Melansir dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pneumonia, atau paru-paru basah, adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada jaringan paru-paru. Kantong udara (alveoli) yang seharusnya berisi udara menjadi terisi cairan atau nanah, sehingga membuat napas terasa berat dan oksigen sulit masuk ke tubuh.
Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini dapat berkembang menjadi komplikasi serius seperti abses paru, penumpukan cairan di selaput paru atau pleura, hingga sepsis.
Penyebab dan Faktor Risiko
Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, hingga protozoa. Namun, yang perlu kamu ketahui adalah kuman penyebab pneumonia dapat berbeda di setiap wilayah, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya, interaksi antar individu yang membawa infeksi, cara penularan, kekuatan sistem imun, adanya penyakit kronis, tingkat polusi lingkungan, hingga penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Masih melansir dari Kemenkes, risikonya akan meningkat jika kamu:
1. Merokok
Kebiasaan merokok bukan hanya merusak paru-paru, tapi juga bisa melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Akibatnya, risiko terdiagnosis pneumonia menjadi lebih tinggi.
2. Penderita penyakit jantung kronis atau diabetes
Seseorang dengan kondisi jantung yang bermasalah atau kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat menurunkan daya tahan tubuh dan mengganggu fungsi sistem imun. Sehingga tubuh menjadi lebih rentan terkena risiko pneumonia.
3. Orang dengan kekebalan tubuh lemah
Seseorang dengan daya tahan tubuh yang lemah membuat infeksi lebih mudah menyerang, termasuk pneumonia.
4. Gangguan struktur organ pernapasan
Kondisi ini membuat paru-paru sulit bekerja secara optimal, dan membuat peluang bagi kuman berkembang dan menyebabkan infeksi.
5. Penurunan kesadaran (misalnya akibat kecelakaan atau stroke)
Ketika tingkat kesadaran menurun, risiko masuknya cairan atau makanan ke saluran napas akan meningkat, dan dapat memicu terjadinya pneumonia.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Berikut beberapa gejala pneumonia yang perlu kamu perhatikan, mulai dari:
- Demam, menggigil, dan nyeri kepala
- Batuk kering atau berdahak kuning atau nanah
- Nyeri dada saat bernapas, napas pendek
- Lemas, nyeri otot atau sendi, mual, muntah, atau diare
- Napas cepat dan sulit bernapas
- Denyut nadi yang melemah hingga 100 kali per menit
Bagaimana Pengobatan Pneumonia?
Saat gejala terdeteksi, berkonsultasilah ke dokter. Pengobatan pneumonia disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Pastikan tatalaksana terkontrol sesuai anjuran dokter.
- Antibiotik atau antijamur sesuai jenis kuman penyebab infeksi.
- Terapi suportif, seperti oksigen, cairan infus, atau obat penurun demam untuk membantu meredakan gejala yang dialami.
- Terapi inhalasi untuk mengencerkan dahak dan membantu pernapasan.
- Fisioterapi dada untuk membantu mengeluarkan dahak.
- Pada kasus berat atau seseorang dengan risiko tinggi mengalami komplikasi, dokter akan menyarankan untuk menjalani rawat inap.
Pencegahan Pneumonia
Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk itu, berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk mencegah terserang penyakit ini:
- Vaksinasi
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Menjalankan hidup sehat
- Hindari kontak dengan orang sakit
Apakah Anak-anak Bisa Terjangkit Pneumonia?
Jawabannya adalah ya. Hal tersebut karena anak-anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna, sehingga lebih rentan terkena pneumonia. Hal yang dpaat diperhatikan dengan memperhatikan tanda napas cepat pada anak, yaitu:
- < 2 bulan: ≥ 60 kali/menit
- 2 – <12 bulan: ≥ 50 kali/menit
- 12 – 59 bulan: ≥ 40 kali/menit
Jadi, jika napas anak mencapai atau melebihi angka tersebut, artinya anak kemungkinan mengalami gangguan pernapasan yang bisa disebabkan oleh pneumonia atau infeksi saluran napas lainnya.
Berikut langkah perlindungan yang bisa kamu ambil, meliputi:
- ASI eksklusif 6 bulan, MPASI tepat waktu
- Imunisasi lengkap (MR, DPT, HiB, PCV)
- Rumah bebas asap rokok dan ventilasi baik
Pneumonia yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, oleh karenanya segera konsultasikan ke dokter jika dalam 3 hari tidak kunjung membaik.
Komplikasi yang dapat terjadi, antara lain:
1. Abses Paru
Infeksi yang menyebar ke paru-paru dapat membentuk abses, yang merupakan kantong berisi nanah.
2. Empyema
Infeksi dapat menyebar ke ruang pleural, yang merupakan ruang antara paru-paru dan dinding dada, menyebabkan penumpukan nanah.
3. Sepsis
Kondisi ini terjadi ketika infeksi atau bakteri menyebar ke dalam aliran darah, yang dapat memengaruhi organ tubuh lainnya dan berpotensi mengancam jiwa.
Jangan Tunggu Hingga Harus Dirawat Inap, Lawan Pneumonia dari Sekarang!
Pneumonia bukan hanya sekadar batuk atau demam, jika dibiarkan dan tidak tertangani secara baik, penyakit ini bisa berujung pada rawat inap bahkan mengancam nyawa. Mulailah dengan langkah sederhana, yaitu melakukan vaksinasi, menjaga pola hidup sehat, menghentikan kebiasaan merokok, dan deteksi dini.
Setiap langkah pencegahan yang kita ambil hari ini adalah investasi untuk napas yang lega dan hidup yang lebih panjang. Lindungi diri, lindungi keluarga, karena sehat itu pilihan yang kita ciptakan sekarang, untuk lebih baik sekarang dan ke depannya.