritakan apa yang dilakukan saat memasak atau membersihkan rumah.
  • Mainkan permainan yang melibatkan pengulangan suara atau kata-kata sederhana. Hal ini membantu anak berlatih pengucapan dan memperluas kosakatanya.
  • Gunakan pertanyaan yang mendorong, bukan sekadar jawaban “ya” atau “tidak”. Misalnya, “Apa yang mau kamu lakukan hari ini?” atau “Bagaimana cara menggerakkan mainan ini?”
  • Selama waktu bermain atau saat bepergian, mintalah anak untuk menamai benda-benda yang dilihatnya sambil mendeskripsikan karakteristik, seperti warna dan ukuran.
  • Kelilingi anak dengan kesempatan untuk menggunakan bahasa, seperti memberi label pada benda-benda di sekitar rumah atau menggunakan bahasa dalam tugas sehari-hari.
  • Jika anak tumbuh di lingkungan bilingual, gunakan bahasa secara konsisten di rumah. Misalnya, satu orang tua menggunakan Bahasa Indonesia, sementara yang lain menggunakan bahasa kedua, seperti Inggris atau bahasa lainnya.

Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika kamu merasa perkembangan bicara anak terlambat. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang anak untuk berkembang dengan optimal.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Jul 11, 2025

Jul 10, 2025