Ingin Jadi Investor? Kenali Jenis-Jenis Investasi Ini

26 Desember 2019 | Allianz Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam beberapa tahun terakhir berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan khususnya di kalangan milenial.

Inklusi keuangan sendiri merupakan suatu kondisi di mana setiap anggota masyarakat mempunyai akses terhadap berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas, tepat waktu, lancar, dan aman dengan biaya terjangkau sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.

Saat ini, inklusi keuangan di Indonesia terhitung masih rendah dibanding dengan rata-rata negara di Asia Timur dan wilayah Pasifik. Berdasarkan data World Bank Global Findex 2017, orang dewasa di Indonesia yang telah memiliki rekening tabungan baru mencapai 48,9%.

Angka ini terbilang rendah, dibanding negara di Asia Timur dan Pasifik yang mencapai 70,6%. Padahal, pemerintah menargetkan tingkat inklusi keuangan di Indonesia bisa meningkat sampai 75%.

Salah satu cara mencapai inklusi keuangan adalah dengan memperkenalkan jenis-jenis investasi yang ada, hanya saja banyak masyarakat yang sampai saat ini belum dapat menentukan tujuan keuangan ke depan baik jangka pendek maupun panjang.

Untuk itu, diperlukan perencanaan keuangan yang lebih matang, baik dalam menentukan tujuan dan jenis investasinya. Setelah menentukan tujuan dan jangka waktu investasi, baru kita dapat mengetahui jenis investasi yang tepat.

 

Baca Juga: Susun Perencanaan Keuanganmu Dengan 6 Aspek Ini

 

Berikut jenis-jenis investasi yang bisa kamu pertimbangkan:

Tabungan dan Deposito Bank

Untuk meminimalisir risiko kehilangan uang, kamu bisa menabung ke bank. Sebab pada dasarnya menabung adalah sebuah kegiatan memisahkan sejumlah uang untuk disimpan. Nantinya, uang tersebut masih dapat digunakan sewaktu-waktu jika diperlukan.

Adapula produk investasi di bank melalui deposito, ini adalah produk simpanan di bank yang penyetorannya maupun penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu (tenor) tertentu saja. Berbeda dengan tabungan, deposito menawarkan bunga yang lebih tinggi.

Saat ini bunga deposito di bank berkisar antara 5% sampai 7% per tahun dari jumlah investasi. Sedangkan bunga tabungan berkisar antara 0,5% sampai 3% per tahun. Kisaran suku bunga ini akan dipengaruhi oleh suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral secara berkala.

 

Baca Juga: Menabung Saja Tidak Cukup, Ini Pentingnya Punya Dana Darurat

 

Logam Mulia dan Valas

emas maupun valuta asing (valas) dapat menjadi pilihan untuk melakukan diversifikasi bentuk asset lancar yang dapat memberikan stabilitas di saat ekonomi dalam keadaan berfluktuasi. diversifikasi pada kedua instrumen itu sering dianggap sebagai safe haven alias fluktuasinya minim dibandingkan instrumen lainnya.

Adapun jenis investasi logam mulia yang paling popular adalah investasi emas. Investasi logam mulia emas karena mudah dijual kapan saja saat kamu membutuhkan dana.

Sedangkan valas merupakan investasi berbentuk jual beli mata uang. Ada beberapa jenis investasi valuta asing. Salah satunya adalah investasi tradisional (beli di bank pada harga rendah dan jual pada harga tinggi).

Valas jadi dapat menguntungkan bila kita dapat memperhitungkan waktu yang tepat dalam menaruh investasinya. Beberapa mata uang yang jadi acuan valas yakni dolar Amerika Serikat, euro, dan poundsterling.

Hal yang perlu dipertimbangkan dari kedua instrument ini adalah pertumbuhan nilainya tidak akan terlalu tinggi meskipun jika dilihat secara harga pertumbuhannya bisa cukup menggiurkan. 

Reksadana dan Saham

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana atau modal yang asalnya dari investor, dan diinvestasikan dalam bentuk portofolio investasi. Kewenangan menginvestasikan modal tersebut ke dalam bentuk portofolio dilakukan oleh perusahaan perantara yang disebut Manajer Investasi (MI).

Reksadana pasar uang biasanya berisikan instrument SBI maupun deposito. Tingkat risiko dari jenis investasi yang satu ini bisa dibilang paling rendah. Kemudian reksadana pendapatan tetap merupakan investasi melalui instruen efek utang yang memiliki komponen kupon yang secara berkala akan menambah nilai investasi dari reksadana ini secara keseluruhan. Investor tidak akan akan menerima pendapatan secara periodik namun akan menikmati pertumbuhan nilai dari reksadana pendapatan tetap yang dimiliki.

Sementara itu saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular untuk jangka panjang. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Tentunya dari semua instrument investasi di atas, saham dapat memberikan potensi imbalan keuntungan paling besar namun diimbangi risiko yang paling tinggi pula dibandingkan dengan instrument lain. Meski begitu untuk jangka panjang instrumen ini masih memiliki potensi pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan instrumen lainnya. 

Dari pilihan investasi tersebut alangkah baik bila kita bijak melihat kemampuan dana dan resiko yang kita ambil. Jadi, mau pilih jenis investasi yang mana?

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023