Agar Tidak Mudah Tertipu, Kenali Aktivitas Mencurigakan di Internet

27 Mei 2021 | Allianz Indonesia
Yuk kenali aktivitas mencurigakan di internet. Berikut beberapa modus dan cara menghindarinya!

Perkembangan teknologi digital telah membawa banyak kemudahan dan perubahan positif bagi hidup umat manusia. Namun, setiap perkembangan akan melahirkan sisi negatif. Begitu pula halnya dengan perkembangan teknologi digital yang selain membawa kemudahan, juga melahirkan banyak kejahatan dunia siber, alias cybercrime yang dilakukan oleh orang-orang tak bertanggung jawab.

Dewasa ini, modus penipuan yang ada di internet juga semakin beragam. Yang paling umum diawali dengan phising, yakni metode menyamar menjadi individu atau suatu lembaga resmi, yang menghubungi korban melalui email, telepon, pesan singkat, direct message media sosial (medsos), Whatsapp, dan sebagainya, untuk tujuan mencuri kredensial atau informasi pribadi si korban. Data yang dicuri misalnya, nomor KTP, email dan password, pin kartu debit, nomor kartu kredit, one-time password, kode verifikasi, nama ibu kandung, dan sebagainya.

Tujuan akhir cybercrime umumnya untuk mendapat keuntungan finansial dari penipuan tersebut.

 

Baca juga: 8 Tips agar Aman dari Pencurian Data Pribadi Secara Online

 

Nah, agar tidak mudah tertipu, kamu perlu mengenali aktivitas mencurigakan di internet. Berikut beberapa modus dan cara menghindarinya.

1. Peretasan akun media sosial

Mungkin kamu pernah mengalami atau mendengar pengalaman orang lain, soal akun medsos seperti Facebook atau Instagram yang diretas atau dibajak. Lalu si pembajak menghubungi kontak melalui direct message untuk meminta uang.

Detik Inet pernah membahas, peretasan medsos ini bisa terjadi karena si penipu atau cracker menggunakan Teknik social engineering, terutama memanfaatkan kelemahan prosedur akun email gratisan seperti Yahoo! dan Gmail. Si penipu berpura-pura menjadi kamu, membajak email kamu dengan mengikuti prosedur lupa password. Setelah email berhasil diretas, penipu akan membajak medsos, dengan prosedur yang sama yaitu lupa password. Facebook biasanya akan mengirimkan tautan reset password ke email yang sayangnya sudah dikuasai oleh penipu.

Cara mencegah tertipu oleh modus seperti ini ialah:

  • Hindari mengakses email dan medsos dari warung internet (warnet).
  • Jika kamu ternyata mengakses email dan medsos dari warnet, pastikan kamu sign out dan hapus email atau medsos dari opsi simpan di komputer warnet.
  • Jangan mudah menerima ajakan pertemanan di medsos. Lakukan verifikasi ke teman mutual untuk memastikan siapa orang yang mengajak pertemanan tersebut.
  • Dewasa ini, ada saja direct message yang masuk di medsos dari orang yang tidak ada di jaringan pertemanan kamu. Untuk orang-orang yang tidak dikenal seperti ini, jangan sembarangan ngobrol, yang bisa bikin kamu berpotensi membagikan informasi penting.
  • Jangan pernah membagikan informasi penting di medsos, seperti nomor KTP, alamat, sekolah anak, dan sebagainya.

2. Peretasan Whatsapp

Kamu mungkin pernah mendengar akun Whatsapp dibajak dengan modus pura-pura menjadi kasir minimarket yang salah mengirimkan kode voucher game. Kasir tersebut kemudian akan Whatsapp kamu, minta dikirimkan kode voucher game yang salah dikirim tadi. Padahal, kode yang dimaksud tersebut ialah kode verifikasi. Setelah kamu kirim kode verfikasi, si penipu akan memasukkan kode tersebut dan Whatsapp kamu pun dibajak. Kemudian si penipu mulai melakukan aksi serupa, menghubungi kontak yang ada di Whatsapp kamu untuk meminta uang.

Cara mencegah tertipu oleh modus seperti ini ialah:

  • Jangan mudah menerima percakapan dari nomor tak dikenal
  • Jangan mudah memberikan informasi kode verifikasi atau one-time password (OTP), baik Whatsapp, marketplace, aplikasi digital payment, dan sebagainya.
  • Aktifkan two-step verification di aplikasi Whatsapp.

Jika Whatsapp kamu sudah terlanjur diretas, tapi kamu masih memegang kartu SIM, kamu bisa merebut kembali nomor Whatsapp kamu dengan cara uninstall dan install kembali Whatsapp di smartphone kamu.

Nanti kamu akan menerima SMS verifikasi dan persetujuan aktivasi. Kamu tinggal masukkan enam angka verifikasi dan Whatsapp kembali bisa digunakan di handphone kamu. Dalam waktu bersamaan, Whatsapp di gawai penipu akan log out.

3. Menyamar melalui Whatsapp

Modus operandi lainnya, sebuah nomor tidak dikenal yang berpura-pura menjadi kamu melalui Whatsapp. Dia akan memasang foto profil kamu yang diambil dari Facebook dan memasukkan nama kamu di dalam profil Whatsapp. Setelah itu, dia mulai menghubungi kontak-kontak yang ada di Whatsapp kamu, mengaku sebagai kamu, dan menawarkan barang dagangan.

Kemungkinan besar, si penipu memperoleh akses kontak kamu dari sebuah aplikasi lain yang baru kamu daftar. Tanpa sadar, kamu mengizinkan aplikasi tersebut untuk mengakses kontak kamu.

Cara untuk menyetop si penipu bisa mengakses kontak kamu adalah:

  • Masuk ke aplikasi lain yang baru kamu daftar, pilih Setting, Permission, lalu non aktifkan akses kontak.
  • Non aktifkan mode pencarian nomor kamu di Google di aplikasi tersebut
  • Sebarkan pengumuman ke kerabat dan teman-teman bahwa nomor tersebut bukan kamu, jadi orang-orang di sekitarmu harus mengabaikan jika ada permintaan uang dari nomor tersebut.
  • Jika tidak yakin akan keamanan aplikasi tersebut, ada baiknya kamu uninstall dan tidak menggunakannya lagi.
  • Sebaliknya, jika kamu menerima pesan Whatsapp dari nomor tak dikenal, namun mengaku sebagai teman kamu, menggunakan foto profil foto teman kamu, dan menawarkan barang dagangan atau meminta uang dengan alasan kena musibah, jangan cepat percaya.

Cara mencegah tertipu oleh modus seperti ini ialah:

  • Lihat gaya bahasa orang yang mengirim pesan dari nomor tak dikenal, apakah gaya bahasanya sama dengan gaya bahasa teman kamu
  • Verifikasi ke teman yang diakui si penipu, apakah benar dia mengirimkan kamu Whatsapp dan meminta uang
  • Blok nomor penipu dan laporkan.

 

Baca juga: Tips Menjadi Presenter/Host yang Baik Saat Meeting Virtual

 

4. Penipuan online shop

Penipuan di internet yang paling marak adalah penipuan berkedok online shop (olshop). Awalnya, kamu akan melihat iklan di medsos tentang suatu promo menarik. Setelah diklik, kamu akan dibawa ke website yang menawarkan banyak barang branded dengan harga super murah.

Kamu perlu waspada suatu website ada unsur penipuan, jika mengandung ciri-ciri berikut:

  • Website abal-abal, terlihat dari desain minimalis, menggunakan website gratisan
  • Bukan website resmi dari brand ternama.
  • Menawarkan harga super murah, setara dengan harga barang palsu.
  • Ketika mau checkout, kamu akan diminta memasukkan nomor kartu kredit, lengkap dengan kode card verification value (CVV).
  • Medsos olshop ini mematikan kolom komentar, sehingga kamu tidak bisa membaca testimonial dari orang lain.
  • Transaksi tidak bisa dilakukan melalui marketplace dan tidak bisa cash on delivery (COD) atau tunai.

Cara mencegah tertipu oleh modus seperti ini ialah:

  • Kamu perlu curiga jika ada produk branded dijual dengan harga murah
  • Cek apakah brand tersebut memiliki akun medsos dan website resmi. Jika ada, berarti website yang menjual harga murah adalah website abal-abal.
  • Hindari bertransaksi dengan olshop yang mematikan kolom komentar, tidak menerima transaksi via marketplace atau COD.
  • Cek rekening olshop apakah pernah dilaporkan sebagai rekening penipuan atau tidak di https://cekrekening.id/

5. Phising mengirim tautan

Pernahkah kamu mendapat email dari pengirim yang mengaku-ngaku dari perusahaan email gratis, yang mengatakan akun kamu akan segera hilang. Untuk mencegah hal itu, email tersebut meminta kamu mengklik suatu tautan. Contoh lain, mungkin kamu pernah menerima email mengaku dari layanan digital payment dan meminta kamu mengklik tautan untuk bisa menerima transfer dana. Yang juga tak kalah sering, pesan singkat yang mengaku dari perusahaan marketplace yang mengatakan kamu menang undian dan meminta kamu mengklik tautan.

Atau, yang baru-baru ini ramai ialah tag massal website pornografi di Facebook.

Jika dirunut, itu merupakan metode phising yang bertujuan mencuri data kredensial kamu di tautan yang dikirim. Phising hampir dipakai sebagai metode awal di banyak bentuk cybercrime, maka kamu perlu waspada dengan teknik ini.

Cara mencegah tertipu oleh modus seperti ini ialah:

  • Aktifkan two factor authentication untuk akun medsos.
  • Hati-hati membocorkan email, username, password di website yang mencurigakan.
  • Jangan mudah mengklik tautan tidak jelas.
  • Lakukan pemblokiran alamat email yang mengirimkan phising atau akun medsos yang melakukan tag ke website tidak jelas, lalu laporkan.

 

Baca juga: Belajar dari Pandemi, Saatnya Menata Lagi Kebutuhan Asuransi

 

Perkembangan teknologi memang seperti dua mata pisau yang memberikan keuntungan, sekaligus risiko. Kamu perlu mengenali aktivitas mencurigakan di internet agar tidak terjebak penipuan. Agar kamu tetap tenang di tengah perkembangan kejahatan di dunia maya, jangan lupa lindungi diri dengan asuransi jiwa. Dengan memiliki asuransi jiwa, kamu telah menyiapkan bekal untuk keluarga tercinta dalam mengantisipasi risiko tutup usia yang bisa datang kapan saja. Selamat beraktivitas di dunia maya. Stay safe!

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023