Yuk, Perhatikan 6 Hal Berikut agar Kamu Tidak Menjadi Korban Investasi Bodong

6 April 2022 | Allianz Indonesia
Investasi bodong sudah ada sejak lama. Namun, tetap saja ada banyak orang yang tergiur dan menjadi korban dengan iming-iming keuntungan fantastis. Yang terbaru saat ini, para pemasar investasi bodong melakukan flexing gaya hidup mewah agar banyak orang tergiur menjadi member. Agar kamu tidak menjadi korban investasi bodong, perhatikan enam hal ini.

“Jutaan orang bahkan tidak menyadari bahwa mereka bisa menghasilkan US$1.000 dalam sehari tanpa meninggalkan rumah. Dan, Anda adalah salah satu dari mereka.” Apakah kamu pernah mendengar pernyataan tersebut? Yup, sekitar tiga tahun lalu, iklan yang memuat monolog semacam itu membanjiri laman Youtube. Kemudian banyak orang di negeri ini pun tergoda dengan narasi tokoh dalam iklan yang bernama Budi Setyawan.

Apa yang terjadi kemudian? Kita mengetahuinya secara persis saat ini. Iklan tersebut jelas-jelas menyesatkan. Tokoh Budi yang ada dalam iklan itu hanyalah karakter yang dimainkan oleh seorang aktor bernama Yosua Putra. Jika tokohnya rekayasa, apalagi narasinya.

Janji menghasilkan uang dalam waktu singkat tidak dapat terbukti oleh kebanyakan orang.  Mungkin, hanya para pemasar Binomo, yang punya sebutan keren “afiliator”, yang berpotensi dapat mengantongi sejumlah keuntungan.

 

Baca juga:  Ramai-ramai Soal NFT, Ini Penjelasan Lengkapnya Agar Tidak Ketinggalan

 

Bermacam-macam kedok investasi bodong

Judi berbalut trading macam Binomo memang bukan satu-satunya investasi bodong yang pernah muncul di negeri ini. Jika kita tarik hingga dua puluh tahun silam, ada belasan, bahkan puluhan modus penipuan berkedok investasi yang pernah memangsa korban. 

Di dunia, termasuk di Indonesia terdapat berbagai investasi bodong, mulai dari investasi agribisnis dan koperasi simpan pinjam hingga tawaran yang berbau modern, semacam copy trading dan robot trading dalam perdagangan forex, ataupun binary trading.

Kendati modus penipuan berkedok investasi sudah lama ada, namun tidak berarti tawaran bodong atau abal-abal semakin menyurut. Lihat saja statistik yang dicatat Satuan Tugas Waspada Investasi bentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selama dua bulan pertama pada tahun ini, seperti dikutip dari Kumparan, Satgas OJK mencatat nilai kerugian akibat investasi abal-abal mencapai Rp149 Miliar. Sedangkan nilai kerugian akibat investasi yang tidak jelas sepanjang tahun lalu mencapai Rp2,5 Triliun. Melihat nilai kerugian yang sangat besar, OJK juga telah menutup beberapa perusahaan investasi bodong, namun masih ada beberapa orang yang menjadi korban oknum tak bertanggung jawab lainnya. 

Belakangan, investasi bodong banyak menjerat korban dengan flexing atau pamer gaya hidup mewah di media sosial. Tujuannya agar banyak orang tergiur untuk masuk menjadi member investasi bodong demi memiliki hidup mewah seperti yang dilihat di media sosial.

Jika kamu sedang mencari tempat untuk berinvestasi, jangan sampai lengah saat menerima tawaran fantastis. Agar tidak terjerumus ke dalam tawaran investasi bodong, perhatikan enam hal berikut.

1. Periksa legalitas entitas yang menawarkan produk investasi

Langkah pertama untuk menimbang sebuah produk investasi adalah mengecek legalitas dari perusahaan yang menerbitkan produk tersebut. 

Penjual investasi bodong bisa saja memiliki izin sebagai lembaga usaha, semacam perusahaan. Namun, mereka tidak memegang lisensi yang berhubungan dengan kegiatan usaha yang mereka tawarkan. Izin yang mereka punya justru izin di lahan yang sama sekali tidak berhubungan dengan investasi yang ditawarkan. Ambil contoh perusahaan yang punya izin penerbitan buku, tetapi menawarkan investasi di perdagangan forex dengan memanfaatkan robot trading.

Patut kamu ketahui bahwa tiap usaha memiliki lembaga pengawas dan pengaturnya masing-masing. Jadi, dalam mengecek legalitas sebuah perusahaan, kamu perlu mencari tahu juga apakah perusahaan tersebut punya lisensi untuk bisnisnya atau tidak. 

Mengutip keterangan Satgas Waspada Investasi, berikut lembaga yang berperan sebagai regulator, dan tentu penerbit izin, untuk penawaran berbagai produk:

  • OJK untuk penawaran produk dari perbankan, asuransi, pembiayaan, pegadaian, pasar modal, dan pembiayaan berbasis teknologi, seperti fintech.
  • Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi dan Kementerian Perdagangan untuk produk komoditi berjangka dan aset kripto.
  • Kementerian Koperasi dan UKM untuk penawaran produk simpanan dari koperasi.
  • Kementerian Perdagangan untuk produk multilevel marketing.
  • Kementerian Agama untuk penawaran jasa perjalanan ibadah haji dan umroh.

2. Tidak ada investasi yang pasti untung

Modus yang biasa dijanjikan oleh pemasar produk investasi bodong adalah menjanjikan keuntungan, sekaligus menyebut angkanya.  Seperti dalam iklan Binomo, keutungan US$1.000 dalam sehari merupakan narasi yang sengaja dibuat sebagai mantra yang dapat membuai calon mangsanya.

Kalau kamu nanti mendapat tawaran investasi yang terang-terangan menjanjikan keuntungan, plus besarannya, tanpa ragu kamu harus menolaknya. Mengapa? Karena tidak ada investasi legit yang mampu menjanjikan keuntungan. Apalagi, keuntungan yang nilainya terbilang fantastis, seperti US$1.000 dalam sehari.

 

Baca juga:  Panduan Lengkap Cara Lapor SPT Tahunan Pajak Secara Online

 

3. High risk high return

Selain tidak pernah menjanjikan keuntungan, prinsip lain dalam investasi adalah tingkat keuntungan yang berbanding lurus dengan tingkat risiko. Artinya, kalau kamu berharap bisa mengantongi cuan besar, maka kamu harus siap juga dengan kerugian besar yang kemungkinan terjadi. Karena pada dasarnya, investasi tidak bisa lepas dari prinsip high risk, high return. 

Perusahaan yang punya lisensi menawarkan produk investasi pasti mengidentifikasi terlebih dahulu profil risiko calon nasabah. Ini merupakan bagian dari praktik know your customer, di mana perusahaan wajib menjalankan hal tersebut apabila bisnisnya berhubungan dengan investasi.

Dengan menjalankan proses ini, nasabah seharusnya menyadari profil risikonya. Apakah ia termasuk orang yang menghindar dari risiko, atau justru memberi toleransi terhadap kemungkinan rugi. Dengan mengetahui profil risikonya, nasabah diharapkan bisa memilih produk yang sesuai dengan profil risikonya.

4. Mencari pembanding

Untuk mengukur kelayakan sebuah tawaran investasi, kita bisa melakukan langkah perbandingan. Carilah tingkat return dari produk sejenis, tentu yang apple to apple. Misal, kamu mendapatkan tawaran reksa dana saham. Untuk mengetahui apakah tawaran tersebut masuk akal atau tidak, kamu bisa menggunakan data return dari reksa dana saham lain yang ada di pasar saat ini. Selain itu, kamu juga bisa menulusuri informasi mengenai reksadana saham dengan mencari Fund Fachsheet yang berisi informasi strategi investasi, biaya, portfolio, dan imbal hasil. 

Sebagai pedoman umum, kamu bisa menggunakan indeks harga saham yang ada, seperti indeks harga saham gabungan untuk mengukur kinerja instrumen investasi yang berbasis saham. Catatan saja, saat ini ada beragam indeks saham yang tercatat di bursa efek Indonesia seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks LQ45, atau indeks saham syariah.

Untuk produk pasar uang, atau simpanan, kamu bisa menggunakan indikator seperti bunga acuan. BI7DRR merupakan rujukan utama dari semua bunga dalam Rupiah. Jika ingin lebih akurat lagi mengukur performa sebuah produk simpanan, kamu bisa menggunakan bunga penjaminan yang dihitung oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LSP).

5. Mencari tahu sebanyak mungkin tentang mekanisme investasi atau trading yang ditawarkan

Untuk menyesatkan para calon korbannya, perusahaan penipu tak hanya menjanjikan angka keuntungan saja, melainkan banyak di antara mereka yang juga menggunakan istilah-istilah teknis, yang bagi orang awam terkesan rumit.

Mendengar istilah-istilah teknis yang rumit, mungkin bisa menumpulkan daya kritis sebagian orang. Namun kamu seharusnya tidak mudah tertipu dengan kata-kata yang terkesan teknis, modern, dan rumit. Ingat, tidak ada hubungan antara kecanggihan sebuah istilah dengan keuntungan.

Jika mendapatkan penjelasan dalam bahasa yang teknis, kamu wajib untuk meminta penjelasan dengan bahasa yang kamu mengerti. Jangan malu untuk bertanya. Lebih baik terkesan tidak paham, daripada tertipu di kemudian hari.

Jika tawaran yang kamu terima adalah sebuah tawaran untuk berdagang atau berinvestasi di digital platform, cari tahu lebih jauh tentang platform tersebut.  Apakah platform itu lazim dipakai oleh broker lain? Mintalah penjelasan setransparan mungkin. Ada baiknya kamu juga mencari pembanding dengan platform yang digunakan oleh perusahaan lain yang memberikan penawaran sejenis.

6. Perdalam pengetahuan seputar investasi

Agar tidak terperosok ke jerat investasi bodong, jangan lupa untuk meningkatkan pemahaman kamu seputar keuangan, termasuk investasi. Salah satu caranya dengan rutin membaca berita maupun mengikuti webinar seputar keuangan dan investasi yang baik dan benar. 

 

Baca juga:Saatnya Berinvestasi di Pasar Modal, Simak Market Outlook dan Strategi Investasi 2022

 

Sebelum berinvestasi, jangan lupa pula untuk memenuhi kebutuhan perlindungan untuk kamu dan keluargamu, salah satunya dengan memiliki Asuransi Jiwa. Dengan memiliki Asuransi Jiwa, berarti kamu tengah menyiapkan bekal untuk keluarga tercinta jika risiko kematian terjadi sewaktu-waktu. Selamat menimbang!

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023