Makan Berlemak Tanpa Cemas? Yuk Simak Tipsnya!

21 Mei 2019 | Allianz Indonesia
Saat bulan Ramadan dan Idulfitri, banyak makanan lezat yang jadi menu favorit kita satu tahun sekali. Meski makanan favoritmu mengandung kolestrol tinggi, bukan berarti kamu tidak bisa menyantapnya dengan tenang. Ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan supaya bisa makan dengan tenang.

Di bulan suci Ramadan, mayoritas umat muslim menjalankan ibadah puasa dengan menahan lapar dan dahaga selama lebih dari 12 jam. Kendati demikian, aktivitas harian termasuk kegiatan bekerja ke kantor, kuliah, maupun ke tempat-tempat tujuan lainnya tetap dilakukan.

Waktu-waktu untuk sahur dan buka puasa pun jadi ditunggu-tunggu. Dengan pola makan yang berubah, jenis makanan pastinya menyesuaikan. Apalagi, menu-menu makanan restoran maupun jajanan khas Ramadan mulai bermunculan. 

Nah, tentunya kamu jadi semakin ingin menyantap makanan-makanan berkalori tinggi, berlemak jenuh tinggi, dan juga manisan yang menggoda tersebut, bukan? Terutama menjelang buka puasa. Ditambah lagi, godaan makanan itu tak hanya berhenti pada saat bulan puasa, karena setelahnya tiba lah Idulfitri.

Hari Raya Idulfitri ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Selain bisa berkumpul bersama seluruh anggota keluarga, kita juga bisa merayakannya dengan makan sepuasnya setelah satu bulan penuh menahan lapar dan dahaga. 

Pastinya, bukan hal yang aneh jika di rumah kamu tersedia makanan yang lezat untuk merayakan hari istimewa ini. Makanan-makanan bersantan seperti ketupat, lontong, sate, gule, opor ayam, dan masih banyak lagi sudah tersedia di meja makan untuk disantap bersama keluarga. Nah, dari makanan lezat tersebut sudah pasti ada yang mengandung lemak.

 

Lemak baik dan lemak jahat

Lemak terbagi menjadi dua jenis, yakni lemak baik dan lemak jahat. Mengutip buku The New Fat-loss Not Weight-loss: Gemuk Tapi Ramping (2015), lemak baik adalah lemak yang kalau kita konsumsi akan membuat tubuh menjadi semakin sehat. Lemak yang baik akan membantu tubuh melakukan proses pembakaran lemak secara optimal.

Selain itu, ada lemak yang jahat untuk kesehatan, yakni lemak jenuh yang banyak kita temui saat bulan Ramadan maupun Hari Raya Idulfitri. Misalnya, ayam berlapis tepung terigu yang digoreng dengan minyak sayur seperti pada fast food.

Jenis lemak inilah yang dapat membahayakan kesehatan Anda, karena dapat meningkatkan risiko terkena beberapa penyakit seperti, penyakit jantung, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh kelebihan berat badan. Tapi tentu kamu ingin tetap bisa makan enak tanpa rasa takut, 'kan?

Makan enak tanpa rasa takut

Nah, menurut Kementerian Kesehatan, ada beberapa tips agar ibadah puasa kamu berjalan lancar lho. Pertama-tama, batasi makanan berlemak jenuh seperti goreng-gorengan terutama saat berbuka puasa. Kemudian, mulai berbuka dengan air hangat dan makanan manis yang berasal dari buah-buahan seperti kurma, pisang, dan lain sebagainya. Serta, tentu saja kita harus memperbanyak minuman air mineral. 

Ingat, jangan langsung ingin melahap semuanya yang ada di depan mata kamu. Ada baiknya isi perut hingga kenyang secara bertahap, misalnya dengan mengonsumsi makanan yang ringan saat awal berbuka puasa.

Imbangi dengan olahraga

Untuk menjaga agar kondisi tubuh tetap bugar, kamu juga bisa berolahraga minimal 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam seminggu. Tidak perlu yang terlalu berat kok, cukup olahraga ringan seperti jalan kaki, jogging, senam, atau bersepeda saat menjelang waktu berbuka puasa atau setelah solat Subuh.

Bila pola makan sudah sehat dan olahraga sudah teratur diharapkan daya tahan tubuh kita lebih kuat saat puasa. Tak hanya itu, risiko mengalami serangan penyakit dadakan tentunya jadi lebih rendah. Nah, setelah semuanya sudah kamu lakukan, nggak ada salahnya jika kamu juga memberikan perlindungan ekstra terhadap diri sendiri dengan membeli asuransi kesehatan.

Misalnya saja Flexi CI, asuransi tambahan dari Allianz Indonesia. Asuransi tambahan ini dapat memberikan proteksi bagi kamu terhadap risiko hingga 168 kondisi penyakit kritis. Nah, jika tertanggung sebagai pencari nafkah terdiagnosis menderita penyakit kritis pertama kali, keluarga tertanggung akan mendapatkan tambahan santunan.

Selain itu, ada asuransi tambahan lainnya yakni Payor Benefit atau pembebasan premi yang merupakan manfaat tambahan untuk nasabah apabila pemegang polis mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, seperti cacat tetap, sakit kritis, atau meninggal dunia. Dengan Payor, jika kondisi-kondisi yang disebutkan tadi terjadi pada kamu, Allianz Indonesia akan membayarkan sisa premi hingga mencapai usia 65 tahun. Sehingga, keluarga yang ditinggalkan akan tetap mendapatkan manfaatnya.

Nah, kita sudah tahu tips-tips apa saja agar tak perlu khawatir untuk makan enak dan bebas saat bulan Ramadan maupun Idulfitri. Bulan yang suci ini juga merupakan momentum yang tepat lho bagi kamu untuk memulai pola hidup sehat agar dibulan-bulan berikutnya sudah mulai bisa menikmati hidup dengan lebih sehat.  Tentunya masa depanmu bisa terjaga bila terproteksi dengan  perlindungan yang tepat.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023