Preeklamsia pada Ibu Hamil:
Kenali Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

10 Agustus 2023 | Allianz Indonesia
Kehamilan adalah momen yang membahagiakan bagi banyak pasangan suami istri. Namun, terdapat risiko kesehatan yang harus diwaspadai, salah satunya adalah preeklamsia.  
Bagi kamu yang tengah hamil, atau orang terdekatmu ada yang hamil, yuk kita lebih waspada dengan proses kehamilan. Ada banyak komplikasi berbahaya yang dapat terjadi saat kehamilan, dan salah satu yang perlu diwaspadai adalah preeklamsia.
 
Preeklamsia kerap terjadi setelah usia kehamilan menginjak 20 minggu dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi ibu maupun janin.
 
Preeklamsia dapat menjadi kondisi yang serius bagi calon ibu maupun bayinya jika tidak segera ditangani. Namun dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, komplikasi ini dapat dihindari. 
Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi yang terjadi selama kehamilan. Kondisi ini biasanya berkembang setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu atau lebih, meskipun bisa juga terjadi lebih awal atau bahkan setelah melahirkan.
 
Preeklamsia juga dapat menyebabkan masalah pada organ tubuh, terutama pada hati dan ginjal.
 
Menurut Kompas.com, penyebab preeklamsia melibatkan beberapa faktor. Para ahli percaya kondisi ini dimulai di plasenta.
 
Pada awal kehamilan, pembuluh darah baru berkembang dan berevolusi untuk mengirim darah ke plasenta secara efisien. Pada wanita dengan preeklamsia, pembuluh darah menjadi tidak berkembang atau gagal berfungsi dengan baik.
 
Pembuluh dari menjadi lebih sempit dari pembuluh darah normal dan memberikan reaksi berbeda terhadap sinyal hormonal yang membatasi jumlah darah. 
 
Penyebab perkembangan abnormal pada pembuluh darah tersebut antara lain:
  • Aliran darah ke rahim tidak mencukupi
  • Kerusakan pada pembuluh darah
  • Masalah dengan sistem kekebalan tubuh
  • Gen tertentu
Gejala khas preeklamsia adalah tekanan darah tinggi, proteinuria, atau tanda-tanda kerusakan ginjal maupun organ lainnya. Namun, perlu diingat bahwa seorang ibu hamil juga bisa saja tidak memiliki gejala yang terlihat atau dirasakan.
 
Beberapa gejala umum yang mungkin muncul, yaitu:
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu.
  • Protein dalam urin (proteinuria), yang dapat terdeteksi melalui tes urin rutin selama pemeriksaan prenatal.
  • Kebengkakan yang tak lazim, terutama pada wajah dan tangan.
  • Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia).
  • Mual atau muntah.
  • Sakit kepala.
 
Pastikan menghadiri sesi prenatal sehingga penyedia layanan kesehatan dapat memantau tekanan darah dan kesehatan ibu hamil secara menyeluruh. Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami:
  • Sakit kepala parah.
  • Penglihatan kabur atau gangguan penglihatan lainnya.
  • Sakit perut akut.
  • Sesak napas. 

Sakit kepala, mual, dan nyeri adalah keluhan kehamilan yang cukup umum, sulit untuk membedakan mana yang lazim dan yang serius, terutama jika dalam kehamilan pertama. Jika khawatir terkait gejala yang dialami, segera hubungi dokter.

Baca juga: Perbedaan Hamil Pertama dan Kedua, Mana yang Lebih Berat?

Meskipun tidak selalu dapat dihindari, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko preeklamsia. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:

  • Melakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan.
  • Menjaga berat badan ideal sebelum dan selama kehamilan.
  • Tidak merokok ataupun mengonsumsi alkohol.
  • Rutin berolahraga.
  • Menjaga kadar gula darah normal apabila menderita diabetes.
  • Mengontrol tekanan darah tinggi.
  • Mengurangi konsumsi makanan tinggi garam. 

Jika terdiagnosis preeklamsia, dokter akan memantau kondisi dengan cermat dan memberikan perawatan yang tepat untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.

Sebagai calon ibu, sangat penting untuk mengikuti saran dan anjuran dokter serta melakukan pemeriksaan prenatal secara teratur untuk memastikan kehamilan berjalan dengan lancar dan aman bagi ibu dan janin.

Kesimpulannya, preeklamsia adalah kondisi yang perlu diwaspadai oleh setiap ibu hamil. Mengenali tanda-tanda dan gejala, melakukan pemeriksaan USG rutin, serta menjaga tekanan darah dalam batas normal sangat penting untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan janin yang sedang tumbuh.

Dengan pengawasan yang tepat, potensi komplikasi preeklamsia dapat diminimalisasi, sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan yang sehat dan bahagia.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023