Ingin Keluar Rumah saat Pandemi? Perhatikan Dulu Fakta-fakta Berikut

23 September 2020 | Allianz Indonesia
Saat pandemi, rata-rata masyarakat berkegiatan di luar rumah untuk tujuan dasar seperti bekerja. Tak sedikit pula yang keluar rumah untuk hal yang kurang mendesak seperti nongkrong, makan di restoran bersama teman, atau olahraga bersama.

Di awal COVID-19 diumumkan sebagai pandemi pada Maret 2020 dan pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), lebih dari 40% penduduk melakukan aktivitas di rumah. Namun, jumlah orang yang setiap di rumah saja semakin menurun seiring dengan berlakunya PSBB transisi. Dikutip dari @pandemictalks, September 2020, saat pasien COVID-19 di Indonesia menyentuh angka 170.000 kasus, jumlah orang yang diam di rumah tinggal 37%.

Saat pandemi, rata-rata masyarakat berkegiatan di luar rumah untuk tujuan dasar seperti bekerja. Tak sedikit pula yang keluar rumah untuk hal yang kurang mendesak seperti nongkrong, makan di restoran bersama teman, atau olahraga bersama. Sayangnya, yang membuat orang banyak orang terinfeksi ialah, tak semua kantor dan tempat usaha patuh pada kebijakan maksimal kapasitas 50%. Sehingga, ada saja kantor yang memberlakukan work from office (WFO) untuk semua karyawan.

Begitu pula dengan restoran dan supermarket yang ramai. Ditambah lagi, tidak semua pengusaha memasang instalasi pencegahan penularan virus, seperti pembatas plastik antar pengunjung di restoran atau memasang air conditioner (AC) dengan teknologi high efficiency particulate air (HEPA) yang bisa menangkap virus. Sederet ketidakdisiplinan baik dari masyarakat, perusahaan, dan pebisnis ini turut berkontribusi pada peningkatan jumlah kasus COVID-19 di negeri kita.

Ketahuilah bahwa kasus baru COVID-19 di Indonesia sudah menyentuh angka 3.000-an per hari. Sebagian besar pasien COVID-19 adalah mereka yang tidak bergejala. Sehingga, setiap kita berpotensi sebagai carrier dan membahayakan orang lain.

 

Baca juga: Inilah Starter Pack Inovasi Penangkal COVID-19

 

Pertimbangkan fakta berikut sebelum memutuskan keluar rumah

Mengingat grafik jumlah pasien COVID-19 masih terus naik, ada baiknya kamu pikir dua kali jika ingin beraktivitas di luar. Upayakan keluar rumah untuk hal yang esensial seperti bekerja, belanja bulanan, dan ke fasilitas pengobatan. Sementara untuk keperluan lainnya, seperti nongkrong dengan orang lain, staycation, atau mengunjungi keluarga atau teman, pertimbangkan dulu lebih banyak mana, manfaat atau kerugiannya buat kamu? Kemudian, pertimbangkan pula fakta-fakta berikut sebelum memutuskan keluar rumah.

1. Jumlah pasien terus bertambah

Hingga 22 September 2020, Indonesia mencatat lebih dari 250.000 kasus, dengan jumlah yang meninggal dunia mencapai 8.650 orang. Artinya, virus ini masih mengintai di luar sana dan bisa menghinggapi siapa saja. Tidak ada orang yang kebal terhadap virus ini, mengingat vaksin untuk COVID-19 pun belum ditemukan.

 

Baca juga: Berkaca pada Kasus Super Spreader di Korea Selatan, Ternyata Nongkrong di Kafe Berisiko Tinggi Tertular COVID-19

 

2. Pada long weekend Agustus lalu, Indonesia mencatat rekor kasus

Masih ingat long weekend di pertengahan Agustus 2020? Banyak masyarakat yang memanfaatkan long weekend tersebut untuk keluar rumah dan berlibur. Akibatnya, Indonesia mencatat 3.622 kasus pada 3 September 2020. Hal ini sangat disayangkan. Sebab, niat awal masyarakat berlibur ialah untuk menghilangkan penat dan menyegarkan pikiran. Dengan begitu, diharapkan imun tubuh meningkat. Sayangnya, saat banyak orang memutuskan keluar rumah, transmisi penyebaran virus jadi tidak terkendali.

3. Risiko tinggi terdapat di klaster tempat makan

Jika kamu berencana nongkrong dengan teman di tempat makan, coba dipikirkan ulang. Sebab, @pandemictalks mencatat risiko tinggi penyebaran masif COVID-19 terjadi di klaster tempat makan. Studi teranyar Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan, orang dewasa di US yang positif, kemungkinan besar pernah makan di tempat makan dalam waktu dua minggu sebelum terinfeksi.

Atau, fakta lain juga yang mungkin masih hangat di ingatan kita adalah kasus super spreader di sebuah kedai kopi di Korea Selatan. Dalam kasus super spreader di Korea Selatan, seorang pengunjung yang tidak pakai masker dan duduk di bawah AC, menyebarkan virus ke lebih dari 50 orang. Jadi, sebisa mungkin hindari indoor dan tetap pakai masker saat kamu beraktivitas di luar rumah.

 

Baca juga: Bahaya Klaster Keluarga dalam Penularan Covid-19 dan Cara Mencegahnya

 

4. Sebanyak 40% dari pasien COVID-19 perlu dirawat di rumah sakit

Dikutip dari @pandemictalks, empat dari 10 pasien COVID-19 di Indonesia dirawat di rumah sakit. Mengingat, jumlah pasien positif semakin meningkat, dan jumlah rumah sakit serta tenaga kesehatan kita terbatas, maka hal yang dikhawatirkan oleh banyak orang ialah rumah sakit menjadi penuh dan banyak pasien yang tidak terlayani.

Mengingat tak ada seorang pun yang kebal terhadap virus corona, maka lindungi dirimu dan keluarga dengan upaya pencegahan yang optimal. Diam di rumah mungkin hal yang membosankan. Tetapi, kamu jauh lebih aman jika tetap tinggal di rumah. Sementara untuk perlindungan finansial di masa pandemi, kamu bisa mempertimbangkan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa dari Allianz. Ayo, sayangi dirimu dan keluarga dengan beraktivitas di rumah dan hanya keluar rumah untuk urusan esensial.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023