Belakangan ini, kondisi politik dan ekonomi, baik di dalam maupun luar negeri membuat pasar keuangan bergerak naik turun. Dari keputusan suku bunga Bank Indonesia dan The Fed, hingga dinamika sosial yang terjadi, semuanya bisa memengaruhi investasi.
Meski begitu, sesuai dengan riset BRI Danareksa Sekuritas, sepanjang Agustus arus dana investasi masih mencatatkan arus bersih dana masuk (net inflow) sebesar Rp 16 triliun ke pasar saham dan obligasi.
Dari sisi global, The Fed sudah menurunkan suku bunga ke level 4,00% - 4,25%, dan ekspektasi penurunan pada rapat berikutnya di bulan Oktober sebesar 87% mangacu pada perangkat Fedwatch per pertengahan September. Secara historis, penurunan suku bunga The Fed biasanya menjadi katalis positif untuk pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sementara di dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia terlebih dahulu memutuskan untuk kembali menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Penyesuaian juga terjadi pada suku bunga Deposit Facility yang turun menjadi 3,75% dan Lending Facility menjadi 5,5%.
Langkah ini diharapkan dapat menurunkan biaya dana perbankan, memicu penurunan suku bunga simpanan maupun pinjaman, serta mendorong konsumsi dan investasi domestik.
Dengan begitu, meskipun berada di tengah kondisi yang penuh tantangan, ada peluang yang bisa kamu manfaatkan sebagai pemegang polis. Kuncinya adalah tetap tenang, disiplin, dan tidak terbawa emosi akan kondisi pasar keuangan.
Apa Artinya untuk Pemegang Polis Unit Link?
Gejolak pasar memang bisa menimbulkan kekhawatiran, tapi kabar baiknya, unit link adalah produk jangka panjang. Jadi, fluktuasi jangka pendek seharusnya tidak langsung membuat kamu panik.
Pertimbangkan hal berikut agar tujuan finansial yang sudah kamu tetapkan di awal dapat tercapai dengan optimal:
1. Tetap Tenang dan Konsisten
Gunakan Dollar Cost Averaging, yaitu berinvestasi secara rutin dengan jumlah tetap, tanpa terpengaruh fluktuasi pasar. Strategi ini membantu mengurangi risiko karena harga rata-rata akan lebih stabil, apalagi saat pasar sedang turun.
2. Diversifikasi Portofolio
Pastikan alokasi investasi tersebar di berbagai instrumen, seperti saham, obligasi, pasar uang, dan sektor yang berbeda. Cara ini membantu meredam dampak negatif dari satu sektor atau instrumen investasi, sehingga risiko lebih terkendali.
3. Pantau Kinerja Unit Link
Tinjau laporan berkala dari perusahaan asuransi mengenai kinerja dana investasi. Bila perlu, konsultasikan dengan agen atau penasihat keuangan untuk melakukan rebalancing atau menyesuaikan portofolio.
4. Fokus pada Tujuan Jangka Panjang
Perlu di ingat bahwa asuransi unit link adalah produk jangka panjang. Jangan mengambil keputusan emosional berdasarkan gejolak jangka pendek.
Pasar keuangan memang tidak selalu stabil. Namun, dengan strategi yang tepat dan disiplin, pemegang polis bisa memanfaatkan peluang yang muncul sambil tetap terlindungi dari gejolak pasar yang bersifat sementara.