Benarkah Diet Intermittent Fasting
Tingkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular? 

15 April 2024 | Allianz Indonesia
Ingin diet menggunakan meode intermittent fasting, tapi ternyata berisiko? Pahami dulu hal ini sebelum mencoba memulai intermittent fasting.
Salah satu metode diet yang cukup populer adalah puasa intermitten atau intermittent fasting (IF). Metode ini diklaim membantu menurunkan berat badan dan bahkan memberikan manfaat kesehatan lainnya. Namun, baru-baru ini sebuah penelitian mengejutkan terungkap: puasa intermittent justru meningkatkan risiko penyakit jantung. Benarkah demikian?
 
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, yuk kita pahami dulu apa itu puasa intermittent dan bagaimana cara melakukannya.
Berbeda dengan diet pada umumnya yang fokus pada porsi atau jenis asupan yang kamu konsumsi, intermittent fasting (IF) justru berfokus pada kapan waktunya kamu bisa makan.
 
Dilansir dari laman resmi Rumah Sakit Mitra Keluarga, ada beberapa metode puasa intermittent yang bisa kamu pilih, dengan durasi puasa yang berbeda-beda. Berikut beberapa metodenya:
 
1. Metode 16/8
Metode ini populer karena jam makannya cukup panjang dan mudah diterapkan bagi pemula. Kamu berpuasa selama 16 jam, dan bebas makan selama 8 jam. Contohnya, kamu bisa berhenti makan jam 8 malam dan baru makan lagi jam 12 siang besoknya.
 
2. Metode Eat-Stop-Eat
Metode ini cocok bagi kamu yang ingin berpuasa dalam waktu singkat tapi dengan efek yang lebih intens. Kamu berpuasa 24 jam sekali atau dua kali seminggu. Di luar waktu puasa, kamu bebas makan dan minum seperti biasa.
 
3. Metode Alternate Day Fasting
Metode ini membutuhkan komitmen yang lebih tinggi karena durasi puasanya lebih panjang. Kamu berpuasa 36 jam sekali atau dua kali seminggu. Saat berpuasa, perbanyak minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi.
 
4. Metode Warrior IF
Metode ini bisa kamu lakukan jika ingin memaksimalkan efek pembakaran lemak dan meningkatkan fokus. Kamu berpuasa 20 jam dan makan selama 4 jam. Saat makan, fokuslah pada makanan sehat dan bergizi untuk memaksimalkan manfaatnya. 
Sebuah analisis dipresentasikan dalam Epidemiology and Prevention dalam Lifestyle and Cardiometabolic Scientific Sessions 2024 oleh American Heart Association. Melansir dari IDN Times, para peneliti dari Shanghai Jiao Tong University School of Medicine di China menemukan fakta menarik, orang yang mengonsumsi makanan kurang dari 8 jam per hari memiliki risiko 91% lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular dalam jangka waktu rata-rata 8 tahun, dibandingkan dengan orang yang makan selama 12–16 jam.
 
 
Durasi makan selama 8 jam ini dikaitkan dengan metode diet intermittent fasting yaitu 16/8. Akan tetapi, penemuan ini dianggap kontroversial dan mendapat pertanyaan kritis dari berbagai ahli. Mereka menyoroti bahwa studi tersebut memiliki beberapa keterbatasan dan mengimbau publik agar tidak menerima hasil studi tersebut begitu saja. Salah satu kelemahan yang ditekankan adalah kurangnya informasi mengenai jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh partisipan dalam penelitian selama periode makan mereka. Hal ini karena faktor risiko gaya hidup lainnya seperti aktivitas fisik dan kebiasaan merokok juga berperan dalam risiko penyakit kardiovaskular.
 
Oleh karena itu, hasil penelitian ini masih belum teruji akurat untuk menyatakan bahwa diet intermittent fasting bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan kadiovaskular seperti penyakit jantung. Masih diperlukan lebih banyak penelitian yang lebih lengkap dan observasi jangka panjang untuk benar-benar memahami dampak diet intermittent fasting terhadap kesehatan jantung kita ke depannya.
Ada beberapa tips dari Medical News Today untukmu agar diet IF yang kamu jalani tetap aman dan bisa terhindar dari segala risiko penyakit yang siap mengintai, termasuk penyakit kardiovaskular.
 
1. Konsisten dengan Jadwal yang Sudah Kamu Pilih
Beberapa ahli menyarankan untuk menyelesaikan makan di sore hari karena metabolisme tubuh melambat setelahnya. Tapi, kamu bisa menyelesaikannya dengan jadwalmu. Pastikan kamu tidak makan 2-3 jam sebelum waktu tidur agar tidur lebih nyenyak.
 
2. Konsumsi Makanan Gizi Seimbang
Meskipun intermittent fasting tidak mengatur jenis makanan tertentu, fokuslah pada makanan bergizi dan batasilah makanan cepat saji. Berikut pilihannya:
  • Buah, sayur, dan biji-bijian
  • Sumber protein seperti daging unggas, ikan, kacang-kacangan, tahu, produk susu, dan telur
  • Lemak sehat seperti buah atau minyak zaitun dan buah alpukat. 
Kombinasi asupan tersebut kaya serat yang akan membantu kamu merasa kenyang dalam waktu yang lebih lama dari biasanya. 
 
3. Perbanyak Minum Air Putih
Minum air putih secara teratur untuk menjaga hidrasi. Agar lebih nikmat dan membantu detoksifikasi tubuh, kamu bisa menambahkan irisan lemon, jeruk nipis, atau mentimun ke dalam air putih. Selain air putih, kamu juga bisa minum teh tawar dan kopi tanpa gula.
 
4. Lakukan Mindful Eating dan Meditasi
Saat makan, fokuslah pada rasa, aroma, dan tekstur makanan. Kunyah makanan dengan perlahan dan nikmati setiap suapan. Hindari gangguan seperti menonton TV atau bermain gadget saat makan. Mindful eating membantu kamu makan dengan lebih sedikit dan merasa lebih puas. 
 
Sementara meditasi membantu menenangkan pikiran dan tubuh, sehingga kamu lebih mudah mengendalikan rasa lapar. Lakukan meditasi selama 10-15 menit setiap hari, terutama selama periode puasa.
 
 
Meski aman, diet intermittent fasting (IF) tidak cocok untuk penderita diabetes, orang dengan gangguan gula darah/tekanan darah rendah, sedang dalam pengobatan tertentu, kekurangan berat badan, program hamil, dan gangguan haid berlebihan.
 
Jadi, untuk kamu yang akan melakukan diet intermittent fasting jangan lupa untuk tetap jaga pola makan sehat dan olahraga rutin ya! Alangkah baiknya, jika kamu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan diet IF aman untukmu. 
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023