Ini Cara Praktis agar Tidak Tertipu Saat Membeli Masker Medis

10 Mei 2021 | Allianz Indonesia
Bagaimana cara menghindari membeli masker palsu? Yuk simak dalam artikel berikut!

Sejak virus corona muncul setahun terakhir, memakai masker yang menutup mulut dan hidung sudah menjadi protokol kesehatan yang kita lakukan sehari-hari. Seperti yang kita ketahui, virus corona menyebar melalui percikan pernapasan atau droplet. Memakai masker merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah penyebaran droplet tersebut.

Mengutip keterangan yang termuat dalam situs Kementerian Kesehatan, risiko penyebaran virus corona bisa ditekan apabila masyarakat menggunakan masker. Jika seseorang kontak erat dengan orang terinveksi COVID-19 dan tidak memakai masker, maka risiko penularan bisa mencapai 100%. Sementara jika terdapat dua orang yang memakai masker, maka potensi penularan terpangkas hingga tersisa 1,5%.

Waspada, banyak beredar masker medis palsu

Namun yang perlu diingat, tidak semua penutup mulut layak disebut sebagai masker di masa pandemi. Kementerian Kesehatan menyarankan tiga jenis masker yang bisa digunakan masyarakat di masa pandemi, yaitu masker N95, masker bedah, dan masker kain.

Masker N95 adalah masker standar bagi para petugas kesehatan yang langsung berhadapan dengan virus di laboratorium. Sedang masker bedah, biasa juga disebut masker medis, karena digunakan oleh tenaga medis. Sementara masker kain adalah masker yang dibuat oleh masyarakat.

Sebetulnya, masker kain dua lapis cukup digunakan oleh masyarakat luas di masa pandemi ini. Namun, mengingat penyebaran virus corona masih berlangsung, banyak orang ingin lebih memangkas risiko penularan dengan menggunakan masker medis dan masker N95.

 

Baca juga: Simak Roadmap Program Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

 

Kenali masker medis palsu

Sayangnya, kebutuhan akan masker medis yang meningkat ini dimanfaatkan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab dengan membuat masker medis palsu. Nah, agar kamu tidak tertipu penjual yang curang, berikut beberapa tips untuk memastikan masker yang kamu beli bukan masker medis palsu.

1. Mengecek izin edar dari Kementerian Kesehatan

Setiap masker yang memiliki kualifikasi sebagai masker medis, mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan. Saat ini, sudah ada 996 produk yang mendapatkan izin edar sebagai masker medis dari Kementerian Kesehatan.

Mengingat jumlah produk yang sudah mendapatkan izin edar sebagai masker kesehatan lumayan banyak, tentu tidak mungkin menyebut namanya satu per satu di sini. Kamu bisa mengecek langsung seluruh produk yang sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan di situs infoalkes.kemkes.go.id.

Catatan saja, Kementerian Kesehatan melakukan berbagai pengujian sebelum menerbitkan izin edar bagi masker kesehatan. Pengujian yang dilakukan seperti uji efisiensi penyaringan bakteri alias bacterial filtration efficiency (BFE), uji particle filtration efficiency (PFE) dan uji breathing resistance.

2. Mengecek jumlah lapisan masker

Ini pengujian visual sederhana yang bisa kamu lakukan untuk memastikan masker yang akan dibeli benar-benar masker medis. Sesuai standar kesehatan yang berlaku, masker medis harus terdiri dari tiga lapisan.

Karena itu pengecekan masker medis bisa dilakukan dengan merobeknya. Masker medis yang sesungguhnya harus memiliki lapisan teratas yang merupakan kepingan translucent. Berikutnya, atau yang berada di tengah adalah lapisan yang berwarna putih. Sedangkan lapisan terdalam merupakan kepingan berwarna, bisa hijau, biru, ataupun putih.

 

Baca juga: Mutasi Virus COVID-19: Informasi Penting yang Harus Kamu Ketahui!

 

3. Mengecek kemampuan masker menahan air

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masker menjadi penting di masa pandemi karena kemampuannya mencegah penyebaran virus yang terbawa melalui droplet. Itu berarti, masker, apalagi yang berstatus masker medis, harus memiliki kemampuan menahan air alias water resistant.

Bagian dari masker medis yang menahan air merupakan lapisan yang berada di bagian terluar. Dan cara termudah untuk menguji sifat tahan air ini adalah melipat masker hingga bagian terluarnya berbentuk seperti corong. Lalu, tuangkan air ke dalam masker yang sudah berwujud seperti corong itu.

Lihat, apa yang terjadi. Corong yang terbentuk dari masker medis sungguhan akan menjaga agar air tidak rembes ke bagian terdalam. Jika terlihat rembes, apalagi sampai basah di lapisan terdalam, bisa dipastikan itu bukan masker medis.

4. Mengecek kemampuan menahan api

Masker medis yang asli menggunakan kain jenis meltblown untuk bagian terdalam. Sedangkan lapisan luarnya memanfaatkan kain spunbond. Kedua jenis bahan ini sejatinya tidak mudah terbakar. Sedangkan masker medis palsu biasanya menggunakan bahan sejenis kertas yang mudah terbakar.

Karena itu, pengujian lain yang bisa dilakukan untuk memastikan keaslian masker medis adalah membakarnya. Jika masker dengan mudah terbakar, bisa dipastikan masker tersebut sama sekali bukan masker medis.

5. Membeli di tempat terpercaya

Ini memang bukan pengujian seperti di atas, namun bisa memperkecil kemungkinan kamu tertipu oleh penjual yang curang. Usahakan untuk membeli masker di tempat-tempat terpercaya, seperti apotek atau penyalur alat kesehatan.

 

Baca juga: Langsung dari Ahlinya: Yuk, Cari Tahu Lebih Lengkap Mengenai Seluk-beluk Vaksin COVID-19

 

Semoga tips di atas bisa membantu kamu dalam membeli masker medis yang diperlukan selama pandemi. Harus diingat bahwa risiko penularan atau tertular virus corona akan tetap ada, kendati kita sudah disiplin menerapkan protokol kesehatan dan memakai masker.

-----------------------------------------------------------------------------------

Kita perlu lakukan seluruh usaha terbaik dalam melindungi diri dan keluarga. Untuk meminimalkan dampak finansial akibat risiko kehidupan yang dapat terjadi, jangan lupa untuk mengantongi asuransi kesehatan dan asuransi jiwa dari Allianz Indonesia. Salam sehat.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023