Bingung Memilih Rumah atau Apartemen? Cek Pertimbangan Penting Berikut

02 Januari 2020 | Allianz Indonesia
Kebutuhan atas hunian tempat tinggal merupakan salah satu jenis kebutuhan primer yang cepat atau lambat harus kamu penuhi. Namun, karena tren harga properti sulit turun, memiliki hunian sendiri tidaklah semudah membalik telapak tangan.

Kamu harus menyiapkan dananya dari jauh-jauh hari dan kemungkinan besar akan membutuhkan fasilitas kredit perumahan dari bank agar bisa memiliki hunian pribadi.

Beruntung, saat ini pilihan jenis hunian makin beragam yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial. Selain hunian berbentuk rumah tapak (landed house), kamu juga bisa memilih hunian vertikal seperti rumah susun atau apartemen. Nah, mana yang lebih tepat menjadi pilihan tempat tinggal? 

Memilih tinggal di rumah tapak atau apartemen masing-masing memiliki untung rugi. Bila kamu pilih membeli rumah tapak, misalnya, kamu akan diuntungkan dari segi kepemilikan yang selamanya. Selain itu, kamu berkesempatan memiliki tanahnya. Namun, kekurangannya, lokasi biasanya jauh untuk harga yang terjangkau. 

Sedang apartemen, memang jauh lebih praktis karena biasanya sudah dibangun sekalian dengan berbagai fasilitas umum yang lengkap. Lokasinya pun bisa lebih dekat ke pusat kota. Namun, dari segi kepemilikan kamu perlu memahami bedanya dengan rumah tapak. Begitu juga masalah pajak dan biaya-biaya lain, sebaiknya pertimbangkan beberapa hal berikut ini.

Ketahui kebutuhan 

Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah mengetahui kebutuhan dan preferensi pribadi atas hunian. Misalnya, kamu menginginkan bertempat tinggal di sebuah hunian yang lokasinya tidak jauh dari pusat kota atau tempat kamu bekerja sehari-hari. Rumah tapak dengan lokasi cukup dekat dengan pusat kota, kebanyakan harganya sudah sangat mahal.

 

Baca juga: Langkah Mudah Mengurus Klaim Asuransi Properti

 

Apartemen bisa menjadi pilihan karena masih tersedia dengan harga lebih terjangkau. Begitu juga bila kamu menginginkan hunian dengan fasilitas umum yang sudah lengkap di lokasi yang sama. Mulai dari pusat kebugaran, supermarket, playground hingga pusat perbelanjaan seperti mal, pusat kesehatan dan sebagainya. 

Di sisi lain, bila kamu tidak terlalu mempersoalkan lokasi hunian selama tidak terlalu jauh dengan pusat transportasi publik, kamu bisa menimbang rumah tapak yang harganya bisa lebih terjangkau. Rumah tapak juga lebih tepat jadi pilihan kamu yang menginginkan suasana komunal dengan tetangga.

Realistis dengan kemampuan kantong

Setelah mengetahui kebutuhan dan preferensi pribadi, langkah berikutnya yang perlu kamu ambil adalah menyesuaikannya dengan kemampuan finansial. Berapa bujet pembelian rumah yang bisa kamu jangkau? Bila kamu berniat mengambil fasilitas KPR di bank, kamu tetap harus menghitung kemampuan pembayaran uang muka atau down payment dan kemampuan pembayaran cicilan KPR kelak.

Dengan mengetahui kemampuan finansial secara realistis, kamu bisa menentukan mana pilihan yang lebih tepat. Apakah rumah tapak atau apartemen yang lebih mungkin kamu beli. Sebagai gambaran, rumah tapak yang berlokasi dekat dengan pusat kota, harganya sudah luar biasa mahal.

 

Baca juga: Rumah Mengalami Musibah? Tenang, Ada Asuransi Properti

 

Contoh, harga tanah di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada tahun 2019 sudah berkisar Rp30 juta per meter persegi. Untuk mendapatkan tanah seluas 60 meter saja, dibutuhkan dana tak kurang dari Rp1,8 miliar. Belum lagi harga bangunannya. 

Tapi, kamu masih bisa memiliki rumah tapak dengan harga di bawah Rp500 juta di kawasan pinggiran kota seperti Serpong, Banten. Sedangkan apartemen, harganya boleh jadi lebih terjangkau dengan lokasi relatif lebih dekat ke pusat kota. Contohnya, apartemen di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, masih ada yang harganya di bawah Rp300 juta dengan luas bangunan di bawah 40 meter persegi. 

Pahami perbedaan kepemilikan

Status kepemilikan rumah tapak dengan apartemen, tidak sama. Ketika kamu membeli rumah tapak, maka kamu tidak hanya berhak atas bangunannya tetapi juga memiliki tanah di mana bangunan rumah itu berdiri.

Sebaliknya, ketika kamu membeli hunian vertikal apakah itu berjenis apartemen, rumah susun atau kondominium, maka yang sepenuhnya kamu miliki adalah bangunan unitnya. Sedangkan tanah di mana apartemen itu berdiri berstatus kepemilikan bersama atau strata title.

Status tanah rumah tapak menjadi milik kamu pribadi yang bisa kamu perjualbelikan. Adapun bila membeli apartemen, maka kamu hanya mengantongi Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pakai Pengelolaan Lahan (HPL) yang dibatasi jangka waktu tertentu, mulai dari 30 tahun hingga 50 tahun.

Dengan mengetahui perbedaan status kepemilikan tersebut, kamu bisa menimbang mana yang lebih nyaman dengan kebutuhan dan preferensi pribadi.

Biaya lain-lain yang menyertai

Ketika kamu membeli rumah tapak, ada beberapa jenis biaya-biaya yang perlu kamu tutup setelah transaksi jual beli. Antara lain biaya pajak dan bangunan (PBB) setiap tahun juga biaya pemeliharaan lingkungan terutama bila kamu tinggal di perumahan. Sedangkan biaya perawatan rumah sehari-hari ditanggung oleh masing-masing pemilik rumah.

Sebaliknya, ketika kamu membeli unit apartemen, ada beberapa biaya yang harus kamu bayarkan setelah urusan transaksi jual beli selesai. Antara lain, biaya servis dan perawatan. Termasuk di sini adalah biaya kebersihan, keamanan, perawatan gedung dan fasilitas lain. Biaya servis biasanya dikenakan tiap bulan ataupun tahunan dan dikenakan berdasarkan luas unit apartemen.

Ada juga biaya utilitas, antara lain biaya listrik, TV kabel, internet dan air. Sebagai informasi, biaya listrik di apartemen bisa lebih mahal 20%-30% dibanding tarif listrik di rumah tapak atau perumahan biasa. Pasalnya, apartemen biasanya memakai pasokan listrik tegangan menengah yang memiliki tarif lebih mahal. Selanjutnya adalah biaya parkir.

Bila di rumah tapak, kamu tidak perlu membayar lagi bila memarkir kendaraan di garasi rumah, tidak demikian halnya dengan apartemen. Setiap pemilik unit apartemen biasanya memiliki jatah parkir gratis di gedung apartemen tersebut. Umumnya untuk satu mobil saja. Jadi, bila mobil kamu lebih dari satu, kamu perlu menyiapkan alokasi biaya parkir lagi.

 

Baca juga: Yuk, Memahami Alur Klaim Asuransi Properti

 

Terakhir adalah biaya renovasi. Ketika kamu hendak merenovasi unit apartemen, biasanya pihak manajemen gedung akan mengenakan biaya renovasi tergantung dari jenis renovasi yang dilakukan apakah berat atau ringan. Misalnya, saat hendak memasang kitchen set atau mengganti ubin kamar mandi, kamu akan dikenakan biaya renovasi dengan tarif yang telah ditentukan pengurus gedung.

Itulah beberapa pertimbangan penting yang perlu kamu perhatikan sebelum memutuskan memilih rumah atau apartemen sebagai hunian. Dengan menimbang secara bijak, hunian yang tepat sesuai kebutuhan bisa kamu dapatkan.

 

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023