tidur cukup tapi capek

Bencana Alam Tsunami Bisa Datang Tanpa Peringatan, Ini Persiapannya!

12 Agustus 2025 | Allianz Indonesia
Bencana alam adalah peristiwa yang tidak bisa kita prediksi secara pasti. Gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, hingga tsunami bisa datang kapan saja. Indonesia, yang berada di jalur Cincin Api Pasifik, termasuk salah satu negara dengan risiko bencana alam tertinggi di dunia.

Belum lama ini, tepatnya pada 30 Juli 2025, dunia dikejutkan oleh gempa bumi megathrust dengan kekuatan 8,8 magnitudo di lepas pantai timur Semenanjung Kamchatka, Rusia Timur. Guncangan besar itu memicu peringatan tsunami di berbagai negara, termasuk Jepang dan Indonesia.

Meski gelombang tsunami yang terjadi di sebagian besar wilayah relatif kecil, peristiwa ini kembali mengingatkan kita bahwa  bencana alam, khususnya tsunami, bisa datang tanpa peringatan yang panjang.

Lalu, pertanyaan pentingnya adalah apakah kamu sudah siap secara fisik dan finansial jika risiko bencana itu datang? Mari kita bahas di artikel ini.

Bencana alam bisa datang kapan saja dalam berbagai bentuk. Mulai dari banjir, tanah longsor, gempa bumi, hingga yang paling sering menimbulkan kerusakan besar dalam waktu singkat seperti tsunami. 

Ada beberapa jenis tsunami, dan salah satunya adalah tsunami lokal, yang disebabkan karena gempa bumi yang terjadi sangat dekat dengan daratan. Dalam kondisi ini, gelombang bisa sampai ke pantai dalam hitungan menit setelah guncangan, sehingga peringatan dini mungkin tidak sempat disebarkan ke semua orang.

Contoh terdekat adalah bencana alam tsunami yang terjadi di Semenanjung Kamchatka, Rusia. Meskipun negara tersebut memiliki sistem peringatan tsunami yang efektif, namun peringatan dini tersebut tidak selalu akurat dalam memprediksikan tinggi gelombang. 

Melihat peristiwa yang terjadi di Rusia, Jepang juga mengeluarkan peringatan pada 30 Juli 2025 melalui Badan Meteorologi Jepang (JMA), di mana mereka sempat memprediksi gelombang setinggi 3 meter akan menghantam pantai, dan lebih dari dua juta orang diminta mengungsi.

Di Indonesia sendiri, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengeluarkan peringatan untuk wilayah Papua, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Gorontalo. Untungnya, gelombang yang tiba hanya setinggi 50 cm atau kurang.

Meski begitu, kita tidak bisa mengandalkan keberuntungan setiap saat. Kesiapsiagaan adalah kunci utama untuk menghadapinya.

Bicara soal kesiapan fisik, ini tidak hanya soal kekuatan tubuh, tetapi juga pengetahuan dan tindakan cepat. Menurut BMKG, berikut beberapa hal yang bisa kamu siapkan:

Perhatikan jika air laut tiba-tiba surut atau terjadi gempa bumi yang kuat dan lama. Kondisi ini bisa menjadi tanda awal terjadinya tsunami. 

Jika kamu berada di wilayah pesrisir, segera menjauhi pantai dan bangunan rendah. Pergilah ke lokasi yang lebih tinggi, dan selalu ikuti petunjuk evakuasi dari otoritas setempat.

Dengan begitu, kamu tahu jalur evakuasi, titik kumpul, dan perkiraan waktu tiba tsunami.

Simpan tas berisi kebutuhan darurat di tempat yang mudah dijangkau. Isinya bisa berupa:

  • Air minum dan makanan siap saji yang tahan lama atau tidak mudah basi
  • Pakaian ganti
  • Obat-obatan pribadi
  • Senter dan baterai cadangan
  • Power bank
  • Salinan dokumen penting
  • Uang tunai secukupnya

Pastikan kamu telah mendaftarkan diri untuk menerima peringatan tsunami melalui aplikasi, atau pesan singkat dari BMKG atau instansi terkait, serta melalui Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS). 

Kamu bisa mengakses informasi dan prediksi terkait bencana alam, termasuk tsunami melalui beberapa sumber resmi, yaitu: 

  • Aplikasi mobile, atau website Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di mana tersedia fitur prediksi gempa, peringatan dini tsunami, prakiraan cuaca, dan informasi zona rawan bencana.  
  • Website Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kamu bisa mendapatkan informasi terkait kesiapsiagaan peta risiko bencana dan panduan evakuasi.
  • Kamu juga bisa cek di Instagram atau X BMKG dan BNBP. 

Tentukan titik kumpul keluarga di lokasi yang aman dan pastikan kamu ikut serta dalam simulasi bencana secara berkala.

Latihan ini penting agar ketika situasi darurat terjadi, tubuh kamu otomatis bergerak sesuai prosedur, tanpa harus panik. Selain itu, pastikan kamu berhubungan baik dengan tetangga.

Hal tersebut karena tsunami dan bencana alam lainnya sering membuat akses bantuan terhambat. Jaringan sosial yang kuat di lingkungan kamu bisa membantu proses evakuasi dan berbagi informasi dengan cepat.

Selalu perhatikan sirene dan pemberitahuan resmi dari pihak berwenang. Sebaiknya, kamu menunggu hingga otoritas memastikan bahwa tsunami telah berakhir dan aman untuk kembali. Hindari kembali ke pesisir setelah gelombang pertama, karena bisa saja masih ada gelombang susulan.

Menurut University of Washington, tsunami bukan hanya soal gelombang besar yang merusak bangunan, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan fisik dan mental, seperti berikut:

  • Tenggelam (penyebab utama kematian akibat tsunami) 
  • Cedera akibat tertabrak puing 
  • Patah tulang dan luka terbuka
  • Infeksi akibat air laut tercemar
  • Air banjir membawa bakteri, jamur, dan bahan kimia berbahaya
  • Kontaminasi air minum dan makanan
  • Risiko penyakit kulit dan pernapasan

Setelah bencana, banyak orang mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), kecemasan, depresi, atau gangguan tidur. Anak-anak dan orang dewasa yang sudah memiliki masalah kesehatan mental sebelumnya, biasanya lebih berisiko.

Kalau dilihat dari sisi ekonomi, tsunami bisa menghentikan roda bisnis dan memutus rantai pasok dalam waktu singkat, seperti berikut:

  • Kerugian Usaha: Banyak bisnis terpaksa tutup sementara atau permanen karena kerusakan fasilitas.
  • Sektor Pertanian: Tanah bisa terkontaminasi air laut yang mengakibatkan gagal panen.
  • Lapangan Kerja: Tingkat pengangguran meningkat di sektor-sektor yang terdampak.
  • Perdagangan Luar Negeri: Negara yang bergantung pada komoditas tertentu akan mengalami kerugian besar jika infrastruktur ekspor rusak.

Contoh ekstrem dari dampak tsunami terlihat jelas di Aceh pada tahun 2004. Di mana, berbagai sektor, termasuk dua diantaranya adalah sektor ekonomi dan infrastruktur mengalami kerusakan parah. Dilansir dari Detik, di sektor ekonomi, kerugian pertanian dan irigasi mencapai Rp 2,2 triliun, dan sekitar 320.000 orang kehilangan pekerjaan akibat rusaknya sawah seluas 21.000 ha. Sementara itu, kerusakan di sektor infrastruktur mencapai Rp 8,2 triliun, terutama pada transportasi, irigasi, energi, dan fasilitas umum di wilayah pesisir. 

Bandara juga sangat terdampak saat terjadi tsunami. Dilansir dari situs Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) terkait dengan penelitian khusus soal risiko tsunami terhadap bandara. Hasilnya, mereka membuat peta yang bisa diakses publik untuk melihat lokasi-lokasi bandara yang berpotensi terdampak.

Dari data ICAO, ada 1.741 bandara di seluruh dunia (baik komersial maupun nonkomersial) yang berada dalam jarak 4,8 km laut dari garis pantai. Dari jumlah itu, 32 bandara masuk kategori “sangat rentan” terhadap tsunami. Bahkan, 14 di antaranya dinilai punya risiko lebih tinggi lagi.

Penilaian ini dilakukan berdasarkan karakteristik landasan pacu dan jaraknya dari potensi sumber tsunami. Bandara-bandara berisiko ini tersebar di berbagai belahan dunia, terutama di kawasan Mediterania, pantai Pasifik di Asia, dan wilayah Karibia.

Siap secara fisik saja tidak cukup. Kamu juga harus siap secara finansial. Ini karena bencana alam bisa menghabiskan tabungan dalam sekejap, apalagi jika rumah, kendaraan, atau sumber penghasilan kamu ikut rusak.

Melansir dari Tempo, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyarankan empat jenis asuransi untuk menghadapi bencana, yaitu:

  • Asuransi properti untuk melindungi rumah atau bangunan dari kerusakan akibat bencana.
  • Asuransi kendaraan untuk menanggung kerusakan atau kehilangan kendaraan akibat banjir atau bencana lainnya. 
  • Asuransi kesehatan untuk menanggung biaya perawatan medis jika kamu terluka akibat bencana.
  • Asuransi jiwa untuk memberikan perlindungan finansial bagi keluarga jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Sebelum memilih asuransi mana yang tepat, sebaiknya kamu memerhatikan beberapa hal berikut ini:

  • Mengetahui manfaat dan pengecualian polis. 
  • Pilih manfaat polis yang sesuai kebutuhan dan kemampuan membayar premi. Pastikan kamu tidak telat dalam membayar premi agar tidak meyebabkan polis lapse atau tidak aktif.
  • Isi data di formulir permohonan dengan lengkap dan jujur.
  • Pelajari cara klaim sebelum membeli.
  • Pastikan perusahaan asuransi terdaftar dan diawasi OJK.
  • Evaluasi kebutuhan secara berkala untuk menyesuaikan asuransi yang sesuai dan diperlukan.

Intinya, jangan tunggu bencana untuk bersiap. Apalagi tsunami menjadi salah satu bencana alam yang paling mematikan. Dengan kesiapan fisik dan finansial, kamu bisa mengurangi risiko dan dampaknya.

Ingat, bencana tidak mengenal waktu atau tempat. Jangan menunggu peringatan baru bergerak. Mulailah dari hal sederhana, seperti pahami risikonya, siapkan tas siaga, jalin hubungan baik dengan tetangga, dan lindungi asetmu dengan asuransi.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Jul 11, 2025

Jul 10, 2025