#YukPahami Gejala, Pencegahan,
dan Pengobatan Rabies

4 Juli 2023 | Allianz Indonesia
Satu gigitan hewan peliharaan bisa menyebabkan nyawa melayang, kenali gejala hingga pertolongan pertama penyakit rabies. 
Dilansir Kompas, baru-baru ini, sebuah video viral menunjukkan seorang anak perempuan berusia lima tahun di Bali yang dilaporkan terinfeksi rabies setelah digigit oleh anjing peliharaannya yang telah lebih dulu terinfeksi rabies.
 
Kondisi yang dialami menyebabkan anak tersebut kejang-kejang, tidak mau minum air, hingga meninggal dunia. Kasus ini menjadi peringatan bagi kita semua tentang betapa pentingnya pengetahuan dan pencegahan terhadap infeksi rabies.
Rabies merupakan salah satu penyakit yang cukup menantang bagi Indonesia dan harus segera diatasi. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan RI, dari awal tahun 2023 hingga April lalu, telah terjadi 11 kasus kematian yang disebabkan oleh rabies.
 
Sebanyak 95% kasus rabies ini disebabkan oleh gigitan anjing yang terinfeksi. Selain itu, terdapat 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, dengan 23.211 kasus yang telah mendapatkan vaksin anti rabies.
 
Perlu diketahui bahwa Indonesia memiliki 26 provinsi yang menjadi endemis rabies, namun hanya 11 provinsi yang bebas rabies. Dua kabupaten telah menyatakan kejadian luar biasa (KLB) rabies, yaitu Kabupaten Sikka, NTT dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
 
Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata lebih dari 80.000 kasus gigitan hewan rabies terjadi yang merenggut nyawa hingga 68 korban jiwa setiap tahunnya.

Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) yang dapat menyebabkan peradangan pada otak (ensefalitis).

Penyakit ini sangat mematikan dan hampir selalu menyebabkan kematian setelah gejala klinis muncul.

Rabies dapat menyerang semua jenis mamalia, namun hewan yang paling sering menjadi sumber penularan rabies ke manusia adalah anjing, kucing, dan kera. 

Seperti diketahui anjing adalah hewan yang paling sering dikaitkan dengan penyakit yang satu ini. Bahkan penyakit rabies memiliki nama lain 'anjing gila'. Akan tetapi sebenarnya ada banyak hewan lain yang dapat membawa dan menularkan virus ini, di antaranya:

 

  • Kelelawar
  • Kucing
  • Rakun
  • Berang-berang
  • Kera

Rabies disebabkan oleh virus RNA yang termasuk dalam keluarga Rhabdoviridae, genus Lyssavirus. Virus ini dapat menular melalui air liur, gigitan, atau cakaran hewan yang terinfeksi.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari kontak langsung dengan hewan liar atau hewan yang tidak dikenal. 

Gejala rabies pada manusia tidak langsung muncul setelah digigit oleh hewan yang terinfeksi virus rabies. Gejala rabies pada manusia biasanya muncul dalam dua tahap.

Menurut Halodoc, tahap pertama infeksi penyakit rabies ditandai dengan gejala umum yang tampak seperti flu, seperti: 

  • Demam atau menggigil
  • Kesemutan
  • Sakit kepala
  • Lelah atau lemas
  • Hilang nafsu makan 

Tahap kedua, atau tahap neurologis, biasanya dimulai setelah beberapa hari dan ditandai dengan gejala seperti:

  • Kegelisahan atau agitasi.
  • Kejang.
  • Lemah atau lumpuh.
  • Halusinasi.
  • Produksi air liur berlebihan.
  • Kesulitan menelan dan rasa takut air (hidrofobia).

Pada tahap ini, kondisi pasien biasanya memburuk dengan cepat dan bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari pertolongan medis sesegera mungkin.

Masa inkubasi, yaitu periode waktu dari saat virus rabies memasuki tubuh hingga gejala pertama muncul, bisa sangat bervariasi.

Pada hewan, periode ini biasanya berkisar antara tiga hingga delapan minggu. Sementara pada manusia, masa inkubasi biasanya antara dua hingga delapan minggu, namun dalam beberapa kasus yang terjadi hanya dalam kurun waktu sepuluh hari.

Setelah memasuki tubuh manusia, virus rabies biasanya bertahan di lokasi awal masuk atau di dekat area gigitan selama sekitar dua minggu. Selanjutnya, virus mulai bergerak menuju ujung-ujung saraf, bereplikasi, dan akhirnya mencapai otak.

Setelah mencapai otak, virus menyebar ke seluruh bagian neuron dan organ lainnya, mengakibatkan kerusakan yang lebih luas lagi.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa sumber penularan rabies adalah melalui gigitan atau goresan dari hewan yang terinfeksi.

Namun, transmisi juga bisa terjadi jika air liur hewan yang terinfeksi tersebut kontak secara langsung dengan mukosa (misalnya mata atau mulut) atau luka terbuka pada kulit.

Baca juga: Mengenal Silent Killer, 5 Penyakit yang Dapat Menimbulkan Kematian

Jika kamu baru saja tergigit hewan yang terinfeksi virus rabies, ada beberapa tindakan pertolongan pertama dan pengobatan yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Tekan area luka dengan kain bersih atau kasa steril jika terdapat perdarahan atau luka terbuka.
  • Bersihkan dan cuci luka gigitan atau cakaran hewan dengan air mengalir dan sabun selama 10 hingga 15 menit.
  • Oleskan cairan antiseptik yang mengandung povidone iodine atau alkohol dengan kadar 70% ke area luka.
  • Segera pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
  • Di rumah sakit, dokter akan memeriksa dan membersihkan luka gigitan atau cakaran. Setelah itu, dokter akan segera memberikan serum dan vaksin rabies untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus dan mencegah infeksi pada otak. 

Untuk mencegah rabies pada hewan dan manusia, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Berikut adalah beberapa cara mencegah rabies:

  • Berikan vaksin rabies pada hewan peliharaan secara teratur.
  • Hindari kontak dengan hewan liar atau hewan yang tidak dikenal.
  • Jangan memelihara hewan liar sebagai hewan peliharaan.
  • Jangan membiarkan hewan peliharaan berkeliaran di luar area rumah tanpa pengawasan.
  • Jangan menyentuh hewan yang terlihat sakit atau terinfeksi rabies. 
  • Tidak dalam kondisi sehat, termasuk demam. 
  • Menunjukkan perubahan perilaku, termasuk gerakan sempoyongan dan/atau kejang, hingga lumpuh. 
  • Kesulitan menelan. 
  • Air liur berlebihan yang bisa menyebabkan mulut berbusa akibat akumulasi air liur. 
  • Sensitif terhadap stimulasi cahaya, gerakan, dan suara. 

Baca juga: Mengenal Asam Lambung, Penyakit yang Umum diderita Orang Indonesia

Dalam menghadapi tantangan penyakit rabies yang semakin meningkat di Indonesia, penting bagi kita untuk mempersiapkan diri dengan pengetahuan dan langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Tidak kalah pentingnya adalah memiliki perlindungan asuransi kesehatan yang dapat membantu meringankan beban biaya pengobatan jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Allianz Indonesia menawarkan berbagai pilihan produk asuransi kesehatan, seperti SmartHealth Care Premier Plus, SmartMed Premier, SmartMed Cancer, AlliSya Care, dan SmartHealth Maxi Violet, yang dirancang untuk memberikan perlindungan kesehatan menyeluruh bagi seluruh anggota keluarga. 

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023