cara investasi saham

Cara Investasi Saham untuk Mencapai Tujuan Investasi

3 September 2025 | Allianz Indonesia
Berinvestasi saham semakin populer di Indonesia. Melansir dari Tempo, jumlah investor ritel di pasar modal Indonesia telah mencapai 14,6 juta, naik dari hanya 2,4 juta pada tahun 2019. Namun, bagi kamu yang baru pertama kali terjun ke dunia saham, mungkin muncul pertanyaan terbesar: Bagaimana cara memulai investasi saham dengan benar?

Tenang saja, investasi saham tidak serumit yang terlihat. Bahkan, saat ini, cara investasi saham untuk pemula jauh lebih mudah dibanding dulu. Cukup dengan modal ratusan ribu dan aplikasi investasi di smartphone, kamu sudah bisa memiliki saham pada perusahaan besar.

Namun, supaya langkah pertama kamu tidak salah arah, pelajari dulu panduan lengkapnya ini agar kamu bisa investasi dengan lebih percaya diri. Di artikel ini akan membahas cara investasi saham untuk pemula secara lengkap, dari persiapan hingga strategi membangun portofolio.

Melansir dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan. Saham yang kini populer di kalangan generasi juga menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak dipilih para investor, karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. 

Jika kamu membeli saham perusahaan ABC misalnya, berarti kamu ikut memiliki sebagian dari perusahaan tersebut. Semakin banyak saham yang kamu miliki, semakin besar porsi kepemilikan kamu.

Masih melansir dari BEI, ada dua sumber keuntungan utama dari investasi saham, diantaranya adalah:

  • Capital gain atau selisih harga beli dan harga jual. Capital gain ini terbentuk karena adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya kamu membeli saham sebuah perusahaan ABC dengan harga Rp3.500 per lembar, lalu menjualnya dengan harga Rp4.000 per lembar. Maka, kamu akan mendapatkan capital gain sebesar Rp500 untuk setiap lembar yang dijualnya. 
  • Dividen. Merupakan pembagian keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan kepada pemegang saham atau investor. Jika investor ingin mendapatkan dividen, maka investor harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang sesuai dengan periode dimana diakui sebagai investor yang berhak mendapatkan dividen. Tidak hanya berdasarkan lamanya waktu memegang saham, dividen ini juga akan diberikan setelah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 

Namun, sama seperti potensi keuntungan, investasi saham juga memiliki risiko, diantaranya adalah: 

  • Capital Loss. Kebalikan dari capital gain, risiko ini terjadi ketika investor menjual saham di harga yang lebih rendah dari harga beli. Misalnya, kamu membeli saham dengan harga Rp2.000 per lembar, lalu dijual dengan harga Rp1.400 per lembar karena khawatir terus mengalami penurunan. Dengan begitu, maka kamu akan rugi Rp600 per lembar saham.
  • Risiko Likuidasi. Jika perusahaan bangkrut, investor baru mendapat bagian secara proporsional setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. 
  • Fluktuasi Harga Saham. Pasar modal selalu bergerak naik turun karena adanya permintaan dan penawaran. Faktor yang memengaruhi berasal dari kinerja perusahaan, kondisi industri, hingga faktor makro seperti suku bunga, inflasi, nilai tukar, serta kondisi sosial dan politik.

Sebelum berinvestasi, penting untuk memahami tujuan finansial kamu. Tanyakan pada diri sendiri mengapa kamu ingin berinvestasi dan apa tujuan investasimu? Apakah untuk jangka panjang seperti menyiapkan dana pensiun? Atau untuk jangka pendek, misalnya menyiapkan dana pendidikan anak? 

Menurut Allianz Group, tujuan investasi kamu akan memengaruhi strategi yang kamu pilih. Karena itu, penting untuk memahami profil risiko diri dan memilih produk investasi yang sesuai dengan kondisi keuangan dan toleransi risiko kamu.

Dalam investasi, ada istilah profil risiko, yaitu seberapa besar kamu siap menghadapi fluktuasi harga. Ada tiga jenis profil risiko yang dikenal luas, yaitu:

  • Konservatif. Tidak suka risiko, lebih nyaman dengan instrumen aman meski hasil kecil.
  • Moderat. Mau ambil risiko sedang demi return yang lebih baik.
  • Agresif. Siap ambil risiko besar demi potensi keuntungan besar.

Jika kamu pemula, biasanya masih berada di level konservatif atau moderat. Ini tidak masalah, tidak usah malu atau rendah diri. Kuncinya adalah menyesuaikan investasi dengan kenyamanan kamu sendiri. Jangan sampai kamu tidak bisa tidur nyenyak gara-gara harga saham turun.

Investasi saham sebaiknya menggunakan uang dingin, yaitu uang yang tidak kamu butuhkan untuk kebutuhan sehari-hari. Jangan gunakan dana darurat atau uang untuk bayar cicilan.

Tips praktisnya adalah menyisihkan minimal 10% dari penghasilan bulanan untuk investasi. Lalu, mulai dari nominal kecil. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), kamu bisa membeli saham dengan minimal 1 lot = 100 lembar. Jadi, kalau harga saham Rp1.000 per lembar, maka kamu hanya butuh Rp100.000 untuk mulai berinvestasi.

Untuk bisa membeli saham, kamu harus membuka rekening efek di perusahaan sekuritas (broker). Sekuritas inilah yang menjadi perantara kamu dengan Bursa Efek Indonesia. 

Sekarang, proses pendaftarannya cukup mudah. Kamu bisa daftar online lewat aplikasi sekuritas dengan mengisi data diri, lalu setor dana awal yang bisa dimulai dari Rp100.000 – Rp500.000, tergantung dari masing-masing sekuritas.

Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum memilih sekuritas:

  • Reputasi dan keamanan. Pilihlah sekuritas yang memiliki rekam jejak positif dan terdaftar secara resmi di OJK.
  • Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD). Semakin besar MKBD, biasanya menunjukkan kestabilan finansial sekuritas.

Kemudahan akses dan penggunaan. Pastikan aplikasi sekuritas user friendly, punya fitur analisis, hingga layanan customer service yang responsif.

Masih melansir dari BEI, mulai 25 Januari 2021, BEI telah memperkenalkan klasifikasi baru sektor dan industri perusahaan tercatat yang memudahkan investor untuk mengenali kelompok industri dari setiap emiten, yaitu Indonesia Stock Exchange Industrial Classification (IDX-IC). 

Namun, bagi pemula, pertanyaan yang paling sering muncul adalah, saham mana yang sebaiknya dibeli? Tips yang dapat dipertimbangkan adalah dengan mengandalkan daftar saham yang telah diseleksi berdasarkan kriteria tertentu oleh lembaga yang kredibel, seperti IDX yang sudah mengeluarkan beberapa kumpulan saham atau indeks. Ada juga beberapa indeks yang dapat dijadikan acuan seperti IDX30, IDX80, yang telah melalui seleksi kinerja keuangan dan likuiditas perdagangan saham ataupun LQ45 yang lebih fokus pada likuiditas. 

Selain itu, lihat fundamentalnya dengan memeriksa laporan keuangan, laba bersih, rasio utang, hingga pertumbuhan penjualan. Setelah itu, perhatikan industrinya dengan memilih sektor yang tidak memiliki siklus naik turun drastis dan dibutuhkan banyak orang, misalnya perbankan, telekomunikasi, atau consumer goods.

Banyak pemula tergoda untuk trading harian (day trading) karena terlihat seru. Padahal, menurut penelitian, mayoritas trader jangka pendek justru mengalami kerugian. Berikut alasannya:

  • Harus melawan algoritma canggih dan investor bermodal besar.
  • Biaya transaksi bisa menumpuk.
  • Emosi sering menguasai sehingga mudah panik atau terlalu serakah.

Untuk pemula, Bankrate menyarankan untuk lebih baik fokus pada investasi jangka panjang. Misalnya, menabung saham secara rutin setiap bulan pada saham pilihanmu.

Jangan menaruh semua uang di satu saham saja. Jika saham itu turun, kamu bisa rugi besar. Sebagai pemula, usahakan portofolio berisi dari beberapa sektor berbeda, dengan jumlah sesuai dengan toleransi risiko yang bisa kamu terima.

Semakin banyak saham dalam portofolio, maka akan semakin baik diversifikasinya. Namun, potensi pertumbuhannya tidak akan sebaik portofolio dengan diversifikasi yang lebih sedikit.

Kunci sukses investasi saham bukan hanya soal memilih saham yang tepat, tetapi juga konsistensi menabung. Cobalah metode dollar cost averaging (DCA), yaitu membeli saham secara rutin dengan nominal tetap. Misalnya, setiap bulan kamu beli saham BBRI senilai Rp500.000, tanpa peduli harga sedang naik atau turun. Dalam jangka panjang, rata-rata harga belimu akan lebih stabil.

Sesekali, cek portofolio saham kamu. Apakah kinerjanya sesuai harapan? Apakah ada saham yang justru merugikan? Jika ada saham yang terus merugi tanpa prospek membaik, pertimbangkan apakah saham itu masih layak dipertahankan atau dijual. Setiap kuartal perusahaan yang sahamnya diperdagangkan secara publik wajib menerbitkan laporan keuangan. Luangkan waktu untuk membaca laporan keuangan dari saham yang kamu miliki, atau cari sumber yang sudah melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut untuk menilai langkah apa yang perlu diambil dalam periode tersebut.

Namun, jangan terlalu sering melihat harga harian karena tujuan kamu adalah jangka panjang. Fokus pada fundamental perusahaan, bukan sekadar naik-turun harga jangka pendek.

Ingat, cara investasi saham yang paling bijak adalah yang sesuai dengan kondisi finansial dan tujuan kamu. Jangan terburu-buru, pelajari pasar secara bertahap, dan tetap disiplin. Dengan langkah yang tepat, kamu bisa membangun portofolio saham yang sehat dan menikmati hasilnya di masa depan.

Selain investasi saham, kamu juga sebaiknya melakukan investasi kesehatan dengan memiliki asuransi. Salah satu asuransi kesehatan yang bisa kamu pertimbangkan adalah Allianz Flexi Medical Plan. Produk asuransi kesehatan tambahan yang memberikan manfaat maksimal dan fleksibel sesuai kebutuhan, mulai dari biaya rawat inap dan pembedahan, baik akibat penyakit tertentu maupun kecelakaan, penggantian biaya untuk penyakit kritis, perawatan darurat di rumah sakit, hingga santunan saat meninggal dunia, baik karena kecelakaan maupun penyebab lainnya, sesuai dengan tabel manfaat berdasarkan plan yang kamu pilih. 

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Jul 11, 2025

Jul 10, 2025