Dana Darurat dan Asuransi, Duet Penting Kesehatan Keuangan Kamu

11 Januari 2021 | Allianz Indonesia
Setelah kini resesi terlihat mulai mereda, sebaiknya jangan lagi menunda membenahi keuangan supaya tidak berlarut-larut. Mulai dari mana? Kamu bisa memfokuskan upaya di dua hal terlebih dulu yaitu kecukupan dana darurat dan asuransi.

Tahun baru melahirkan harapan baru kendati hingga saat ini dunia masih dibayangi oleh pandemi Covid-19. Harapan itu dinyalakan oleh perkembangan vaksin yang semakin meyakinkan dari waktu ke waktu.

Di sisi lain, kita masih tetap perlu waspada karena di dalam negeri, pandemi masih belum memperlihatkan tanda-tanda mereda. Bila diasumsikan vaksin yang ampuh bisa menghentikan ancaman pandemi Covid-19, maka ada harapan besar bahwa tahun 2021 ini, kehidupan kita akan kembali normal seperti sebelum terjadi wabah.

Setelah tahun survival sepanjang tahun 2020, ada baiknya kamu juga mulai membenahi kondisi keuangan pribadi di tahun yang baru. Mungkin pada tahun 2020, keuangan kamu sempat mengalami guncangan yang cukup besar akibat pandemi.

Setelah kini resesi terlihat mulai mereda, sebaiknya jangan lagi menunda membenahi keuangan supaya tidak berlarut-larut. Mulai dari mana? Kamu bisa memfokuskan upaya di dua hal terlebih dulu yaitu kecukupan dana darurat dan asuransi.

Dana darurat dan asuransi, mengapa penting?

Kesehatan keuangan pribadi tidak bisa diwujudkan tanpa duet penting ini, dana darurat dan asuransi. Seseorang boleh saja sudah cukup memiliki keamanan finansial (financial security) karena tidak menanggung beban utang apapun. Tapi, keuangan yang bebas utang namun tidak memiliki dua pos tersebut, sulit disebut sebagai keuangan yang sehat. Mengapa dana darurat dan asuransi itu sangat penting?

Dana darurat atau emergency fund, sesuai namanya adalah sejumlah dana yang disiapkan atau dialokasikan khusus sebagai buffer atau penahan awal stabilitas keuangan ketika mendadak kamu dihadapkan dengan kebutuhan dana tunai segera. Misalnya, ketika atap rumah mendadak mengalami kebocoran dan harus segera diperbaiki. Dana darurat bisa menutup pengeluaran mendadak tersebut sehingga arus kas rutin tidak perlu terganggu.

Mengacu pada panduan perencanaan keuangan, besar dana darurat yang ideal diperhitungkan dengan tingkat pengeluaran atau penghasilan kamu. Umumnya, yang menjadi acuan adalah tingkat pengeluaran. Sebagai contoh, pengeluaran rutin bulanan kamu mencapai Rp7 juta. Dengan status menikah dan belum memiliki anak, besar dana darurat yang ideal minimal sebesar enam kali nilai pengeluaran atau setara Rp42 juta.

 

Baca juga: Waspadai Hal yang Bisa Mengganggu Keseimbangan Keuanganmu

 

Dana darurat sifatnya harus likuid atau mudah dicairkan ketika sewaktu-waktu kamu butuhkan. Maka itu, tempatkan dana darurat di instrumen yang likuid seperti di rekening bank, deposito berjangka, atau reksa dana pasar uang.

Adapun asuransi, boleh dibilang sebagai "benteng finansial" dari guncangan pengeluaran yang lebih besar. Sebagai gambaran, ketika seseorang mendadak jatuh sakit dan membutuhkan biaya perawatan yang jumlahnya cukup besar, dana darurat belum tentu memadai menutup pengeluaran mendadak tersebut. Namun, apabila ia juga memiliki asuransi kesehatan, maka asuransi itulah yang akan berperan menutup pengeluaran biaya perawatan yang tak terprediksi besarnya.

Beberapa jenis asuransi yang penting dimiliki adalah asuransi kesehatan, asuransi jiwa dan asuransi harta benda seperti asuransi kendaraan bermotor dan asuransi rumah. Tanpa asuransi yang memadai, keuangan kamu rentan terguncang ketika terjadi sebuah kejadian yang signifikan mempengaruhi stabilitas finansial. Ketika si pencari nafkah keluarga tidak memiliki asuransi jiwa, keluarga yang ia hidupi selama ini bisa mengalami financial shock berat ketika mendadak pencari nafkah tutup usia.

Melihat bobot dan fungsinya yang fundamental dalam keuangan, keberadaan dana darurat dan asuransi adalah hal yang tidak bisa lagi diabaikan. Nah, bagaimana cara efektif memastikan dana darurat dan asuransi kamu memadai? Simak langkah berikut ini.


Langkah mudah melengkapi dana darurat dan asuransi

Dana darurat

  1. Hitung nilai ideal dana darurat yang perlu kamu kumpulkan. Rumusnya adalah sebagai berikut: untuk lajang minimal sebesar 3 kali nilai pengeluaran rutin, bagi pasangan menikah minimal sebesar 6-9 kali nilai pengeluaran rutin dan bagi pasangan yang sudah memiliki anak adalah minimal sebesar 12 kali nilai pengeluaran rutin bulanan.
  2. Kumpulkan dana darurat secara rutin. Caranya, sisihkan minimal sebesar 10% dari pendapatan yang kamu peroleh ke saldo dana darurat dan biarkan dana tersebut mengendap.
  3. Tempatkan dana darurat di aset yang likuid. Misalnya, rekening bank, simpanan berjangka, reksa dana pasar uang atau emas. Miliki juga dana darurat dalam bentuk uang tunai.
  4. Lakukan diversifikasi penempatan dana darurat. Caranya adalah dengan menyebarnya ke berbagai instrumen simpanan atau investasi tersebut.
  5.  

Baca juga: Tips Menghadapi Tantangan Ekonomi di Tengah Pandemi

 

Asuransi

  1. Ketahui kebutuhan asuransi apa saja yang perlu kamu miliki. Asuransi kesehatan dibutuhkan oleh siapa saja tanpa melihat status sebagai pencari nafkah atau bukan. Sedang asuransi jiwa diprioritaskan untuk pencari nafkah utama keluarga.
  2. Hitung kemampuan kamu dalam membeli asuransi. Untuk mendapatkan proteksi dari asuransi, kamu wajib membayar sejumlah premi. Kamu bisa menyisihkan sekitar 10% dari pendapatan rutin untuk menutup pos pengeluaran premi asuransi.
  3. Susun prioritas bila budget premi terbatas. Bila anggaran pembelian asuransi kamu terbatas, kamu bisa membuat prioritas asuransi mana yang perlu didahulukan dan bisa secara bertahap memenuhi asuransi lainnya.
  4. Ketahui kriteria asuransi yang kamu butuhkan. Misalnya, untuk asuransi kesehatan kamu membutuhkan yang berjenis hospital benefit atau penggantian biaya medis, bukan yang hospital cash plan.
  5. Pilih asuransi sesuai kebutuhan dan kemampuan budget. Sebagai contoh, budget asuransi jiwa di bawah Rp1 juta per bulan untuk mendapatkan uang pertanggungan maksimal. Kamu bisa memilih asuransi jiwa berjangka yang lebih terjangkau preminya dengan uang pertanggungan tetap maksimal.
  6. Pilih periode pembayaran premi sesuai cash flow. Sebagai contoh, kamu adalah seorang pekerja freelance dengan pendapatan yang tidak tetap. Memilih metode pembayaran premi secara semesteran atau tahunan mungkin lebih tepat sesuai pola arus kas kamu, ketimbang membayar secara bulanan.

 

Baca juga: Gaji Pas-pasan dan Susah Nabung? Terapkan 4 Trik Ini

 

Keuangan yang sehat adalah syarat utama agar cita-cita kemerdekaan finansial bisa diwujudkan. Untuk membangun keuangan yang sehat, keberadaan dana darurat dan asuransi adalah hal yang harus kamu penuhi. Jadi, mulailah dari sekarang walaupun perlahan. Tetap semangat menyambut tahun baru, ya!

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023