Memperingati Hari Asuransi, Yuk Kenali Mitos dan Fakta Seputar Asuransi

18 Oktober 2021 | Allianz Indonesia
Kita memperingati Hari Asuransi yang jatuh pada tanggal 18 Oktober. Pada peringatan Hari Asuransi ini, kita kembali diingatkan pentingnya memiliki asuransi untuk menghindari kerugian atau kejatuhan finansial, jika terjadi risiko di kemudian hari. Ada berbagai risiko yang dapat terjadi di masa yang akan datang, mulai dari risiko sakit dan kecelakaan, hingga risiko kematian yang tak mungkin terhindarkan.

Secara garis besar, ada tiga jenis asuransi yang penting dimiliki untuk melindungi diri dari berbagai risiko di atas. Yang pertama, asuransi jiwa, yaitu produk finansial yang memberikan perlindungan bagi tertanggung dari risiko kematian. Perlindungan yang ditawarkan oleh asuransi jiwa ialah santunan yang akan diberikan kepada penerima manfaat jika tertanggung tutup usia. Asuransi kedua yang juga penting kita miliki ialah asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan ialah produk finansial yang memberikan perlindungan kepada tertanggung terkait kesehatan. Perlindungan yang tercakup dalam asuransi kesehatan antara lain penggantian biaya medis, penyakit kritis, santunan disabilitas, dan biaya perawatan jangka panjang (long term care).

Asuransi selanjutnya yang tak kalah penting ialah asuransi umum. Asuransi umum merupakan produk keuangan yang memberikan perlindungan bagi tertanggung dari risiko kerugian. Asuransi umum dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu asuransi properti, asuransi kendaraan bermotor,  asuransi perjalanan, dan masih banyak lagi. 

 

Baca juga: Mengenal Sejarah Asuransi di Dunia dan Indonesia

 

Pandemi meningkatkan penetrasi asuransi jiwa

Selain ada perayaan Hari Asuransi di bulan Oktober, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menggelar Bulan Inklusi Keuangan sepanjang Oktober 2021, dalam rangka mencapai inklusi keuangan sebesar 90% tahun 2024. Inklusi keuangan artinya tingkat akses masyarakat akan produk keuangan.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah pun berupaya meningkatkan literasi keuangan atau pengetahuan masyarakat akan produk keuangan. Jika tingkat pengetahuan masyarakat akan produk keuangan meningkat, maka penetrasi atau kepemilikan masyarakat akan produk asuransi pun diperkirakan akan meningkat.

Pandemi yang berlangsung selama hampir dua tahun ternyata membuat kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi bertambah. Hal ini tercermin dalam data OJK yang menunjukkan bahwa hingga Juli 2021, tingkat penetrasi atau kepemilikan asuransi oleh masyarakat Indonesia mencapai 3,11%. Angka ini meningkat dari 2,92% pada akhir tahun 2020.

Jika ditelisik lebih dalam, tingkat penetrasi asuransi ini berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan premi. Berdasarkan data OJK seperti dikutip Investor Daily, Juli 2021, menunjukkan bahwa pendapatan premi asuransi jiwa pada semester I 2021 tumbuh 18,35% secara tahunan (yoy). Sementara pendapatan premi asuransi umum di periode yang sama tumbuh lebih sedikit, yakni sebesar 2,5% yoy. Menurut OJK, pertumbuhan yang moderat pada asuransi umum ini disebabkan periode polis asuransi umum biasanya berlangsung tahunan, yang berakhir di akhir tahun. Itu sebabnya, pertumbuhan asuransi umum akan melonjak di akhir tahun.

Asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi umum sama-sama penting

Mengingat setiap asuransi memiliki fungsi yang berbeda-beda, maka setiap asuransi penting untuk kita miliki sesuai dengan tahapan kehidupan. Faktanya, penetrasi asuransi di Indonesia yang masih rendah menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan asuransi masih dipengaruhi oleh sejumlah mitos. Agar kamu dapat mengelola risiko keuangan dengan baik, kenali beberapa mitos dan fakta seputar asuransi berikut ini.

1: Asuransi jiwa hanya diperlukan untuk suami

Faktanya: asuransi jiwa diperlukan oleh siapa saja yang sudah berpenghasilan dan memiliki tanggungan keluarga. Dengan demikian, asuransi jiwa diperlukan oleh suami, istri, dan lajang.

 

Baca juga: #YUKPAHAMI dan Kenali Manfaat Asuransi Jiwa Tradisional

 

2. Premi asuransi mahal

Faktanya: asuransi adalah produk keuangan yang memberikan proteksi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan masing-masing individu. Kebutuhan setiap orang akan asuransi berbeda-beda, tergantung tahapan kehidupan dan kemampuan finansial yang ia miliki. Idealnya, setiap orang menyisihkan 10% dari penghasilan bulanan untuk premi asuransi.

3. Proses klaim asuransi sulit

Faktanya: saat ini beberapa perusahaan asuransi menawarkan proses klaim yang semakin mudah lewat aplikasi digital atau melalui website. Salah satu perusahaan asuransi yang menawarkan kemudahan dalam proses klaim adalah Allianz Indonesia melalui eAZy Connect. Kamu juga bisa melakukan cek track record perusahaan asuransi dalam hal pembayaran klaim sebelum membeli asuransi.

4. Beli asuransi jiwa dan asuransi umum rugi, karena premi hilang jika tidak terjadi risiko

Faktanya: premi yang dibayarkan pemegang polis dalam asuransi jiwa tidak hilang. Dalam asuransi jiwa, pemegang polis membayarkan premi untuk mendapatkan perlindungan atas jiwanya. Sehingga, ketika tertanggung meninggal dunia, maka keluarga tertanggung akan menerima uang pertanggungan (UP) yang akan membantu beban finansial keluarga yang ditinggalkan.

Begitu pula halnya dengan asuransi umum, misalnya asuransi kendaraan bermotor. Dengan membayar premi, pemegang polis memperoleh perlindungan finansial jika kendaraannya mengalami kecelakaan. Tanpa asuransi kendaraan bermotor, seseorang mungkin akan menanggung biaya perbaikan kendaraan yang lebih besar. Dengan konsep ini, berarti pemegang polis asuransi jiwa dan asuransi umum hanya perlu membayar suatu biaya tertentu, untuk menghindari kerugian yang jauh lebih besar jika risiko terjadi.

5. Masih muda, belum perlu asuransi

Faktanya: asuransi dibeli saat sebelum risiko terjadi. Sebagai contoh, seseorang hanya bisa memiliki asuransi penyakit kritis jika belum terdeteksi penyakit kritis. Seseorang hanya bisa membeli asuransi kebakaran, saat propertinya belum terkena musibah kebakaran. Ketika risiko sudah terjadi, pengajuan asuransi akan lebih sulit, mahal, ada klausul yang dikecualikan, atau bahkan permohonan polis ditolak.

Lagipula, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan risiko akan datang, seperti kapan kita akan wafat, akan sakit, atau akan terkena kecelakaan. Cara kerja asuransi tak ubahnya payung yang bertujuan menghindari pemakainya dari basah.

6. Jarang sakit maka tidak perlu asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis

Faktanya: meski kita jarang sakit, namun kita tidak bisa menutup mata atas fakta bahwa biaya perawatan kesehatan berpotensi tinggi dalam mempengaruhi kondisi finansial keluarga, seperti mendorong kita untuk berhutang. Di samping itu, berdasarkan data World Health Organization (WHO) seperti dikutip Alodokter, Maret 2020 menunjukkan bahwa penyakit tidak menular yang umumnya adalah penyakit kritis menjadi penyebab hampir 71% kematian di seluruh dunia.

Asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis bertujuan menghindari biaya pengobatan yang sangat besar jika jatuh sakit atau terkena sakit kritis. Tanpa memiliki asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis, seseorang bisa terjebak utang atau menguras tabungan saat menghadapi risiko sakit.

7. Lingkungan perumahan jarang kebakaran, jadi tidak perlu asuransi kebakaran

Faktanya: kebakaran bisa menimpa setiap tempat, tanpa bisa diduga. Jika hal itu terjadi, seseorang bisa menderita kerugian yang luar biasa besar. Asuransi kebakaran akan menghindarkan pemegang polis dari kerugian yang bisa menyebabkannya bangkrut jika terjadi kebarakan.

8. Asuransi kendaraan bermotor hanya diperlukan saat kendaraan masih dalam periode kredit

Faktanya: kendaraan bermotor seperti kecelakaan atau kehilangan bisa terjadi kapan saja, tidak hanya dalam periode kredit. Maka, asuransi kendaraan bermotor bisa membantu mengelola keuangan jika kendaraan menghadapi risiko kecelakaan atau kehilangan.

 

Baca juga: Kenali Risiko-risiko Finansial dan Cara Mengelolanya

 

Semoga kini kamu semakin memahami mitos dan fakta seputar asuransi. Dengan begitu, kamu semakin mantap melindungi dirimu dengan asuransi, sesuai dengan tahapan hidup.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023