Apa Saja Makanan yang
Mengandung Sianida? Ini Faktanya

18 Oktober 2023 | Allianz Indonesia
Tahukah kamu, bahwa sianida bisa ada di dalam makanan yang kamu konsumsi sehari-hari? Apa saja jenis makanannya?
Pernahkah kamu mengira bahwa makanan yang mungkin sering kamu konsumsi sehari-hari ternyata mengandung sianida, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil? Walaupun terdengar menakutkan, ini adalah fakta yang belum banyak orang ketahui.
 
Lantas, apa saja makanan yang mengandung zat ini? Sebelum mengulas lebih jauh, yuk kita kenalan dulu dengan apa itu sianida. 
Sianida adalah senyawa yang terdiri dari ikatan karbon dan nitrogen yang dikenal karena sifat racunnya yang sangat kuat. Menurut Medical News Today, sianida bisa ditemukan dalam berbagai bentuk dan sumber, seperti asap, uap industri, dan bahkan makanan.
 
 
 
 
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) melaporkan, banyak tumbuhan yang memiliki kandungan senyawa glikosida sianogenik yang ketika terurai, dapat menghasilkan asam sianida. Fakta mengejutkan adalah glikosida sianogenik ini terdapat pada lebih dari 2000 jenis tumbuhan, dan sebagian di antaranya merupakan menu makanan kita sehari-hari. 
Dilansir dari Alodokter dan Times Indonesia, beberapa makanan yang mengandung sianida alami antara lain: 
 
1. Singkong

Siapa sangka bahwa singkong ternyata mengandung senyawa yang bisa menghasilkan sianida? Iya, di dalam singkong terdapat glikosida sianogenik yang bisa melepaskan sianida.

Untuk itu, singkong harus diolah dengan benar, mulai dari mengupas, merendam, hingga memasak untuk menghilangkan racun ini, sehingga aman untuk dikonsumsi. Jangan lupa, konsumsi dalam jumlah yang wajar, ya. 

2. Apel

Biji apel mengandung zat yang disebut amygdalin, yang bisa menghasilkan sianida saat terurai di dalam tubuh. Faktanya keracunan sianida karena biji apel sangat jarang terjadi. Untuk itu, kamu tidak perlu khawatir dan tetap bisa menikmati buah apel dengan aman. Namun, jangan lupa untuk sebisa mungkin hindari memakan bijinya, ya.

3. Almond

Almond, terutama yang pahit, ternyata juga mengandung sianida. Namun, proses pengolahan seperti memanggang atau merebus bisa mengurangi kadar sianida di dalam kacang ini. Agar lebih aman, mengonsumsi almond manis lebih disarankan karena mengandung lebih sedikit amygdalin.

4. Buah persik dan aprikot

Selain biji apel, biji buah persik dan aprikot juga mengandung zat yang bisa berubah menjadi sianida. Meski demikian, mengonsumsi buah-buahan ini dalam jumlah wajar tidak berbahaya, kok. Bahkan, biji aprikot dianggap memiliki manfaat kesehatan oleh beberapa orang.

5. Buah ceri hitam 

Tidak hanya bijinya, tetapi daun, ranting, dan kayu dari buah ceri hitam, atau yang dikenal dengan nama latin Prunus serotina ini juga memiliki kandungan amygdalin.
 
Menariknya, daun dari ceri hitam yang telah layu ternyata memiliki kandungan sianida yang lebih tinggi, sehingga berpotensi menyebabkan keracunan.
 
Tapi tenang, kamu tidak perlu khawatir saat menikmati daging buah ceri hitam karena bagian ini aman untuk dikonsumsi. Bahkan sering digunakan sebagai bahan selai atau tambahan dalam berbagai hidangan.
 
 
 
 
Meskipun beberapa makanan dan minuman memang mengandung sianida, mengonsumsinya dalam jumlah kecil umumnya tidak berbahaya. Untuk itu, konsumsi makanan sesuai porsinya dan tidak berlebihan, ya.
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Beberapa waktu belakangan ini, dunia sedang dihebohkan oleh prediksi potensi pandemi baru akibat sebuah virus.
 
Dilansir CNN Indonesia, ahli kesehatan dunia memperkirakan pandemi penyakit baru akan kembali datang dan disebut-sebut lebih mematikan dari COVID-19, yang dikenal sebagai Disease X.
 
Istilah tersebut digunakan untuk merujuk kepada penyakit yang disebabkan oleh suatu virus yang belum diidentifikasi secara pasti atau yang baru ditemukan dan belum banyak diketahui oleh ilmu kedokteran.
 
Penyakit seperti ini, sering kali menimbulkan kekhawatiran besar di seluruh dunia karena sifatnya yang misterius dan potensi penyebarannya yang cepat.
 
Sebagai contoh, beberapa tahun lalu penyakit yang dikenal dengan nama COVID-19 awalnya disebut sebagai Virus Disease X, sebelum diidentifikasi sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.
 
 
Banyak ahli mengklaim bahwa Disease X berikutnya akan bersifat zoonosis, seperti Ebola. Ketika terjadi wabah Ebola pada tahun 2004 di Afrika Selatan, tidak ada yang mengetahui tentang keberadaan virus tersebut, dan oleh karena itu semua orang tidak siap untuk menghadapinya.
 
Sementara, beberapa ahli lainnya mengatakan bahwa patogen tersebut juga bisa diciptakan oleh manusia. Penyakit-penyakit seperti influenza, rabies, dan demam kuning semuanya menular dari hewan ke manusia.
 
Selain Disease X dan COVID-19, berikut beberapa penyakit yang berada di bawah pengawasan WHO:
- Demam berdarah Krimea-Kongo
- Virus Ebola dan Marburg
- Demam Lassa
- MERS-CoV dan SARS
- Penyakit Nipah
- Demam Rift Valley
- Virus Zika
 
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023