Kabar baik datang di tahun 2023! Yep, pasti kamu sudah mendengar informasi terkini mengenai kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) melalui pemberitaan yang resmi dikeluarkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Informasi ini dikeluarkan dalam Peraturan Menaker Nomor 18 Tahun 2022 tentang Penetapan Upah Minimum tahun 2023 yang kenaikannya tidak boleh melebihi 10 persen.
Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) maupun Upah Minimum Kota atau Kabupaten (UMK) sebesar maksimal 10 persen tersebut mempertimbangkan kondisi setiap daerah. Formulasi ini juga berdasarkan pertimbangan variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu.
Menurut CNN Indonesia, berdasarkan realisasinya, kenaikan rata-rata UMP 2023 yang sudah ditetapkan seluruh Gubernur sebesar 7,5%. Sebagian buruh bahkan sudah menyuarakan protes terkait persentase kenaikan yang tidak terlalu signifikan.
Misalnya, UMP DKI yang naik 5,6 persen dan Banten yang naik 6,4%. Meskipun bukan merupakan kenaikan UMP yang 'wah', namun kamu mesti tetap mengatur ulang alokasi keuanganmu. Hal tersebut untuk meminimalisir pengeluaran sia-sia dari persentase penambahan penghasilan tetapmu.
Atur Ulang Piramida Keuangan dengan Penyesuaian UMP
Tahun baru sekaligus penyesuaian UMP baru menjadi waktu yang tepat untuk menyesuaikan kembali financial flow kamu supaya piramida keuangan semakin kokoh. Sudah punya rencana akan dialokasikan ke mana penambahan UMP tersebut? Atau justru kamu belum punya pakem untuk mengatur financial flow?
Salah satu metode yang bisa kamu gunakan adalah metode 40-30-20-10. Metode ini membagi pengeluaran ke dalam empat pos, yaitu 40% untuk kebutuhan hidup, 30% untuk cicilan atau utang, 20% untuk tabungan, dan 10% untuk donasi atau sedekah.
Supaya lebih mendapatkan gambaran, simak simulasi berikut ini, yuk! Misalkan, kamu bekerja untuk sebuah perusahaan di Jakarta. Pada 2022 UMP yang kamu peroleh sebesar Rp4.641.854 dan mendapat kenaikan 5,6% di tahun 2023 ini.
Berarti upah yang kamu peroleh selanjutnya adalah Rp4.901.797. Dengan metode 40-30-20-10, maka pos pengeluaran kamu akan terlihat sebagai berikut
1. 40 Kebutuhan Hidup: 40% x Rp4.901.797 = Rp1.960.718
Pos ini digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari yang bersifat pokok seperti utilitas, biaya makan, ongkos kerja, hingga biaya rekreasi dan gaya hidup.
2. 30 Cicilan atau Utang: 30% x Rp4.901.797 = Rp1.470.539
Pos ini digunakan untuk membayar cicilan seperti cicilan rumah, kendaraan, atau cicilan lainnya. Sebaiknya, jumlah cicilan tidak melebihi 30% dari nilai pendapatan kamu ya.
Oh ya, ada dua jenis cicilan yang perlu kamu ketahui. Pertama, cicilan sebagai utang konsumtif yang hanya digunakan untuk membiayai kebutuhan berdasarkan keinginan semata, seperti mengajukan kredit untuk membeli smartphone model terbaru, sneakers andalan, tas branded, dan lain sebagainya. Cicilan seperti ini akan mengalami penurunan nilai jual. Sehingga, usahakan untuk menghindari cicilan seperti ini, ya.
Sedangkan, cicilan kedua merupakan pinjaman uang dengan tujuan agar uang tersebut dapat diputar untuk meningkatkan pendapatan. Cicilan ini disebut sebagai cicilan produktif.
3. 20 Tabungan: 20% x Rp4.901.797 = Rp980.359
Anggarkan pendapatan kamu untuk tabungan atau investasi masa depan. Jangan lupa untuk mempelajari dan mengevaluasi profil risiko kamu, ya. Dengan mengetahui profil risikomu, maka kamu dapat memilih jenis investasi yang tepat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
4. 10 Donasi: 10% x Rp4.901.797 = Rp490.179
Pemeluk agama Islam, diwajibkan untuk menyedekahkan harta sebesar 2,5%. Selebihnya, bisa kamu anggarkan untuk donasi dalam bentuk lainnya atau dianggarkan untuk biaya tidak terduga.
Dari studi kasus di atas, kamu dapat menyesuaikannya kembali dengan realita yang kamu hadapi. Misalnya, cicilan yang harus kamu bayarkan lebih sedikit dari yang sudah dialokasikan. Maka, kamu bisa menggunakan dana tersebut untuk pos lainnya.
Menambah budget untuk gaya hidup atau biaya rekreasi boleh saja, asal masih sesuai perhitungan. Namun, jangan sampai lupa untuk mempersiapkan solusi perlindungan karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depan. Oleh karena itu penting untuk memiliki asuransi seperti Asuransi Kesehatan Allianz dan Asuransi Jiwa Allianz.
Selain fungsi utama sebagai perlindungan, asuransi pun menjadi bagian penting dari piramida keuangan kamu.
Agar perencanaan keuangan dapat berjalan efektif, kamu harus meminimalisir faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan kerugian finansial. Misalnya, biaya pengobatan.
Tanpa asuransi, kamu harus merogoh tabungan atau dana yang sudah dipersiapkan untuk investasi demi menutup pengeluaran atas risiko kehidupan sehingga rencana keuangan terganggu.
Dengan Asuransi Kesehatan Allianz dan Asuransi Jiwa Allianz, kamu pun akan lebih mudah mendapatkan fasilitas kesehatan terbaik. Kamu juga bebas menyesuaikan premi sesuai kebutuhan dan paling cocok dengan rencana keuangan kamu. Yuk, saatnya miliki asuransi demi masa depan yang lebih aman dan nyaman.