Berbuka Puasa dengan yang Manis,
Apakah Berisiko Diabetes?

13 Maret 2024 | Allianz Indonesia
Siapa yang tidak tergoda dengan es teh, es buah, atau kolak saat berbuka puasa? Namun, apakah tradisi menyantap makanan manis ini dapat meningkatkan risiko diabetes? Simak infonya, berikut.
Ramadan tiba, dan buka puasa menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu. Banyak dari kita yang suka berbuka dengan yang manis-manis, seperti kolak, es buah, atau es teh. Tapi pernahkah kamu bertanya-tanya, apakah kebiasaan berbuka puasa dengan makanan manis bisa meningkatkan risiko terkena diabetes?
Saat kita berpuasa, tubuh kita mengalami perubahan metabolisme untuk menyesuaikan diri, karena selama beberapa jam tertentu, tubuh kita tidak menerima asupan, baik makanan maupun minuman. Salah satu hal yang perlu kita perhatikan saat berpuasa adalah berbuka dengan makanan manis yang ternyata bisa memengaruhi kadar gula darah dalam tubuh kita.
 
Kadar gula darah adalah jumlah glukosa yang terdapat dalam darah, dan juga merupakan sumber energi utama tubuh kita. Nah, ketika kita makan, terutama makanan yang manis, kadar gula darah kita akan naik. Hal ini karena makanan manis mengandung gula yang cepat diserap oleh tubuh.
 
Lantas, berapa kadar gula normal orang yang berpuasa? Dilansir dari laman Halodoc, orang yang berpuasa setidaknya selama 11-16 jam, kadar gula dalam darah akan menurun dan kurang dari 100 miligram per desiliter. Dua jam kemudian setelah makan atau berbuka, kadar gula darah akan naik lagi menjadi kurang dari 140 miligram per desiliter.
Berdasarkan informasi yang dirangkum dari laman Kompas, ternyata mengonsumsi makanan manis saat berbuka puasa itu dianjurkan, lho. Namun, pastikan kamu mengonsumsi dalam porsi yang cukup, dan tidak berlebihan. Takjil berupa makanan manis memberikan beberapa manfaat termasuk menyeimbangkan kembali kadar gula dalam tubuh yang sempat menurun, berikut manfaat lainnya:
 
Sumber Energi Utama
Glukosa berperan sebagai bahan bakar primer dalam tubuh, yang lebih efektif dibandingkan lemak dan protein. Selama berpuasa, kadar gula dalam tubuh cenderung menurun, sehingga dapat menyebabkan rasa lelah. Karena itu, mengonsumsi hidangan manis saat berbuka puasa penting untuk mengembalikan kadar gula dan energi yang hilang. 
 
Mudah Diproses oleh Tubuh
Makanan manis ternyata lebih mudah diproses oleh tubuh. Oleh karena itu, berbuka dengan makanan manis cukup disarankan karena dapat dengan cepat mengisi ulang energi yang terkuras selama berpuasa dan membantu mempercepat metabolisme.
 
Meningkatkan Perasaan Bahagia
Mengonsumsi makanan manis tidak hanya enak, tapi juga memiliki manfaat umum lainnya. Karbohidrat, yang mengandung glukosa, mendorong otak untuk memproduksi hormon serotonin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan mood dan memberikan perasaan bahagia.
 
Meningkatkan Fungsi Otak
Kita memerlukan asupan glukosa sekitar 400 kalori setiap hari dari sumber alami. Otak, yang membutuhkan glukosa sebagai sumber energi, akan berfungsi lebih baik jika kita mengonsumsi makanan manis dalam jumlah yang tepat, termasuk saat berpuasa. Hal ini dapat membantu mengembalikan fokus dan konsentrasi.
 
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua makanan atau minuman manis cocok sebagai pengganti energi. Penting untuk memilih jenis pemanis dan mempertimbangkan nilai gizi yang ada di dalamnya. Sebagai contoh, buah-buahan seperti kurma adalah pilihan yang baik untuk berbuka karena mengandung gula alami. 
Tak ada yang berdampak baik apabila berlebihan, termasuk mengonsumsi makanan manis saat berbuka. Berikut ini adalah beberapa risiko kesehatan yang bisa muncul akibat konsumsi gula berlebihan menurut laporan Halodoc:
 
1. Diabetes
Diabetes adalah salah satu risiko kesehatan terbesar yang terkait dengan konsumsi gula berlebih. Meskipun faktor genetik juga memainkan peranan penting, pola makan tinggi gula dapat meningkatkan risiko diabetes. Penyakit ini bisa menjadi lebih berbahaya jika terjadi komplikasi dengan kondisi kesehatan lain.
 
 
2. Obesitas
Salah satu penyebab utama obesitas adalah penumpukan lemak di berbagai area tubuh, dan salah satu faktor yang berperan besar adalah gula. Penumpukan lemak ini tidak hanya meningkatkan berat badan tetapi juga bisa memicu masalah kesehatan serius, seperti gangguan pada jantung.
 
3. Kerusakan Gigi
Gula merupakan salah satu penyebab utama kerusakan gigi. Bakteri dalam mulut mengubah gula menjadi asam, yang kemudian mengikis enamel gigi, menyebabkan gigi berlubang dan masalah gigi lainnya. Selain itu, gula juga dapat menyebabkan pembentukan plak dan karang gigi, yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan penyakit gusi dan kerusakan gigi yang lebih serius. 
Masih dari laman yang sama, berikut adalah beberapa saran untuk membantu kamu mengelola asupan gula selama bulan puasa:
 
1. Pilih Makanan Sahur yang Tepat
Saat sahur, hindari mengonsumsi makanan dengan kandungan gula tinggi. Sebaiknya, pilih makanan yang membuat kamu merasa kenyang lebih lama, seperti makanan yang kaya akan serat, karbohidrat kompleks, dan protein. Makanan seperti ini akan membantu mengurangi rasa lapar dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.
 
2. Atur Asupan Gula Harian
Cobalah untuk mengatur jumlah konsumsi gula setiap hari. Sebagai contoh, jika kamu berencana mengonsumsi enam sendok teh gula dalam sehari, bagi asupannya menjadi dua sendok teh saat sahur dan empat sendok teh untuk waktu berbuka dan setelahnya.
 
3. Kurangi Gula dalam Minuman
Saat minum teh atau kopi, usahakan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan tambahan gula. Sebagai alternatif, minumlah air putih atau minuman tanpa pemanis untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama berpuasa. Jika kamu ingin minum sesuatu yang manis, batasi jumlahnya agar asupan gula harianmu tidak berlebihan. 
 
4. Pilih Camilan Sehat
Gantikan camilan manis seperti biskuit dan kue kering dengan buah-buahan segar. Buah-buahan tidak hanya menyediakan gula alami tetapi juga serat dan nutrisi penting lainnya.
 
 
Berbuka puasa dengan yang manis itu tidak masalah asal kita tahu batasannya. Ada banyak manfaat yang kita dapat saat mengonsumsi makanan manis sesuai takarannya, namun apabila berlebih maka bahaya pun siap mengintai, tak terkecuali risiko terkena diabetes. Ingat, bahwa kesehatan itu penting, dan mencegah lebih baik daripada mengobati. Yuk, kita nikmati momen berbuka puasa dengan cara yang lebih sehat! 
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023