Allianz Indonesia Selenggarakan Diskusi Ekonomi 2023 Tentang Potensi Inflasi-Resesi dan Dampaknya Bagi Asuransi & Media

Untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai dampak yang bisa terjadi dan bagaimana persiapan yang harus dilakukan, Allianz Indonesia kembali mengelar media discussion dengan mengangkat tema “Economic Outlook 2023 and Inflation-Recession Pressure: What does it mean for Insurance and Media Industry.” 

20 Desember 2022 | Allianz Indonesia

Jakarta, 20 Desember 2022 – Masa pandemi telah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan mulai memasuki masa recovery. Namun di tengah perbaikan kondisi, kembali muncul tantangan baru yang hadir dari level global, yakin ancaman resesi global dan inflasi. Tentunya kondisi ini dapat memberikan dampak bagi Indonesia, termasuk bagi industri asuransi dan media. 

Untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai dampak yang bisa terjadi dan bagaimana persiapan yang harus dilakukan, Allianz Indonesia kembali mengelar media discussion dengan mengangkat tema “Economic Outlook 2023 and Inflation-Recession Pressure: What does it mean for Insurance and Media Industry.” Melalui tema ini, Allianz ingin memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai potensi risiko di 2023 dan bagaimana cara mengantisipasinya.

Potensi Risiko Volatilitas Ekonomi Global

Mengawali pemaparan, “Prospek Ekonomi 2023 Global dan Nasional” yang disampaikan oleh Poltak Hotradero sebagai Business Development Advisor Indonesia Stock Exchange, menyebutkan bahwa  efek riak dari invasi Rusia ke Ukraina, pengetatan moneter AS, dan perlambatan ekonomi di China akan membebani ekonomi tahun depan, dengan potensi pertumbuhan global melambat menjadi hanya 2,7%, menunjukkan tren perlambatan dari 2021 yang sebesar 6% dan di 2022 sebesar 3,2%. Hal ini dapat menghasilkan beberapa risiko yang membentuk volatilitas ekonomi global. “Potensi risiko yang kemungkinan besar terjadi dan memiliki dampak yang sangat tinggi, berupa cuaca, dimana musim dingin memperburuk krisis energi Eropa. Musim dingin 2022/23 di Eropa akan berlangsung berat dan akan sangat tergantung pada ketersediaan gas dan batu bara. Pada keadaan ini inflasi di Eropa masih akan bertahan tinggi didorong harga energi serta akan menekan konsumsi serta ekonomi,” ujar Poltak.

Poltak menambahkan bahwa cuaca ekstrem dapat juga menambah lonjakan harga komoditas dan memicu kerawanan pangan global. Kekeringan parah dan gelombang panas di Eropa, Cina, India, dan AS pada tahun 2022 berkontribusi terhadap kenaikan harga beberapa bahan makanan. Selain itu, invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina berdampak pada terhambatnya pasokan gas alam dan selanjutnya penurunan produksi pupuk dunia.

Tanpa pemulihan pasokan gas alam dan pupuk, siklus tanam berbagai komoditas di tahun 2023 dapat terdampak terutama pada negara-negara miskin di Afrika dan Timur Tengah. 

Di negara-negara maju, perlambatan ekonomi dapat semakin dalam, mengakibatkan jatuhnya pasar aset yang akan membebani pertumbuhan global. Di pasar negara berkembang, kenaikan suku bunga dapat mendorong depresiasi mata uang yang ekstrem dan meningkatkan risiko gagal bayar utang negara (seperti yang terjadi di Sri Lanka pada bulan April).

Poltak menyimpulkan, “Secara umum, negara-negara di dunia mengalami lonjakan inflasi. Lonjakan inflasi dipicu oleh meningkatnya aktivitas ekonomi dan meningkatnya volume uang hasil stimulus ekonomi Pandemi berbagai negara. Untuk menekan lonjakan inflasi, berbagai Bank Sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga, untuk menyerap likuiditas pasar uang yang berlebih dan mengendalikan ekspektasi inflasi. Kenaikan suku bunga biasanya akan memicu perlambatan aktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini akan berlangsung hingga tingkat inflasi berada di bawah target Bank Sentral. Indikator utama: Inflasi Inti (Core Inflation).  Pada iklim seperti ini berbagai lembaga keuangan akan cenderung lebih berhati-hati sekaligus mendorong efisiensi operasional.”

Trend Minat Nasabah Asuransi dan Kesadaran Masyarakat

Mewakili Allianz, Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia menjelaskan, bahwa kenaikan inflasi di berbagai negara, termasuk inflasi medis yang menyebabkan biaya pengobatan meningkat, kenaikan suku bunga yang agresif oleh Bank Sentral Amerika, kondisi geopolitik dan kebijakan Zero Covid China telah membuat kondisi ekonomi 2022 penuh dengan volatilitas.

“Hal ini tentunya membawa dampak terhadap industri asuransi, sehingga pendapatan premi asuransi mengalami penurunan. Nasabah juga akan semakin berhati-hati dan menyesuaikan pilihan subdana sesuai profil risiko,” papar Made.

Meskipun terjadi penurunan permintaan terhadap asuransi, namun kesadaran akan pentingnya asuransi tetap ada, khususnya dalam jangka panjang. Nasabah akan semakin selektif dan kritis ketika akan membeli produk asuransi. Nasabah juga akan semakin memperhatikan dari polis yang dimiliki, apakah proteksi dan nilai investasinya sudah cukup.

“Untuk 2023, Allianz melihat bahwa volatilitas ekonomi global masih akan berlanjut. Walaupun mungkin tetap ada gejolak, namun jauh lebih tenang. Selain itu, kami juga optimis pada kondisi ekonomi Indonesia yang masih cukup kuat dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. Allianz juga melihat bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki proteksi asuransi akan terus meningkat dan diiringi dengan keinginan untuk memahami produk asuransi yang sudah dimiliki”, tambah Made. 

Salah satu upaya untuk terus mengedukasi dan meningkatkan pemahaman mengenai asuransi adalah dengan menggandeng media sebagai partner dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, di antaranya dengan menggelar Allianz Journalist Writing Competition 2022. 

Allianz Journalist Writing Competition 2022 berhasil mengumpulkan lebih dari 2.800 pemberitaan seputar asuransi yang diterbitkan antara Januari hingga November 2022. Pemenang terbaik dari kategori cetak, online dan foto telah dipilih berdasarkan penilaian para dewan juri, yakni Poltak Hotradero, Business Development Advisor Indonesia Stock Exchange, Maria Y. Benyamin, selaku Editor in Chief Bisnis Indonesia dan Melly Riana Sari, Founder INA Photo Agency & Pewarta Foto & Editor at MATA Magz. 

Allianz Indonesia memberikan apresiasi kepada rekan-rekan media yang telah mendukung kegiatan edukasi asuransi, melalui beragam pemberitaan yang telah diangkat selama tahun 2022. 

Meskipun pemberitaan yang diterbitkan sudah banyak, tetap marak berbagai informasi salah yang muncul dari sumber yang tidak terpercaya, khususnya di platform media sosial. Terkait hal ini, media memiliki peran penting untuk memberikan informasi yang tepat sehingga bisa menjadi referensi dan sumber terpercaya bagi masyarakat. 

Mengkomentari hal ini, Maria Y. Benyamin, Editor in Chief Bisnis Indonesia menyampaikan, 

“Media memiliki peran penting dalam menyediakan informasi yang objektif, mulai dari pemilihan narasumber hingga melakukan verifikasi agar berita yang dihasilkan valid dan kredibel. Melalui pendekatan ini, media dapat menjadi pelengkap dan penyeimbang atas berita-berita yang muncul, terutama di media sosial.” 

Allianz akan terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya proteksi asuransi dan untuk itu akan melakukan berbagai insiatif serta bekerja sama dengan berbagai pihak, khususnya media. 

“Allianz Indonesia berkomitmen melindungi lebih banyak masyarakat Indonesia, dan salah satu upaya untuk mencapainya adalah dengan terus melakukan literasi keuangan dan edukasi mengenai asuransi. Kami yakin bahwa dengan kolaborasi yang kuat antara pelaku industri, media dan juga pemerintah, akan semakin banyak masyarakat Indoensia yang bisa teredukasi dan terproteksi,” tutup Made.

Tentang Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Pada tahun 1989, Allianz mendirikan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, perusahaan asuransi umum. Kemudian, Allianz memasuki bisnis asuransi jiwa, kesehatan dan dana pensiun dengan mendirikan PT Asuransi Allianz Life Indonesia di tahun 1996. Di tahun 2006, Allianz Utama dan Allianz Life memulai bisnis asuransi syariah.

Kini Allianz Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300 karyawan dan lebih dari 34.000 tenaga pemasar dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya. Saat ini, Allianz menjadi salah satu asuransi terkemuka di Indonesia yang dipercaya untuk melindungi lebih dari 8,3 juta tertanggung.

Tentang Allianz di Asia
Asia adalah salah satu wilayah pertumbuhan inti untuk Allianz, yang ditandai dengan keragaman budaya, bahasa dan adat istiadat. Allianz telah hadir di Asia sejak 1910, menyediakan asuransi kebakaran dan maritim di kota-kota pesisir Tiongkok. Saat ini, Allianz aktif di 16 pasar di wilayah tersebut, menawarkan beragam asuransi dengan bisnis inti pada asuransi kerugian, asuransi jiwa, perlindungan dan solusi kesehatan, dan manajemen aset. Dengan lebih dari 36.000 staf, Allianz melayani kebutuhan lebih dari 21 juta nasabah di wilayah ini melalui berbagai saluran distribusi dan platform digital.

Tentang Grup Allianz
Allianz Group adalah perusahaan asuransi dan manejemen aset terkemuka di dunia dengan 100 juta nasabah individu dan perusahaan di lebih dari 70 negara. Nasabah Allianz mendapatkan manfaat dari berbagai layanan asuransi individu dan kumpulan, mulai dari asuransi properti, jiwa dan kesehatan, sampai layanan bantuan asuransi kredit dan asuransi bisnis secara global. Allianz adalah salah satu investor terbesar di dunia, dengan dana kelolaan nasabah asuransi lebih dari 790 miliar Euro. Sementara manajer aset kami, PIMCO dan Allianz Global Investors mengelola aset tambahan sebesar 1,7 triliun Euro milik pihak ketiga. Berkat integrasi sistematik ekologis dan kriteria sosial pada proses bisnis dan keputusan investasi, Allianz memegang posisi terdepan untuk perusahaan asuransi dalam Dow Jones Sustainable Index. Pada tahun 2020, Allianz Group memiliki lebih dari 150.000 karyawan dan meraih total pendapatan 140 miliar Euro serta laba operasional sebesar 10,8 miliar Euro.