Banyak orang tua menganggap hanya flu biasa, padahal influenza A berbeda. Gejalanya bisa lebih parah, mulai dari demam tinggi, kelelahan ekstrem, hingga komplikasi serius seperti pneumonia.
Selain menular cepat, virus influenza A juga mudah bermutasi, sehingga anak bisa terserang lebih dari sekali dalam setahun. Karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala influenza A, dan memahami langkah-langkah pencegahannya agar anak tetap sehat dan aktif.
Apa Itu Influenza A?
Melansir dari CDC, influenza A adalah jenis virus flu yang menyerang sistem pernapasan bagian atas dan bawah, termasuk hidung, tenggorokan, hingga paru-paru. Virus ini menular lewat percikan air liur (droplet) dari batuk, bersin, atau berbicara jarak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Berbeda dari flu biasa yang umumnya ringan, influenza A bisa menyebabkan gejala berat dan bahkan menjadi wabah besar. Ini karena virusnya terdiri dari berbagai subtipe (seperti H1N1 dan H3N2) yang mudah berubah dan bertahan di udara atau permukaan benda dalam waktu lama.
Anak-anak termasuk kelompok yang paling rentan, sebab sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang. Selain karena daya tahan tubuh yang belum sekuat orang dewasa, mereka cenderung sering menyentuh wajah, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, membuat penularan lebih cepat terjadi.
Gejala Influenza A yang Perlu Diwaspadai
Gejala influenza A biasanya muncul 1–4 hari setelah anak terpapar virus. Pada awalnya, terlihat seperti pilek biasa, tapi kemudian berkembang menjadi gejala yang lebih berat.
Melansir laporan PubMed, berikut penjelasan detailnya:
1. Demam tinggi mendadak (38–40°C)
Gejala ini hampir selalu menjadi tanda pertama. Anak mungkin menggigil, wajah memerah, dan tubuh terasa panas saat disentuh. Demam tinggi adalah reaksi alami tubuh saat melawan infeksi virus, tapi jika tidak turun dalam tiga hari, perlu diwaspadai.
2. Batuk kering atau berdahak
Batuk biasanya cukup parah dan bisa berlangsung hingga lebih dari seminggu. Pada beberapa kasus, batuk terasa gatal di tenggorokan dan dapat mengganggu tidur anak di malam hari.
3. Sakit tenggorokan dan suara serak
Virus influenza A menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan atas. Anak bisa mengeluh sakit saat menelan, bahkan kehilangan suara untuk sementara.
4. Pilek dan hidung tersumbat
Hidung mengeluarkan lendir bening yang kemudian bisa mengental. Ini membuat anak sulit bernapas, terutama saat tidur.
5. Sakit kepala dan nyeri otot di seluruh tubuh
Banyak orang tua mengira anak hanya kelelahan, padahal ini tanda khas influenza A. Anak sering merasa sakit di punggung, kaki, dan bahu, seperti habis berolahraga berat.
6. Lemas, mengantuk, dan kehilangan nafsu makan
Virus influenza A dapat membuat tubuh anak terasa lemah dan tidak bertenaga. Mereka bisa tidur terus, menolak makan, atau hanya ingin minum air.
7. Mual, muntah, atau diare ringan
Gejala ini lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Karena itu, penting memastikan mereka tidak kekurangan cairan.
8. Sensitif terhadap cahaya dan pusing berlebihan
Dalam beberapa kasus, anak mengeluh pusing hebat atau silau terhadap cahaya terang. Ini karena efek peradangan pada tubuh akibat virus.
Biasanya, gejala seperti ini berlangsung 5–7 hari. Namun, batuk dan kelelahan bisa bertahan hingga dua minggu. Jika anak terlihat kesulitan bernapas, sangat lemas, atau tidak mau makan sama sekali, segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Cara Pencegahan dan Pertolongan Pertama di Rumah
Mencegah lebih baik daripada mengobati, apalagi untuk virus seperti influenza A yang sangat mudah menular. Berdasarkan arahan CDC, berikut langkah yang bisa kamu lakukan:
- Jaga kebersihan tangan anak dengan rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal 20 detik.
- Gunakan masker saat anak atau anggota keluarga sedang flu untuk mencegah penularan.
- Perbanyak minum air putih dan makan bergizi seimbang, seperti sup ayam hangat, buah tinggi vitamin C, dan sayuran hijau.
- Pastikan anak cukup tidur, karena istirahat mempercepat proses pemulihan.
- Gunakan kompres hangat untuk membantu menurunkan demam dan mengurangi ketidaknyamanan.
- Gunakan humidifier di kamar anak agar udara tetap lembap.
- Hindari kontak dengan orang sakit dan biasakan mencuci tangan setelah bepergian.
- Lakukan vaksinasi influenza tahunan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus.
Komplikasi yang Perlu Diwaspadai
Pada sebagian anak, influenza A dapat berkembang menjadi:
- Pneumonia (radang paru-paru)
- Bronkitis akut
- Infeksi telinga tengah (otitis media)
- Dehidrasi berat akibat demam tinggi dan muntah
Anak dengan kondisi tertentu seperti asma, penyakit jantung, atau gangguan imun lebih berisiko mengalami komplikasi ini, sehingga pencegahan menjadi langkah paling penting.
Kapan Harus ke Dokter?
Kebanyakan orang bisa sembuh dari flu dalam waktu 7–10 hari dengan istirahat dan hidrasi cukup. Namun, kamu sebaiknya segera menemui dokter bila mengalami:
- Demam tidak turun setelah lebih dari 3 hari
- Sesak napas atau nyeri dada
- Dehidrasi parah
- Gejala memburuk walau sudah minum obat bebas
Pada anak-anak dan lansia, influenza bisa berkembang menjadi komplikasi serius seperti pneumonia atau infeksi telinga. Jadi, jangan abaikan tanda-tanda bahaya tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa Influenza A bukan flu biasa, gejalanya bisa berat dan membuat anak kehilangan energi selama berhari-hari. Dengan mengenali gejala influenza lebih awal, melakukan perawatan yang benar di rumah, dan rutin vaksinasi setiap tahun, kamu bisa membantu melindungi anak dari dampak yang lebih serius.
Namun, mengenal gejala dan memahami cara pencegahan belum cukup tanpa dukungan perlindungan finansial jika sewaktu-waktu terjadi risiko kesehatan yang tak terduga.
Allianz Flexi Medical Plan, produk asuransi kesehatan tambahan yang dirancang untuk memberikan perlindungan menyeluruh sekaligus fleksibilitas sesuai kebutuhan kamu dan keluarga.
Mulai dari manfaat rawat inap, tindakan bedah akibat penyakit maupun kecelakaan, hingga perlindungan untuk penyakit kritis dan layanan darurat di rumah sakit. Bahkan, tersedia juga santunan jika terjadi risiko meninggal dunia, baik karena kecelakaan maupun sebab lainnya, semuanya disesuaikan dengan plan yang kamu pilih.