Jaga Kesehatan, Penyakit-penyakit Ini Sering Menyerang saat Cuaca Ekstrem

29 Desember 2021 | Allianz Indonesia
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem di Indonesia sepanjang Desember 2021 hingga Februari 2022. Selain mewaspadai cuaca buruk dan ancaman bencana alam, upaya meningkatkan ketahanan tubuh juga harus dilakukan. Karena, berbagai penyakit berbahaya juga bisa muncul saat cuaca ekstrem terjadi.

Dalam konferensi pers secara virtual di kanal Youtube BMKG pada Rabu (8/12/2021), Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan cuaca ekstrem yang berpotensi melanda sejumlah kawasan Indonesia pada akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022 antara lain berupa curah hujan yang tinggi, angin kencang dan gelombang air tinggi.

Saat pandemi Covid-19 belum berakhir, kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem harus ditambah. Cuaca ekstrem sering kali menyebabkan daya tahan tubuh melemah. Padahal, upaya meningkatkan daya tahan tubuh saat ini adalah salah satu kunci agar badan tetap sehat dan mencegah penularan Covid-19.

Selain melemahnya daya tahan tubuh, dr. Novrida, AAK., Kepala Bidang Pelayanan Medis Klinik Gadjah Mada Medical Center UGM menyebutkan, penyakit yang sering muncul saat cuaca ekstrem antara lain batuk, pilek (influenza), dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Dengan kondisi normal, batuk dan pilek bisa sembuh dalam waktu 3-5 hari. Namun, dalam cuaca ekstrem, penyakit bisa bertahan lebih lama dalam tubuh dengan durasi bisa lebih dari tujuh hari.

 

Baca juga: Perluas Manfaat Asuransi Kendaraanmu Agar Terlindung dari Risiko Banjir

 

Bahkan, Kementerian Kesehatan juga mengingatkan ada beberapa penyakit-penyakit langganan pada cuaca ekstrem khususnya saat sering hujan deras, angin kencang dan suhu dingin. Beberapa penyakit di antaranya digolongkan sebagai penyakit serius dan berakibat fatal apabila tidak ditangani secara tepat. Berikut beberapa penyakit berbahaya tersebut:

  • Leptospirosis

Leptospirosi adalah penyakit yang terkenal dengan sebutan kencing tikus. Leptospirosis adalah jenis penyakit yang penularannya melalui urine atau darah binatang liar maupun hewan piaraan. Umumnya manusia yang terjangkit penyakit ini tertular melalui air atau tanah yang telah terkontaminasi dengan kencing atau darah dari hewan liar atau piaraannya.

Umumnya, leptospirosis menimbulkan demam tinggi. Pada kasus tertentu, penyakit leptospirosis dapat menyebabkan gangguan hati, gagal ginjal, meningitis, hingga kegagalan pernapasan. Gejala-gejala penyakit leptospirosis antara lain demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, mata merah, menggigil, otot betis sakit, dan sakit perut.

  • Gangguan asma

Penderita asma harus waspada saat suhu tiba-tiba dingin akibat cuaca ekstrem. Suhu udara dingin adalah pantangan yang harus dihindari penderita asma. Suhu dingin merupakan pemicu utama munculnya gangguan asma seperti mengi sesak napas dan napas pendek.

  • Norovirus

Norovirus adalah sejenis virus flu perut yang dapat menular dengan mudah. Penyakit norovirus bisa saja menyerang sewaktu-waktu, tapi akan jadi lebih berbahaya saat kambuh ketika cuaca sedang dingin. Penderita norovirus bisa mengalami muntah-muntah parah.

  • Nyeri sendi

Suhu dingin akibat cuaca ekstrem juga hal yang harus dihindari para penderita reumatik atau yang memiliki riwayat artitis. Saat dingin, reumatik bisa kambuh, sendi terasa lebih kaku dan nyeri. Oleh karena itu, ketika ada potensi cuaca ekstrem yang mengakibatkan perubahan suhu dari panas ke dingin, penderita reumatik dan pemilik riwayat artitis perlu menyediakan baju hangat, hingga krim atau minyak penghangat badan.

  • Serangan jantung

Orang yang pernah mengalami serangan jantung harus waspada saat suhu dingin akibat cuaca ekstrem. Saat suhu udara menjadi lebih dingin, tekanan darah meningkat. Hal ini memaksa jantung untuk bekerja ekstra. Kinerja jantung yang terlalu dipaksakan bisa berbahaya karena bisa menyebabkan serangan atau gagal jantung.

 

Baca juga: Omicron Sudah Masuk ke Indonesia, Ini Tips Mencegahnya

 

  • DBD dan malaria

Daerah yang sering dilanda hujan, biasanya terjadi peningkatan kasus DBD atau demam berdarah dengue dan malaria. Kedua penyakit ini disebabkan oleh virus yang dibawa nyamuk. Nyamuk lebih banyak berkembang biak di daerah yang sering hujan.

Sebenarnya, penyakit tersebut bisa sembuh tanpa perawatan khusus (self limiting disease). Namun, kamu juga harus waspada karena penyakit ini berpotensi berujung pada kematian. Oleh karena itu, penanganan penyakit ini tidak boleh terlambat. Segera temui dokter jika ada tanda-tanda penyakit tersebut.

Tanda-tanda DBD adalah sakit pada sekujur tubuh dan demam yang dapat mengakibatkan komplikasi serta kerusakan pembuluh darah. Kerusakan pembuluh darah bisa menyebabkan pendarahan fatal dan kebocoran plasma. Sedangkan tanda-tanda malaria adalah demam yang disertai dengan sakit kepala parah dan badan menggigil yang muncul 10-15 hari setelah terjadi gigitan nyamuk.

Cara mencegah serangan penyakit saat cuaca ekstrem

Cuaca ekstrem berdampak pada daya tahan tubuh. Perlu upaya untuk mengantisipasi cuaca ekstrem ini agar tubuh tidak mudah terserang penyakit yaitu menjaga daya tahan tubuh dengan menjalani pola hidup sehat. Seperti yang pernah disinggung dalam akun media sosial Allianz Indonesia, setidaknya ada lima hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan di tengah cuaca ekstrem, yakni:

  • Menjaga pola tidur, tidak begadang

Pola tidur yang baik dan waktu istirahat yang cukup akan memberikan daya tahan tubuh yang bagus, tentunya hal ini sangat krusial untuk tetap sehat di tengah cuaca ekstrem. Hindari begadang dan bangunlah pada pagi hari. Durasi tidur yang baik untuk tubuh adalah 7-8 jam.

  • Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Disiplin menjaga kebersihan diri dan lingkungan bisa menghindarkan bakteri dan virus berkembang. Protokol kesehatan berupa mencuci tangan juga harus terus dijalankan. Karena, bakteri dan virus bisa menempel di tangan setelah melakukan aktivitas.

Sedia payung dan topi untuk menghindari hujan atau panasnya matahari. Jangan biarkan tubuh kehujanan atau terkena panasnya terik matahari. Kehujanan menjadikan tubuh kedinginan sehingga daya tahan tubuh melemah. Selalu membawa payung dan topi saat bepergian untuk jaga-jaga.

 

Baca juga: Lonjakan Kasus COVID-19 Mulai Menurun, Ayo Tetap Lakukan 6 Aksi Proteksi Ini!

 

  • Konsumsi suplemen tambahan

Konsumsi makanan yang bergizi penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Bila perlu, kamu harus konsumsi suplemen tambahan seperti vitamin untuk memperkuat perlindungan tubuh dari serangan penyakit.

  • Mengurangi aktivitas di luar ruangan

Di tengah pandemi Covid-19, semua orang diimbau untuk menjaga jarak dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Hal ini juga perlu dijalankan saat cuaca ekstrem agar tidak berhadapan langsung dengan hujan, suhu dingin atau angin kencang.

Tentunya, selain cara di atas, olahraga juga perlu dilakukan secara rutin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Perlindungan tubuh dari bahaya penyakit akibat cuaca ekstrem akan semakin lengkap dengan asuransi kesehatan dari Allianz Indonesia. Ada beragam produk asuransi kesehatan andalan Allianz Indonesia yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan.

Itulah berbagai macam penyakit berbahaya yang bisa menyerang saat cuaca ekstrem dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegahnya. Keep healthy dan safety!

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023