Baby Blues: Gejala, dan Cara Mengatasi
Setelah Melahirkan 

16 Juni 2023 | Allianz Indonesia
Lumrah dialami ibu pasca melahirkan, baby blues syndrome membutuhkan penanganan yang tepat agar tidak berlanjut menjadi depresi.  
Memiliki anak menjadi salah satu fase paling membahagiakan dalam hidup pasangan yang telah menikah. Penantian akan kehadiran buah hati langsung terasa lengkap begitu sang bayi hadir ke dunia.
 
Namun, tidak semuanya terasa indah dan berbunga-bunga setelah ibu melahirkan. Terkadang, ibu mengalami baby blues syndrome.
Baby blues syndrome atau baby blues adalah gangguan kesehatan mental yang dialami wanita pasca melahirkan. Gangguan ini ditandai dengan munculnya perubahan suasana hati, seperti gundah dan sedih yang berlebihan.
 
Baby blues termasuk gangguan ringan dibandingkan gangguan kesehatan mental pasca melahirkan lainnya. Pada umumnya, gejala baby blues memburuk pada hari ketiga atau keempat pasca melahirkan dan berlangsung hingga dua minggu.
 
Walaupun termasuk kondisi yang lebih ringan dibandingkan gangguan kesehatan mental pasca melahirkan lainnya, baby blues sebaiknya tidak dianggap sepele.
 
Apabila kondisi tidak membaik setelah dua minggu, baby blues dapat berlanjut menjadi postpartum depression atau depresi pasca melahirkan yang dapat membahayakan ibu dan bayi. Oleh karena itu, jika mengalami kondisi tersebut, ibu harus segera berkonsultasi dengan dokter.
Baby blues syndrome
Hingga saat ini, penyebab baby blues syndrome belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat memicunya, yaitu kesulitan beradaptasi, perubahan hormon, kurang istirahat, dan memiliki riwayat gangguan mental.
Beberapa gejala yang biasa dijumpai saat seorang wanita mengalami baby blues antara lain sebagai berikut.
 
1. Mudah marah dan tersinggung
Gejala utama dan paling mudah terlihat adalah mudah marah dan tersinggung. Pengidap baby blues sering merasa tersinggung dengan perkataan orang lain. Ibu juga dapat merasa kesal dan marah terhadap bayinya ketika rewel.
 
2. Mood swing
Berkaitan dengan poin sebelumnya, pengidap sindrom baby blues sebagian besar mengalami perubahan suasana hati yang terjadi dengan cepat.
 
Bisa jadi karena sesuatu yang membuatnya tersinggung atau ketika sesuatu yang dilakukan orang lain dinilai lambat dan tidak sesuai keinginannya.
 
3. Menangis tanpa alasan yang jelas
Satu lagi gejala yang paling sering dialami pengidap baby blues adalah sering menangis tanpa alasan yang jelas. Mungkin karena kesal, lelah, atau merasa cemas berlebihan terhadap sesuatu.
 
4. Mudah lelah
Walaupun kelelahan adalah sesuatu yang wajar dialami oleh seseorang yang baru menjadi ibu, namun apabila rasa lelah diiringi bersamaan dengan tidak bertenaga, maka kondisi seperti ini juga merupakan salah satu gejala baby blues.
 
5. Nafsu makan menurun
Ibu yang baru melahirkan biasanya memiliki nafsu makan yang tinggi, apalagi jika sambil memberi ASI eksklusif. Sebaliknya, pengidap baby blues syndrome sering merasa tidak bersemangat dan tidak nafsu makan.
 
Secara umum baby blues syndrome akan menghilang dalam kurun waktu sekitar 2 minggu. Meski demikian, kondisi ini perlu dikendalikan agar tidak berkelanjutan dan meningkat ke tahap depresi.
 
Dalam mengatasi baby blues syndrome, peran suami juga sangatlah penting. Di mana, Ibu akan membutuhkan dukungan penuh dari suami, baik saat istri mengalami perubahan suasana hati, stres, bahkan cemas berlebihan. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan.
 
Dilansir dari Halodoc, berikut cara mengatasi baby blues snydrome bagi suami dan istri.
 
1. Istirahat yang cukup dan bantu mengerjakan pekerjaan rumah
Beradaptasi dengan rutinitas baru dan bayi yang kerap terbangun di tengah malam memengaruhi waktu istirahat ibu.
 
Oleh karena itu, ibu dapat memanfaatkan waktu tidur si kecil untuk beristirahat. Minta bantuan kepada suami dan keluarga untuk bergantian mengurus si kecil atau tugas rumah agar kamu dapat beristirahat.
 
Selain istirahat, dengan membagi tugas dengan suami, maka istri dapat menggunakan waktu luang tersebut untuk me time.
Baby blues syndrome
2. Curhat dengan orang terdekat
Segala perubahan yang terjadi pada tubuh, hubungan, dan hidup dengan kelahiran si buah hati bukanlah hal yang mudah. Walau sudah mempersiapkannya sejak awal kehamilan, masih ada kegelisahan dan rasa takut yang membayangi.
 
Untuk meredakannya, kamu dapat mencurahkan isi hati dengan orang terdekat yang dipercaya. Kamu juga dapat bergabung dengan komunitas sehingga dapat bertukar pikiran dan ilmu dari ibu lainnya yang sudah berpengalaman sebelumnya.
 
Suami juga harus bisa menjadi pendengar yang baik untuk keluhan dan cerita yang istri utarakan. Sebaiknya, hindari perdebatan yang tidak terlalu penting, karena hal tersebut dapat memperburuk baby blues yang dialami oleh sang istri.
 
3. Ajak istri refreshing
Ketika memiliki anak bayi, sudah pasti rutinitas sang Ibu akan berubah. Hal tersebut tentu saja bisa membuat Ibu bosan dan jenuh. Untuk itu, tidak ada salahnya jika mengajak istri jalan-jalan ke luar rumah atau olahraga ringan. Jalan-jalan dan olahraga ringan dapat membantu ibu mengalihkan kegelisahan sekaligus meningkatkan mood dan kualitas tidur.
 
Meski terlihat sederhana, namun bentuk perhatian ini bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi baby blues yang dialami oleh Ibu.
 
4. Konsultasi dengan dokter
Jika gejala tak kunjung membaik, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog. Menurut seorang terapis dari American Association of Marriage and Family Theraphy, Staci Lee Schnell, keberadaan suami sangat diperlukan dalam mengatasi baby blues.
 
Oleh karena itu, jadilah suami yang baik dengan terus menemani dan memberi dukungan penuh pada sang istri yang telah melahirkan anakmu.
 
 
Menjadi ibu bukanlah peran yang mudah dijalani. Dibutuhkan support system yang kuat dan terus-menerus dari orang-orang terdekat.
 
Namun, jangan lupa kalau kamu tidak sendiri. Walau pengalaman setiap orang berbeda-beda, ada ibu lain di luar sana yang mungkin pernah mengalami hal yang serupa dan siap membantu.
 
Terpenting, kamu sendiri yang paling mengenal tubuh dan pikiranmu. Jangan ragu untuk segera mendapatkan pertolongan medis jika kamu merasa sudah tidak mampu menanggung beban mentalmu saat ini.
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023