Penyebab Usus Buntu
dan Cara Pencegahannya  

9 Juni 2023 | Allianz Indonesia
Ketahui gejala usus buntu yang harus kamu tahu dan bagaimana cara mencegah penyakit ini.  
Apakah kamu pernah merasakan nyeri di bagian kanan bawah perutmu secara tiba-tiba? Jangan anggap remeh, karena bisa jadi itu adalah salah satu gejala usus buntu.
 
Usus buntu atau dalam istilah medis dikenal sebagai apendisitis, yaitu kantong kecil yang terletak di bagian kanan bawah perut yang mengalami peradangan dan infeksi. Penyakit ini cukup umum terjadi dan bisa menimpa siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa.
 
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penyumbatan di dalam apendiks yang bisa disebabkan oleh tinja, benjolan kecil yang disebut fecalith, atau pembengkakan kelenjar getah bening di dinding apendiks.
 
Untuk kamu yang khawatir terkena penyakit usus buntu, yuk cari tahu lebih jauh mengenai gejala, faktor risiko, dan cara mengobatinya. 
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit usus buntu:
 
1. Usia
Penyakit usus buntu lebih berisiko dan sering terjadi pada orang yang berusia antara 10 hingga 30 tahun.
 
2. Riwayat keluarga
Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami usus buntu, risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini pun dapat meningkat.
 
3. Jenis kelamin
Pria lebih berisiko mengalami usus buntu dibandingkan wanita. Meski begitu, wanita juga tetap harus waspada karena kembali lagi pada fakta bahwa penyakit usus buntu dapat menimpa siapa saja. 
Gejala usus buntu bisa bervariasi pada setiap individu. Namun, gejala yang paling umum adalah nyeri di bagian kanan bawah perut yang semakin memburuk dengan berjalannya waktu. Dilansir dari Kompas, berikut ini beberapa gejala usus buntu yang harus kamu waspadai:
 
1. Nyeri di bagian bawah perut kanan
Salah satu gejala paling umum dari usus buntu adalah rasa sakit yang terasa di bagian kanan bawah perut. Biasanya, rasa sakit ini dimulai dari sekitar pusar dan kemudian berpindah ke bagian kanan bawah perut.
 
Rasa sakit ini akan terasa semakin intens saat kamu berjalan, tertawa, batuk, atau bersin. Bahkan, rasa sakit ini bisa cukup parah hingga bisa membangunkan kamu dari tidur.
 
2. Mual dan muntah
Gejala mual dan muntah sering kali muncul bersamaan rasa nyeri perut. Ini biasanya terjadi karena peradangan pada apendiks yang bisa mengganggu fungsi normal sistem pencernaan.
 
Berbeda dengan mual dan muntah yang disebabkan oleh gangguan lambung, mual dan muntah akibat usus buntu biasanya berlangsung lebih lama, bisa lebih dari 12 jam.
 
 
3. Kehilangan nafsu makan
Kamu mungkin akan merasa tidak nafsu makan jika usus buntu kamu meradang. Ini biasanya terjadi bersamaan dengan rasa nyeri perut yang semakin parah dan berulang kali mengalami muntah.
 
4. Demam
Gejala berikutnya adalah demam. Baik demam ringan ataupun sedang, seringkali muncul pada penderita usus buntu. Ini adalah tanda bahwa tubuhmu sedang melawan infeksi.
 
5. Konstipasi atau diare
Perubahan pada pola buang air besar, seperti konstipasi atau diare, juga bisa menjadi gejala dari usus buntu. Ini terjadi karena peradangan pada apendiks bisa mengganggu fungsi normal usus besar.
 
6. Kembung dan perut terasa penuh
Peradangan pada apendiks bisa menyebabkan perut terasa kembung dan penuh. Gejala ini bisa membuatmu merasa tidak nyaman dan bahkan bisa menyebabkan nyeri perut berkelanjutan.
 
7. Kebingungan dan disorientasi
Jika infeksi usus buntu semakin parah, kamu mungkin akan merasa bingung dan disorientasi. Hal ini terjadi karena infeksi menguras banyak energi dan oksigen dari tubuh, termasuk oksigen yang dibutuhkan oleh otak.
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah usus buntu, namun beberapa langkah ini dapat diambil untuk mengurangi risikonya:
 
1. Menjaga pola makan yang sehat
Mengonsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan dan mencegah konstipasi, yang dapat meningkatkan risiko usus buntu.
 
2. Minum banyak air
Air mineral membantu mencegah konstipasi dan menjaga sistem pencernaan berfungsi dengan baik.
 
3. Melakukan olahraga secara teratur
Aktivitas fisik dapat membantu menjaga sistem pencernaan agar tetap berfungsi dengan baik dan mencegah berbagai macam risiko terjangkit penyakit, termasuk usus buntu. 
 
 
Mengenali gejala usus buntu hingga mengetahui cara pencegahannya adalah hal yang penting. Namun, memiliki perlindungan kesehatan yang baik adalah hal yang tak kalah penting. Asuransi kesehatan dari Allianz bisa menjadi pilihan yang tepat sesuai kebutuhanmu dan keluarga.
 
Allianz Indonesia menawarkan berbagai produk asuransi kesehatan yang dirancang untuk memberikan perlindungan kesehatan yang komprehensif, termasuk perawatan penyakit seperti usus buntu.
 
Jangan biarkan gejala usus buntu atau penyakit lainnya mengganggu kesejahteraan finansialmu. Jadikan Allianz sebagai partner-mu dalam menjaga kesehatan dan keuanganmu.
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023