Yuk, Mengenal Profesi Perencana Keuangan yang Tengah Hits!

24 September 2019 | Allianz Indonesia
Profesi financial planner atau perencana keuangan semakin populer saat ini. Penasaran siapa mereka dan seperti apa pekerjaannya? Pelajari di sini, yuk!

Apa yang ada dalam pikiran kamu ketika mendengar kata "financial planner" alias perencana keuangan? Mungkin yang terlintas adalah sosok yang rajin membagikan saran-saran penting seputar pengelolaan keuangan agar seseorang bisa mewujudkan kondisi finansial sejahtera.

Harus diakui, profesi perencana keuangan atau financial planner di Indonesia belum sepopuler profesi dokter atau pilot sebagaimana banyak kita kenal.

Boleh dibilang, financial planner termasuk jenis profesi kekinian yang baru dikenal khalayak belakangan ini seiring kehadiran perusahaan jasa keuangan asing dan firma perencana keuangan independen.

Popularitas profesi ini juga tidak bisa dilepaskan dari tren penguatan kelas menengah di Indonesia. Kelompok middle class di Indonesia yang menikmati produktivitas ekonomi menghadapi berbagai tantangan finansial agar mampu mewujudkan mimpi keuangan sejahtera. Pendapatan yang besar membutuhkan pengelolaan tepat agar bisa bermanfaat optimal. 

Hanya saja, di Indonesia literasi finansial masih terbilang rendah sehingga tidak jarang muncul cerita kalangan berpendapatan memadai justru gagal mewujudkan keuangan sejahtera.

Inilah yang membuat profesi perencana keuangan semakin dibutuhkan, yakni untuk membantu seseorang mengelola dan merencanakan keuangannya supaya bisa meraih tujuan keuangan yang diinginkan agar terwujud. 

Pentingnya perencanaan keuangan

Perencanaan keuangan dibutuhkan oleh setiap orang supaya mampu mewujudkan kondisi finansial yang diharapkan. Yaitu sehat dan sejahtera. Nyatanya, hampir di setiap siklus kehidupan seseorang, perencanaan keuangan selalu dibutuhkan. 

Sebagai contoh, ketika kamu pertama kali memasuki dunia kerja (first jobber), perlahan kamu mulai melepaskan diri dari ketergantungan finansial pada orang tua. Di sini kamu akan membutuhkan perencanaan keuangan agar tujuan-tujuan keuangan seperti kebutuhan biaya menikah kelak atau pembelian rumah pertama, bisa tercapai.

Perencanaan keuangan akan semakin dibutuhkan ketika kamu memasuki masa awal kehidupan pernikahan, menjadi orang tua hingga kelak memasuki masa pensiun. Ketika menjadi orang tua, misalnya, tantangan finansialnya sudah pasti semakin banyak.

Mulai dari kewajiban mencukupi kebutuhan sehari-hari anak, menyiapkan kebutuhan dana pendidikan anak kelak. Tak lupa, kebutuhan proteksi sebagai cara mengelola risiko finansial keluarga. 

Di tahap-tahap kehidupan itu, kehadiran financial planner profesional bisa membantu kamu agar lebih mudah mengelola keuangan dengan menetapkan tujuan-tujuan finansial yang hendak dicapai. Perencanaan keuangan dapat menjadi alat penting bagi kamu agar bisa mencapai kebutuhan keuangan di masa kini dan masa depan. 

Di mana kesemuanya itu ditujukan supaya kamu bisa mewujudkan kebebasan keuangan alias financial freedom yaitu kondisi bebas dari utang, memiliki arus pendapatan tetap dari investasi yang kamu lakukan, lunas kredit perumahan dan tak lupa terproteksi secara finansial sampai kelak di masa pensiun.

Mengenal si Financial Planner

Secara sederhana, perencana keuangan adalah seorang profesional yang membantu individu atau keluarga dalam menghadapi berbagai macam keuangan melalui perencanaan keuangan yang tepat. Seorang perencana keuangan bukan hanya membantu kamu membenahi manajemen arus kas, perencanaan proteksi asuransi ataupun tujuan keuangan jangka pendek. Bidang keuangan yang juga menjadi ranah financial planner juga mencakup perencanaan hari tua, perencanaan investasi, perencanaan pajak hingga perencanaan distribusi kekayaan.

Ada dua jenis perencana keuangan di Indonesia. Pertama, perencana keuangan independen yaitu financial planner yang tidak terikat atau bekerja pada institusi atau perusahaan tertentu. Kedua, perencana keuangan terikat (tied) yakni perencana keuangan yang bekerja atau terikat pada institusi tertentu seperti perusahaan asuransi jiwa, bank atau perusahaan sekuritas. 

Untuk menjadi seorang financial planner, seseorang harus memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan oleh Financial Planning Standards Board (FPSB). Ada tiga standar baku FPSB yang dipersyaratkan bila seseorang ingin menjadi seorang perencana keuangan bersertifikasi atau Certified Financial Planner (CFP). Yaitu, Standar Kompetensi melalui pendidikan (education) dan ujian (examination), lalu Standar Etika yang terdiri atas 8 prinsip Etika dan 37 Peraturan Etika. Terakhir, yakni Standar Praktik yang tecermin dalam 6 langkah proses perencanaan keuangan CFP.

Standar kompetensi seorang profesional menurut Scottish Credit and Qualification Framework harus mencakup hal-hal berikut ini, yaitu pengetahuan dan pemahaman, praktik, kognitif dan keahlian dalam angka, keahlian komunikasi dan keahlian pekerjaan. Jadi, seorang perencana keuangan tidak cukup bila hanya memiliki bekal pengetahuan dan pemahaman tentang keuangan semata. Financial planner juga perlu memiliki kompetensi dari segi keahlian dalam angka dan berkomunikasi. 

Bukan cuma itu, dalam melakukan pekerjaannya, seorang financial planner dibatasi juga dengan etika kerja yang ketat. Di antaranya, seorang perencana keuangan harus mendahulukan kepentingan nasabah, dilarang memberi saran di mana dia tidak memiliki kompetensi di situ, tidak boleh memberikan saran yang menyesatkan, wajib menjaga kerahasiaan informasi nasabah, dan lain sebagainya. Bila sampai terjadi pelanggaran terhadap standar etika tersebut, sertifikasi CFP seorang perencana keuangan bisa dibatalkan.

Cara kerja financial planner

Dalam menjalankan jasanya, seorang perencana keuangan umumnya melakukan enam tahap dalam perencanaan keuangan sebagai berikut:

Pertama, menetapkan tujuan keuangan. Penentuan target keuangan sangat penting agar perencanaan keuangan bisa sukses dijalankan. Di tahap ini financial planner akan membantu kamu mengidentifikasi apa saja tujuan keuangan yang ingin kamu capai. Tujuan keuangan pun diarahkan agar spesifik sehingga bisa dibuatkan strategi pencapaiannya.

Kedua, mengumpulkan data yang relevan. Selanjutnya, financial planner perlu mengumpulkan data dan informasi yang relevan dan memadai dari nasabah. Mulai dari informasi arus kas bulanan dan tahunan, kepemilikan aset dan kewajiban, profil risiko nasabah, dan data relevan lain yang dibutuhkan agar perencana keuangan bisa mendefinisikan situasi nasabah dan apa yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan keuangan.

Di tahap ini, seorang nasabah harus siap memberikan waktu dan komitmen untuk membagi informasi selengkapnya pada perencana keuangan kendati mungkin informasi tersebut sejatinya sangat rahasia dan menyakitkan bila diungkapkan.

Ketiga, menganalisa data. Perencana keuangan akan menganalisa data-data nasabah yang sudah terkumpul sehingga bisa menentukan kaitan antara kondisi nasabah dengan target yang hendak dicapai. 

Keempat, mengembangkan suatu rencana untuk mencapai target. Di tahap ini perencana keuangan membuatkan rencana keuangan yang realistis berdasarkan kondisi keuangan obyektif nasabah dengan tujuan keuangan yang hendak dicapai.

Rencana keuangan yang dikembangkan harus spesifik mencakup siapa yang melakukan, apa yang harus dilakukan, kapan dan dengan sumber mana itu akan dilakukan. Di sini, financial planner juga bisa memberikan rekomendasi produk atau instrumen keuangan yang bisa membantu si nasabah mencapai tujuan keuangannya.

Kelima, menerapkan rencana. Ini tahap krusial karena sebagus apapun perencanaan keuangan tapi bila tidak dijalankan, akan berakhir sia-sia. Financial planner bertanggung jawab untuk melihat penerapan rencana keuangan tersebut oleh nasabah secara benar. 

Keenam, memonitor rencana. Ini adalah tahap terakhir di mana financial planner perlu memonitor rencana nasabah. Bisa dengan evaluasi rutin tiap enam bulan atau setahun sekali. Evaluasi tersebut penting untuk melihat apakah ada rencana atau strategi yang perlu diubah seiring perubahan kondisi si nasabah atau sudah seberapa efektif rencana keuangan dijalankan.

Dengan begitu, perencanaan keuangan dapat berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan utama yaitu membantu nasabah mewujudkan keuangan sesuai keinginan.

Nah, sudah tahu kan tugas perencana keuangan.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023