Tips Menghindari Penyakit Rentan
yang Muncul saat Puasa

7 April 2023 | Allianz Indonesia
Berbagai jenis penyakit rentan muncul saat berpuasa di bulan Ramadan akibat perubahan pola makan dan tentunya waktu istirahat. Yuk, cari tahu cara menghindarinya dengan tips berikut! 
Ramadan adalah bulan suci bagi umat muslim di seluruh dunia, di mana umat muslim berpuasa dari fajar hingga terbenamnya matahari sebagai salah satu kewajiban dalam menjalankan ibadah.
 
Sayangnya, tidak jarang banyak orang yang menjadikan waktu buka puasa sebagai momen 'balas dendam'. Seperti dengan mengonsumsi makanan tanpa memperhatikan nutrisi, porsi, hingga bersih tidaknya makanan yang dikonsumsi.
 
Tanpa disadari, kebiasaan ini dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan tubuh dan meningkatkan risiko munculnya berbagai penyakit.
 
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis penyakit yang paling rentan muncul selama Ramadan dan bagaimana cara menghindarinya.
Selain memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, ibadah puasa Ramadan juga memiliki risiko penyakit yang muncul apabila tidak dijalankan sesuai anjuran. Dilansir dari laman resmi Siloam Hospitals dan Halodoc, terdapat beberapa jenis penyakit yang terjadi saat kamu menjalankan puasa.
 
1. Gastroenteritis/GEA
Gastroenteritis atau umumnya dikenal dengan istilah muntaber adalah peradangan pada saluran pencernaan, termasuk lambung dan usus yang disebabkan karena infeksi virus atau bakteri.
 
Konsumsi makanan yang tidak higienis atau makanan yang terlalu berat saat sahur dan buka puasa bisa membuat tubuh lebih rentan terkena penyakit ini.
 
Untuk itu, kamu perlu menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Lebih dari itu, cucilah tangan sebelum menyentuh makanan atau minuman, pastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam kondisi segar dan matang, serta hindari makanan yang terlalu berat dan tidak higienis.
 
Selain itu, jangan lupa untuk selalu menjaga asupan cairan yang cukup. Kalau kamu mengalami muntaber secara berkepanjangan atau berat, segera konsultasikan dengan dokter.
 
Hal ini juga dibuktikan dari data Allianz Life Indonesia bahwa selama bulan Ramadan tahun 2022, Allianz menerima lebih dari 1.900 pengajuan klaim terkait dengan gastroenteritis.
 
 
2. Dispepsia
Merupakan kondisi tidak nyaman pada perut bagian atas karena penyakit asam lambung atau maag. Pada umumnya, dispepsia merupakan gejala awal dari suatu penyakit pencernaan yang harus diwaspadai, karena apabila dibiarkan secara terus menerus, maka akan menjadi penyakit yang serius.
 
Puasa yang diikuti dengan makan berlebihan saat berbuka dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung dan mengiritasi lapisan dinding lambung, yang akhirnya memicu naiknya asam lambung.
 
Untuk itu, sebaiknya hindari makan berlebihan saat berbuka puasa dan sahur. Pilih makanan yang mudah dicerna, rendah lemak, tinggi serat, dan hindari makanan pedas, tinggi asam, dan berlemak tinggi.
 
Jangan menyegerakan tidur atau berbaring setelah makan, beri jeda sekitar 2-3 jam sebelum tidur. Kalau kamu mengalami gejala asam lambung naik secara terus-menerus, konsultasikan dengan tenaga medis untuk penanganan yang tepat.
 
Meskipun terlihat sebagai penyakit yang ringan, namun Allianz Life Indonesia juga menerima hampir 1.600 pengajuan klaim terkait dengan penyakit dispepsia.
 
3. Dehidrasi 
dehidrasi
Dehidrasi adalah kondisi di mana tubuh kehilangan cairan lebih banyak dari yang diperoleh. Selama puasa Ramadan yang berlangsung sepanjang hari, konsumsi cairan menjadi terbatas, sehingga risiko dehidrasi menjadi tinggi.
 
Dehidrasi dapat menyebabkan gejala seperti mulut kering, pusing, lemas, serta penurunan fungsi ginjal dan pencernaan. Dehidrasi yang berlarut-larut dapat menjadi masalah serius, terutama bagi anak-anak, orang tua, dan individu dengan kondisi kesehatan yang kurang baik.
 
Untuk menghindari dehidrasi selama puasa Ramadan, penting untuk menjaga asupan cairan yang cukup saat sahur dan berbuka puasa. Pilih minuman yang mengandung air, elektrolit, dan nutrisi, seperti minum air putih, air kelapa, jus buah, atau sup kaldu. Hindari minuman yang tinggi gula dan kafein, karena dapat meningkatkan risiko dehidrasi. 
 
4. Sakit Kepala
Salah satu penyakit yang umum dijumpai dan rentan terjadi saat puasa adalah sakit kepala. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan sakit kepala saat puasa antara lain perubahan pola makan, perubahan aktivitas dan rutinitas tidur, dehidrasi, serta perubahan kadar gula darah.
 
Kekurangan cairan selama puasa dapat mempengaruhi sirkulasi darah ke otak, sehingga meningkatkan risiko sakit kepala.
 
Oleh karena itu, penting untuk menjaga asupan cairan dalam tubuh, tidur yang cukup dan berkualitas, serta mengatur pola makan dengan bijaksana. Hindari makan berlebihan saat berbuka puasa dan sahur, serta pilih makanan yang sehat dan bergizi.
 
Jika sakit kepala sudah tak tertahankan, konsultasikan dengan tenaga medis untuk penilaian lebih lanjut dan pengobatan yang sesuai.
 
5. Hipoglikemia 
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi di mana kadar gula darah dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Selama berpuasa, ketika terjadi penundaan makan dan minum selama berjam-jam, risiko hipoglikemia dapat meningkat, terutama bagi kamu yang memiliki diabetes atau masalah gula darah lainnya.
 
Penurunan asupan makanan dan perubahan pola makan selama puasa dapat mengganggu kontrol gula darah dan menyebabkan hipoglikemia.
 
Untuk mencegah hipoglikemia selama Ramadan, konsultasikan dengan dokter sebelum berpuasa, terutama untuk kamu yang memiliki gangguan kesehatan seperti diabetes atau masalah gula darah lainnya. Dokter dapat memberikan rekomendasi dosis obat atau insulin yang tepat untuk menghindari hipoglikemia.
 
Selain itu, pilih makanan yang tepat saat berbuka dan sahur, seperti makanan rendah indeks glikemik yang dapat meningkatkan kadar gula darah secara perlahan dan stabil.
 
Hindari makanan manis atau berlemak tinggi yang dapat meningkatkan kadar gula darah secara cepat, diikuti oleh penurunan tajam.
 
Pilih makanan yang kaya serat, protein, dan karbohidrat kompleks, serta pastikan asupan makanan cukup saat berbuka dan sahur untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil selama puasa Ramadan.
 
6. Gangguan Tidur
Gangguan Tidur
Perubahan pola tidur selama puasa Ramadan, terutama terjaga pada malam hari untuk sahur, dapat mengakibatkan gangguan tidur seperti insomnia.
 
Kurangnya tidur yang cukup dapat mengganggu kualitas tidur dan membuat tubuh merasa lelah dan kurang bertenaga selama puasa.
 
Agar tidak terkena penyakit atau gangguan tidur selama Ramadan, penting untuk menjaga pola tidur yang teratur.
 
Cobalah untuk tidur pada waktu yang sama setiap hari, termasuk saat berbuka puasa dan sahur, untuk membantu tubuh beradaptasi dengan perubahan pola tidur.
 
Hindari tidur larut malam atau terlalu cepat. Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman, seperti ruangan yang gelap, tenang, dan sejuk, serta hindari stimulasi seperti gadget atau layar elektronik sebelum tidur.
 
Hindari konsumsi makanan atau minuman yang dapat merangsang tubuh, seperti makanan berat, kafein, atau minuman bersoda, menjelang waktu tidur.
 
Sebagai langkah preventif dalam menjalani puasa dengan nyaman dan aman, memiliki alat proteksi atau perlindungan seperti asuransi kesehatan menjadi sangat penting. Salah satu produk asuransi kesehatan yang dapat dipertimbangkan adalah Allisya Care Premier Plus dari Allianz Syariah.
 
Allisya Care Premier Plus dari Allianz menawarkan opsi plan dan wilayah perlindungan yang beragam, sesuai dengan kebutuhan. Dengan Allisya Care Premier Plus, kamu bisa melengkapi perlindunganmu dengan beragam manfaat yang komprehensif.
 
Allisya Care Premier Plus juga menyediakan berbagai macam layanan yang praktis untuk membantu memenuhi kebutuhanmu. Layanan rawat jalan berupa tanya dokter dan beli obat online, serta klaim online tanpa ribet melalui Allianz eAZy Connect.
 
Untuk mengetahui informasi selengkapnya, kamu bisa cek di sini. Allisya Care Premier Plus siap memberikan perlindungan kesehatan yang komprehensif selama bulan puasa Ramadan dan sepanjang tahun untukmu dan keluarga tercinta.
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023