Resesi di Depan Mata, Apa Dampaknya Terhadap KPR? 

30 November 2022 | Allianz Indonesia
Prediksi resesi ekonomi global akan berdampak pula pada Indonesia, termasuk juga KPR dan pinjaman kredit lainnya. Apa yang harus dipersiapkan?

Sejak adanya informasi mengenai prediksi resesi global tahun 2023, masyarakat saat ini tengah berada dalam situasi yang mengharuskan mereka untuk waspada terhadap indikasi-indikasi resesi ekonomi global tahun depan. Salah satu persoalan yang akan dihadapi masyarakat Indonesia dari sektor properti adalah Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).

Resesi sendiri merupakan penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

International Monetary Fund (IMF) memprediksikan perekonomian dunia tahun ini hanya akan tumbuh 3,2 persen dan diproyeksikan bakal melambat menjadi 2,7 persen pada 2023.

Selain itu, World Trade Organization (WTO) juga memprediksikan hal serupa, bahwa perdagangan dunia 2023 bakal melambat. Ekspor dan impor diperkirakan hanya meningkat 1 persen, padahal sebelumnya sempat diperkirakan dapat meningkat hingga 3,4 persen.

Secara sederhana, resesi adalah kondisi perekonomian yang buruk sehingga berdampak pada banyak sektor, termasuk sektor properti. Lalu bagaimana nasib industri properti di tengah prediksi resesi global 2023?

 

Baca juga: Hati-Hati dengan Utang di Tengah Resesi Perekonomian

 

Perekonomian yang buruk, cepat atau lambat akan berdampak pada banyak unsur kehidupan masyarakat.

Contoh yang paling sederhana dan dapat dilihat, adalah kemampuan masyarakat untuk membeli sesuatu (daya beli) yang menurun, termasuk membeli rumah.

Selain daya beli menurun, berikut dampak resesi global untuk para pejuang KPR yang dilansir dari laman IDX.

1. Suku bunga naik

Apabila Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan, maka perbankan akan segera mengikutinya. Kenaikan suku bunga bank sentral dipengaruhi oleh keputusan The Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga.

Contohnya bulan Oktober lalu, The Fed menaikkan Federal Funds Rate nyaris 75 basis poin, dan akhirnya mempengaruhi Bank Indonesia yang pada akhirnya menaikkan suku bunga jadi 4,25 persen.

Jika Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan, artinya perbankan juga akan menaikkan suku bunga. Nasabah yang memiliki cicilan kredit rumah dengan skema floating akan merasakan dampaknya.

Kenaikan suku bunga acuan akan menaikkan biaya KPR. Besarannya, tergantung pada kenaikan suku bunga itu sendiri.

Kenaikan suku bunga acuan memusingkan para pejuang kredit kepemilikan rumah atau KPR. Sebab, bunga KPR yang dikenakan juga bakal terkerek naik, yang artinya nilai cicilan yang dibayarkan akan lebih besar dari sebelumnya.

 

Baca juga: Prediksi Resesi Global 2023, Apa yang Harus Dipersiapkan?

 

2. Gagal bayar cicilan

Selain berdampak pada perbankan, resesi punya dampak yang saling berkaitan dalam kehidupan masyarakat, mulai dari penurunan atau perubahan produksi dan operasional usaha yang berpotensi membuat perusahaan merumahkan karyawan, sampai pada penurunan daya beli masyarakat.

Individu yang dulunya mampu mengalokasikan sekian juta untuk membayar cicilan KPR dan kartu kredit, kini tak mampu lagi membayar tagihan kredit karena sumber penghasilannya hilang, atau karena gajinya berkurang drastis.

Sehingga, gagal bayar cicilan KPR mungkin bakal terjadi sebagai dampak resesi, dan akhirnya perbankan pun lagi-lagi merasakan dampak negatif karena kualitas kredit yang sudah pasti menurun. 

Tentunya kamu tak ingin ini semua terjadi. Namun, kamu bisa mempersiapkan diri untuk meminimalisir dampak resesi. Berikut sejumlah tips dari kami:

1. Hitung cicilan

Jika merujuk pada peraturan Bank Indonesia, maksimal uang yang harus dikeluarkan untuk membayar cicilan adalah 30 persen dari total pendapatan. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk mencari rumah sesuai dengan kondisi ekonomi masing-masing.

2. Restrukturisasi cicilan dengan memperkecil pokok utang

Cara  lain memperkecil dampak dari melambungnya bunga floating resesi adalah melunasi sebagian utang KPR. Dengan cara ini, otomatis cicilan dan bunga KPR yang harus dibayarkan akan berkurang atau menjadi lebih kecil. Namun kamu dituntut memiliki uang dalam jumlah banyak untuk melunasi sebagian utang KPR.

3. Korbankan pos pengeluaran lain untuk bayar cicilan

Mengorbankan pengeluaran lain yang tidak penting untuk membayar cicilan KPR. Apabila kamu tidak ingin dana pengeluaran yang lain dipangkas, mau tidak mau kamu perlu mencari penghasilan tambahan.

Agar terhindar dari cekikan kredit, kamu bisa mengakalinya dengan mengubah spending habit atau pola pengeluaran uang sejak dini.

Selain itu, kamu harus fokus untuk mengamankan pemasukan terlebih dulu sehingga bisa membuat strategi untuk mengelolanya dengan hati-hati. Misalnya, tiap kali habis gajian langsung disisihkan untuk bayar KPR.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023