8 Tips agar Aman dari Pencurian Data Pribadi Secara Online

26 Juni 2020 | Allianz Indonesia
Dibalik semua kemudahan bertansaksi dan belanja online saat ini, ada juga hal yang perlu diwaspadai yaitu pencurian data pribadi. Berikut tips agar terlindungi dari pencurian data.

Pencurian data bisa terjadi ketika seseorang dengan sukarela memberikan data pribadi, tanpa menyadari bahwa data tersebut akan disalahgunakan. Namun bisa juga terjadi ketika pelaku meretas akun untuk memperoleh data pribadi.

Seperti yang terjadi baru-baru ini. Jutaan data pribadi pelanggan e-commerce dicuri dan diperjualbelikan di situs gelap. Kejadian ini tidak hanya sekali saja terjadi. Hal ini mengungkap bahwa data pribadi yang tersimpan di platform digital saat ini sangat rentan dicuri. Padahal masyarakat semakin bergantung pada platform digital, terutama di tengah pandemi COVID-19.

Bisa dibilang, kita tidak bisa menghindar dari memberikan informasi pribadi kepada pihak ketiga. Namun kita bisa mengupayakan untuk menjaga kerahasiaannya dengan cara berikut.

 

Baca juga: Masalah Kesehatan yang Patut Kamu Waspadai Akibat Kebanyakan Duduk saat Bekerja

 

1. Jangan terima setiap permintaan pertemanan di media sosial

Ubah setelan akun media sosial Anda menjadi private. Setiap orang yang ingin terkoneksi dengan Anda harus melalui review terlebih dahulu. Jika mencurigakan, tolak permintaannya.
Anda juga sebaiknya tidak terlalu banyak memberikan informasi pribadi di laman profil. Hal ini untuk mencegah penipu mengakses informasi personal.

2. Jangan klik tautan mencurigakan

Jika menerima email yang tampak mencurigakan, sebisa mungkin jangan klik tautan apapun atau membuka lampiran dalam surel tersebut. Peretas mungkin mencuri data username dan password akun Anda jika mengklik tautan tersebut.

3. Jangan gunakan password tanggal lahir atau password yang terlalu mudah

Biasanya platform online menganjurkan agar pengguna memiliki password yang terdiri dari kombinasi huruf, angka, huruf kapital, dan simbol. Hal ini agar password tidak bisa ditebak dengan mudah.

Sebaliknya password dengan kombinasi angka yang terlalu mudah seperti 111111 atau 123456 atau berisi angka tanggal lahir, sangat mudah ditebak. Pada tahun 2016, akun Twitter Mark Zuckerberg pernah diretas karena kata kunci ‘dadada’ yang dia gunakan terlalu mudah ditebak. 

Selain memilih password yang tidak terlalu mudah, jangan lupa untuk mengganti password secara berkala.

4. Pastikan keamanan jaringan yang digunakan

Walaupun terkesan bisa berselancar sepuasnya tanpa menguras paket data, ada bahaya yang mengintai pada jaringan WiFi publik. Memakai jaringan WiFi publik tidak selalu aman, karena sangat rentan disusupi hacker jahat yang mencuri data pribadi.

Jangan gunakan WiFi publik terutama saat melakukan transaksi pembayaran atau membuka akun bank.

5. Selalu perhatikan keamanan situs

Pastikan situs yang kamu kunjungi dimulai dengan alamat https:// untuk menjamin keamanan situs. Pertukaran data dalam situs HTTPS terjaga dari pengubahan dan pencurian.

6. Manfaatkan penggunaan notifikasi login

Notifikasi login berguna untuk menginformasikan jika ada pihak tak dikenal yang berusaha masuk ke akun Anda. Notifikasi tersebut biasanya masuk lewat email dengan menerangkan jenis gawai, lokasi, dan waktu terjadinya login.

7. Aktifkan otentikasi dua langkah

Otentikasi dua langkah merupakan langkah verifikasi tambahan untuk masuk ke akun. Salah satu otentikasi dua langkah yang paling sering digunakan adalah kode OTP yang dikirim melalui SMS atau telepon.

8. Jangan simpan data kartu kredit di akun online shop

Seringkali, karena alasan tidak mau ribet, banyak orang yang menyimpan data kartu kredit di akun online shop, sehingga saat akan bertransaksi tidak perlu memasukkan nomor kartu lagi. 
Akan tetapi, langkah ini sangat rawan pembobolan.

Jangan pernah menyimpan data seperti nomor kartu kredit, nama lengkap, nomor CVV di situs e-commerce manapun. Jika menemukan transaksi mencurigakan, segera laporkan ke bank penerbit kartu kredit.

 

Baca juga: Begini Trik Aman Memakai Kartu Kredit saat Liburan

 

Yang tidak kalah penting, jangan membagikan informasi nama gadis ibu kandung. Nama gadis ibu kandung sering dipakai oleh bank atau institusi finansial lain untuk melakukan verifikasi identitas melalui telepon. Jika data ini bocor, pelaku dapat menggunakan data tersebut untuk memalsukan identitas penelepon.

Mari mulai sadar dan waspada untuk menjaga keamanan data pribadi.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023