Indonesia baru saja mencatat pertumbuhan ekonomi 5,12% pada kuartal II-2025. Angka ini dirilis secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa, 5 Agustus 2025, dan ternyata lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya yang hanya 4,87%, maupun periode yang sama pada tahun lalu, yaitu 5,05%. Bahkan, angka ini menjadi laju pertumbuhan tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Sekilas, angka pertumbuhan ini terdengar seperti data serius yang biasanya hanya dibahas oleh ekonom atau analis pasar. Namun sebenarnya, kenaikan ekonomi ini juga bisa berdampak langsung ke kehidupan kita sehari-hari, termasuk Gen Z yang sedang mencari pekerjaan, bangun side hustle, atau mulai mencoba berinvestasi. Yuk, kita bahas bersama di sini!
Kenapa Ekonomi Bisa Naik 5,12%?
Dilansir dari Kontan, BPS menyebutkan ada beberapa faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2025, diantaranya sebagai berikut.
1. Konsumsi Rumah Tangga yang Stabil
Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97% YoY dan tetap menjadi kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi, dengan sumbangan sebesar 2,64% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Stabilnya konsumsi ini didukung oleh peningkatan belanja masyarakat saat libur panjang Idulfitri, Waisak, Kenaikan Isa Almasih, Iduladha, hingga liburan sekolah.
2. Investasi Melonjak Tajam
Komponen investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 6,99% YoY, menjadi pendorong kedua pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi 2,06%.
Peningkatan ini dipicu oleh melonjaknya belanja modal pemerintah, yang naik 30,37% YoY dan impor barang modal seperti mesin, yang tumbuh 28,16% YoY.
Kondisi ini menunjukkan adanya kepercayaan dari dunia usaha terhadap prospek ekonomi Indonesia, seiring membaiknya iklim investasi dan sejumlah proyek strategis yang mulai berjalan.
3. Ekspor yang Tetap Tumbuh
Ekspor mampu tumbuh 10,62% YoY, terutama dari sektor nonmigas seperti lemak dan minyak nabati, besi dan baja, serta kendaraan. Namun, kontribusinya terhadap pertumbuhan PDB hanya 0,22%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya.
Meski begitu, pertumbuhan ekspor ini tetap penting karena membantu menopang surplus neraca perdagangan, di tengah gejolak harga komoditas global.
Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tembus 5,12% di kuartal II-2025 melebihi perkiraan beberapa analis yang hanya di kisaran 4,69% – 4,81%.
Dilansir dari CNBC Indonesia, lonjakan ini banyak disumbang dari investasi yang tumbuh pesat sebesar 6,99%, yang menjadi angka tertinggi sejak kuartal II-2021. Meski pertumbuhan investasi memang sudah diprediksi akan naik, tetapi ternyata kenaikannya jauh lebih tajam dari perkiraan.
Apa Dampaknya untuk Gen Z?
Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12% bukan hanya angka yang tercatat di laporan BPS. Untuk Gen Z, angka ini bisa punya efek langsung ke kehidupan sehari-hari. Beberapa dampak yang bisa kamu rasakan:
Potensi Terbukanya Lapangan Kerja
Ekonomi yang sehat biasanya membuat perusahaan lebih optimis untuk ekspansi. Artinya, perusahaan lebih berani untuk membuka lowongan kerja baru. Bagi fresh graduate, kesempatan untuk masuk ke industri besar, seperti teknologi, perbankan, hingga manufaktur menjadi lebih terbuka. Sedangkan, bagi yang sedang mencari pengalaman baru, peluang kerja part-time, internship, atau kerja kontrak juga bertambah.
Side Hustle Lebih Hidup
Gen Z dikenal sebagai generasi yang multi-tasker. Di mana mereka nggak hanya kerja kantoran, tapi juga suka punya side hustle, seperti jualan online, menjadi content creator, atau buka jasa kreatif.
Dengan konsumsi masyarakat yang stabil, peluang untuk mengembangkan usaha kecil kini menjadi lebih besar. Misalnya, jasa kreatif seperti desain grafis, konten media sosial, atau videographer makin banyak dicari seiring banyaknya brand yang ekspansi. Selain itu, bisnis kuliner kekinian, coffee shop kecil-kecilan, atau online shop juga punya pasar yang lebih luas saat konsumsi masyarakat stabil.
Peluang Investasi Lebih Menarik
Pertumbuhan ekonomi yang positif biasanya membuat iklim investasi juga ikut membaik. Bagi investor, baik lokal maupun asing, kini mereka lebih percaya diri untuk menanamkan modalnya. Hal ini juga bisa jadi kesempatan untuk Gen Z yang mulai melek finansial.
Kamu bisa mulai dari instrumen investasi yang sederhana, seperti reksa dana, obligasi pemerintah, atau saham. Namun, sebelum mulai berinvestasi, penting untuk mengenali profil risiko kamu, apakah termasuk konservatif, moderat, atau bahkan agresif. Dengan mengenali profil risiko diri, kamu jadi punya pilihan investasi yang sesuai dengan tujuan keuanganmu.
Ingat ya, kunci investasi bukan instan, lalu mendapatkan untung yang besar. Melainkan konsistensi jangka panjang.
Tips Finansial untuk Gen Z di Tengah Ekonomi yang Tumbuh
Meski ekonomi tumbuh, namun tantangan akan tetap ada. Harga barang bisa naik karena adanya inflasi, kondisi global bisa memengaruhi ekspor, bahkan perubahan iklim bisa mengganggu pasokan pangan. Untuk itu, Gen Z tetap perlu punya strategi finansial yang aman. Berikut tips yang bisa diterapkan:
Tetap sisihkan tabungan dan dana darurat
Meskipun penghasilan stabil, jangan langsung kebablasan belanja. Kamu tetap perlu menyisihkan minimal 20% untuk tabungan dan dana darurat. Hal ini penting supaya kamu punya bantalan keuangan jika suatu saat terjadi kejadian tak terduga. Misalnya, memerlukan biaya kesehatan mendadak atau kebutuhan darurat lainnya.
Mulai investasi dari nominal terkecil
Nggak perlu menunggu gaji besar untuk bisa berinvestasi. Kamu bisa mulai dengan nominal kecil melalui reksa dana, saham, atau instrumen investasi lainnya sesuai preferensi. Lebih baik, rutin berinvestasi dari nominal kecil namun setiap bulan, daripada menunggu sekali besar, namun nggak berlanjut.
Lindungi diri dengan asuransi
Kondisi ekonomi bisa berubah kapan saja. Memiliki asuransi kesehatan akan menjadi perlindungan finansial jangka panjang. Sehingga, jika ada risiko, misalnya jatuh sakit, keuanganmu tidak akan terganggu.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12% pada kuartal II-2025 ini adalah kabar baik, bukan hanya untuk pemerintah atau pelaku usaha besar. Namun, juga untuk generasi muda, termasuk Gen Z yang sedang membangun karier dan mimpi finansialnya.